Thursday, May 31, 2007

Komentar, 31 Mei 2007
Inkiriwang ajak eks pengungsi di Manado pulang
Mari Pulang, Bangun Kembali Poso Bersama

Bupati Poso Drs Piet Inkiri-wang memboyong rombongan Pemkab dan Tokoh Masyara-kat Poso ke Manado, Rabu (30/05). Di ibukota Sulawesi Utara, Inkiriwang cs seusai bertatap muka dengan Guber-nur Sulut Drs SH Sarunda-jang, selanjutnya menggelar pertemuan dengan ratusan eks pengungsi Poso, di rumah kediamannya di bilangan Karombasan. Dalam pertemuan dengan Gubernur Sarundajang yang digelar di Ruang Huyula, Kan-tor Gubernur Sulut, Inkiri-wang dan Puluhan Tokoh Ma-syarakat Poso sempat bertu-kar pikiran dengan Sarunda-jang soal pola kerukunan yang diterapkan Sarundajang di Sulut maupun ketika di-percayakan sebagai Penjabat Gubernur Maluku Utara.“ Banyak hal yang kami ba-has dalam pertemuan terse-but itu, dan salah satu hal yang nyata, bahwa keruku-nan yang ada di Bumi Nyiur Melambai telah lama ada dan telah banyak memberi kon- tribusi nyata bagi kehidupan perdamaian di daerah ini,” ungkap Inkiriwang di sela-sela pertemuan tersebut Bahkan mantan Kapolres Bitung ini mengakui kalau kerukunan di Sulut telah menjadi pionir bagi bangsa Indonesia. Oleh sebab itu selama satu setengah tahun menjabat Bupati Poso, In-kiriwang mengaku telah ba-nyak mengadopsi pola keru-kunan di Sulut, selanjutnya diimplementasikan di Poso. “ Karena itu kedatangan kami di Sulut bertujuan untuk mencari masukan, arahan se-kaligus petunjuk dari Guber-nur Sarundajang yang telah berpengalaman memimpin daerah konflik seperti Malut dan Maluku,” ucapnya.Sementara itu, Gubernur Sarundajang sendiri mengaku sempat prihatin dengan peristiwa yang melanda Poso, menurutnya ketika Poso masih memanas, dirinya bersama-sama masyarakat Sulut terus berdoa agar konflik Poso segera berakhir. “Sudah lama saya ingin berdialog dengan masya-rakat dan pemerintah Poso soal penanganan konflik di Poso, namun baru kali ini terwujud, dan terus terang saya sangat berterima kasih kepada Bupati dan Tokoh-tokoh masyarakat Poso yang mau mengadakan studi banding di daerah ini,” tandas Sarundajang sembari menambahkan bahwa dalam waktu dekat ini dirinya be-rencana akan mengunjungi Poso. Sementara itu Inkiriwang menyempatkan diri menemui warga Poso dan mengajak warga Poso yang mengungsi, agar bisa pulang dan mem-bangun kembali Poso, daerah yang memiliki semboyan ‘Sintuwu Marosok’ (persatuan yang kuat) secara bersama-sama, karena situasi di sana sudah terkendali dan kon-dusif. “Saya mengajak warga saya untuk kembali dan bangun da-erah kita. Kondisi di sana sudah sangat kondusif dan aman,” ajak Mantan Kapolres Bitung ini. Ditambahkan Inkiriwang yang juga mantan legislator Minsel dari Partai Demokrat ini, Pemkab Poso memberi banyak kemudahan bagi warga yang ingin kembali, seperti peruma-han yang sudah banyak diba-ngun, lapangan pekerjaan dan kemudahan lainnya. “Di sana sudah dibangun dan diresmikan rumah seba-nyak 1.009 unit dan akan ditambah sebanyak 1.300 lagi. Untuk lapangan peker-jaan, honda PNS tahun 2006 sebanyak 999. siapa tahu, ada nama-nama kalian. Dan tahun 2007 ini, akan direkrut PNS sebanyak ribuan. Belum lagi lapangan pekerjaan lain-nya di bidang swasta dan per-tanian serta bidang lainnya. Tak itu saja, transportasi me-nuju Poso akan disediakan,” tambah Inkiriwang.Dari dialog yang kental de-ngan nuansa Poso karena se-ring menggunakan bahasa daerah setempat kemarin, ratusan pengungsi antusias dan optimis ingin kembali dan membangun Poso bersama. “Saya lahir dengan darah Po-so. Saya ingin berpartisipasi membangun daerah dan salut atas pemerintah yang sudah membuat Poso menjadi kon-dusif. Saya mohon banyak ke-mudahan, sebab kami sudah rindu Poso,” ujar salah se-orang pengungsi saat dialog.Dari rombongan yang dibo-yong Inkiriwang, tak hanya unsur dari pemkab namun, tokoh masyarakat, tokoh aga-ma, tua-tua adat di antara-nya, Ketua MUI Poso, Ketua BKSAUA, Yahya Mangun, Ketua Adat sekaligus Ketua Pokja, Drs Y Santo Daeng Raja, Pdt Kamcahi dari KGST, Gembala Gereja Pantekosta, Pdt Ticoalu dan tokoh-tokoh pemuda yang dulunya Korlap saat kerusuhan seperti Ibrahim (Ketua Pemuda Al Khairat), Hasan Lumi (ketua LSM), Muhan, (Tokoh Pemuda dari Mapane Poso Pesisir) dan lainnya, ikut serta dalam stu-di banding di Manado ini. Sementara itu Kabag Info-kom yang juga Jubir Bupati, Amir Kiat SH mengatakan, selain tatap muka dengan eks pengungsi, pihaknya meng-gelar studi banding di Manado untuk melihat dari dekat ke-rukunan dan pembangunan yang ada di Manado. “Lihat saja, daerah sekitar kacau terus, namun di Manado tetap aman karena kerukunan ma-syarakatnya sangat kental,” ujar Kiat. Sesuai jadwal, dari rombongan yang berjumlah 50 orang ini, Kamis (31/05) ini akan mengunjungi Bukit Kasih di Minahasa dan Jumat esok akan melihat potensi wisata Bunaken.TERORPada bagian lain, Inkiriwang mengatakan, para pelaku teror yang telah sadar, telah direkrut pemerintah Poso untuk dibeka-li. Mereka diberikan pelatihan-pelatihan untuk membuka lapa-ngan kerja. Tak itu saja, ada da-na yang diberikan untuk modal agar keterampilan yang dulunya merakit bom dan sejenisnya dirubah menjadi keterampilan-keterampilan khusus agar me-reka dapat bekerja secara baik. “Iya, kami sudah merekrut se-banyak 300-an anggota mantan teroris. Mereka akan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan seperti montir, penjahit dan lainnya agar mereka dapat bekerja kembali. Tak itu saja, ada dana untuk dijadikan modal bagi mereka agar dapat bekerja,” ujar bupati yang sukses menciptakan suasana kondusif di Poso.(mon)

Komentar, 31 Mei 2007
Inkiriwang ajak eks pengungsi di Manado pulang
Mari Pulang, Bangun Kembali Poso Bersama

Bupati Poso Drs Piet Inkiri-wang memboyong rombongan Pemkab dan Tokoh Masyara-kat Poso ke Manado, Rabu (30/05). Di ibukota Sulawesi Utara, Inkiriwang cs seusai bertatap muka dengan Guber-nur Sulut Drs SH Sarunda-jang, selanjutnya menggelar pertemuan dengan ratusan eks pengungsi Poso, di rumah kediamannya di bilangan Karombasan. Dalam pertemuan dengan Gubernur Sarundajang yang digelar di Ruang Huyula, Kan-tor Gubernur Sulut, Inkiri-wang dan Puluhan Tokoh Ma-syarakat Poso sempat bertu-kar pikiran dengan Sarunda-jang soal pola kerukunan yang diterapkan Sarundajang di Sulut maupun ketika di-percayakan sebagai Penjabat Gubernur Maluku Utara.“ Banyak hal yang kami ba-has dalam pertemuan terse-but itu, dan salah satu hal yang nyata, bahwa keruku-nan yang ada di Bumi Nyiur Melambai telah lama ada dan telah banyak memberi kon- tribusi nyata bagi kehidupan perdamaian di daerah ini,” ungkap Inkiriwang di sela-sela pertemuan tersebut Bahkan mantan Kapolres Bitung ini mengakui kalau kerukunan di Sulut telah menjadi pionir bagi bangsa Indonesia. Oleh sebab itu selama satu setengah tahun menjabat Bupati Poso, In-kiriwang mengaku telah ba-nyak mengadopsi pola keru-kunan di Sulut, selanjutnya diimplementasikan di Poso. “ Karena itu kedatangan kami di Sulut bertujuan untuk mencari masukan, arahan se-kaligus petunjuk dari Guber-nur Sarundajang yang telah berpengalaman memimpin daerah konflik seperti Malut dan Maluku,” ucapnya.Sementara itu, Gubernur Sarundajang sendiri mengaku sempat prihatin dengan peristiwa yang melanda Poso, menurutnya ketika Poso masih memanas, dirinya bersama-sama masyarakat Sulut terus berdoa agar konflik Poso segera berakhir. “Sudah lama saya ingin berdialog dengan masya-rakat dan pemerintah Poso soal penanganan konflik di Poso, namun baru kali ini terwujud, dan terus terang saya sangat berterima kasih kepada Bupati dan Tokoh-tokoh masyarakat Poso yang mau mengadakan studi banding di daerah ini,” tandas Sarundajang sembari menambahkan bahwa dalam waktu dekat ini dirinya be-rencana akan mengunjungi Poso. Sementara itu Inkiriwang menyempatkan diri menemui warga Poso dan mengajak warga Poso yang mengungsi, agar bisa pulang dan mem-bangun kembali Poso, daerah yang memiliki semboyan ‘Sintuwu Marosok’ (persatuan yang kuat) secara bersama-sama, karena situasi di sana sudah terkendali dan kon-dusif. “Saya mengajak warga saya untuk kembali dan bangun da-erah kita. Kondisi di sana sudah sangat kondusif dan aman,” ajak Mantan Kapolres Bitung ini. Ditambahkan Inkiriwang yang juga mantan legislator Minsel dari Partai Demokrat ini, Pemkab Poso memberi banyak kemudahan bagi warga yang ingin kembali, seperti peruma-han yang sudah banyak diba-ngun, lapangan pekerjaan dan kemudahan lainnya. “Di sana sudah dibangun dan diresmikan rumah seba-nyak 1.009 unit dan akan ditambah sebanyak 1.300 lagi. Untuk lapangan peker-jaan, honda PNS tahun 2006 sebanyak 999. siapa tahu, ada nama-nama kalian. Dan tahun 2007 ini, akan direkrut PNS sebanyak ribuan. Belum lagi lapangan pekerjaan lain-nya di bidang swasta dan per-tanian serta bidang lainnya. Tak itu saja, transportasi me-nuju Poso akan disediakan,” tambah Inkiriwang.Dari dialog yang kental de-ngan nuansa Poso karena se-ring menggunakan bahasa daerah setempat kemarin, ratusan pengungsi antusias dan optimis ingin kembali dan membangun Poso bersama. “Saya lahir dengan darah Po-so. Saya ingin berpartisipasi membangun daerah dan salut atas pemerintah yang sudah membuat Poso menjadi kon-dusif. Saya mohon banyak ke-mudahan, sebab kami sudah rindu Poso,” ujar salah se-orang pengungsi saat dialog.Dari rombongan yang dibo-yong Inkiriwang, tak hanya unsur dari pemkab namun, tokoh masyarakat, tokoh aga-ma, tua-tua adat di antara-nya, Ketua MUI Poso, Ketua BKSAUA, Yahya Mangun, Ketua Adat sekaligus Ketua Pokja, Drs Y Santo Daeng Raja, Pdt Kamcahi dari KGST, Gembala Gereja Pantekosta, Pdt Ticoalu dan tokoh-tokoh pemuda yang dulunya Korlap saat kerusuhan seperti Ibrahim (Ketua Pemuda Al Khairat), Hasan Lumi (ketua LSM), Muhan, (Tokoh Pemuda dari Mapane Poso Pesisir) dan lainnya, ikut serta dalam stu-di banding di Manado ini. Sementara itu Kabag Info-kom yang juga Jubir Bupati, Amir Kiat SH mengatakan, selain tatap muka dengan eks pengungsi, pihaknya meng-gelar studi banding di Manado untuk melihat dari dekat ke-rukunan dan pembangunan yang ada di Manado. “Lihat saja, daerah sekitar kacau terus, namun di Manado tetap aman karena kerukunan ma-syarakatnya sangat kental,” ujar Kiat. Sesuai jadwal, dari rombongan yang berjumlah 50 orang ini, Kamis (31/05) ini akan mengunjungi Bukit Kasih di Minahasa dan Jumat esok akan melihat potensi wisata Bunaken.TERORPada bagian lain, Inkiriwang mengatakan, para pelaku teror yang telah sadar, telah direkrut pemerintah Poso untuk dibeka-li. Mereka diberikan pelatihan-pelatihan untuk membuka lapa-ngan kerja. Tak itu saja, ada da-na yang diberikan untuk modal agar keterampilan yang dulunya merakit bom dan sejenisnya dirubah menjadi keterampilan-keterampilan khusus agar me-reka dapat bekerja secara baik. “Iya, kami sudah merekrut se-banyak 300-an anggota mantan teroris. Mereka akan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan seperti montir, penjahit dan lainnya agar mereka dapat bekerja kembali. Tak itu saja, ada dana untuk dijadikan modal bagi mereka agar dapat bekerja,” ujar bupati yang sukses menciptakan suasana kondusif di Poso.(mon)

Komentar, 31 Mei 2007
Inkiriwang ajak eks pengungsi di Manado pulang
Mari Pulang, Bangun Kembali Poso Bersama

Bupati Poso Drs Piet Inkiri-wang memboyong rombongan Pemkab dan Tokoh Masyara-kat Poso ke Manado, Rabu (30/05). Di ibukota Sulawesi Utara, Inkiriwang cs seusai bertatap muka dengan Guber-nur Sulut Drs SH Sarunda-jang, selanjutnya menggelar pertemuan dengan ratusan eks pengungsi Poso, di rumah kediamannya di bilangan Karombasan. Dalam pertemuan dengan Gubernur Sarundajang yang digelar di Ruang Huyula, Kan-tor Gubernur Sulut, Inkiri-wang dan Puluhan Tokoh Ma-syarakat Poso sempat bertu-kar pikiran dengan Sarunda-jang soal pola kerukunan yang diterapkan Sarundajang di Sulut maupun ketika di-percayakan sebagai Penjabat Gubernur Maluku Utara.“ Banyak hal yang kami ba-has dalam pertemuan terse-but itu, dan salah satu hal yang nyata, bahwa keruku-nan yang ada di Bumi Nyiur Melambai telah lama ada dan telah banyak memberi kon- tribusi nyata bagi kehidupan perdamaian di daerah ini,” ungkap Inkiriwang di sela-sela pertemuan tersebut Bahkan mantan Kapolres Bitung ini mengakui kalau kerukunan di Sulut telah menjadi pionir bagi bangsa Indonesia. Oleh sebab itu selama satu setengah tahun menjabat Bupati Poso, In-kiriwang mengaku telah ba-nyak mengadopsi pola keru-kunan di Sulut, selanjutnya diimplementasikan di Poso. “ Karena itu kedatangan kami di Sulut bertujuan untuk mencari masukan, arahan se-kaligus petunjuk dari Guber-nur Sarundajang yang telah berpengalaman memimpin daerah konflik seperti Malut dan Maluku,” ucapnya.Sementara itu, Gubernur Sarundajang sendiri mengaku sempat prihatin dengan peristiwa yang melanda Poso, menurutnya ketika Poso masih memanas, dirinya bersama-sama masyarakat Sulut terus berdoa agar konflik Poso segera berakhir. “Sudah lama saya ingin berdialog dengan masya-rakat dan pemerintah Poso soal penanganan konflik di Poso, namun baru kali ini terwujud, dan terus terang saya sangat berterima kasih kepada Bupati dan Tokoh-tokoh masyarakat Poso yang mau mengadakan studi banding di daerah ini,” tandas Sarundajang sembari menambahkan bahwa dalam waktu dekat ini dirinya be-rencana akan mengunjungi Poso. Sementara itu Inkiriwang menyempatkan diri menemui warga Poso dan mengajak warga Poso yang mengungsi, agar bisa pulang dan mem-bangun kembali Poso, daerah yang memiliki semboyan ‘Sintuwu Marosok’ (persatuan yang kuat) secara bersama-sama, karena situasi di sana sudah terkendali dan kon-dusif. “Saya mengajak warga saya untuk kembali dan bangun da-erah kita. Kondisi di sana sudah sangat kondusif dan aman,” ajak Mantan Kapolres Bitung ini. Ditambahkan Inkiriwang yang juga mantan legislator Minsel dari Partai Demokrat ini, Pemkab Poso memberi banyak kemudahan bagi warga yang ingin kembali, seperti peruma-han yang sudah banyak diba-ngun, lapangan pekerjaan dan kemudahan lainnya. “Di sana sudah dibangun dan diresmikan rumah seba-nyak 1.009 unit dan akan ditambah sebanyak 1.300 lagi. Untuk lapangan peker-jaan, honda PNS tahun 2006 sebanyak 999. siapa tahu, ada nama-nama kalian. Dan tahun 2007 ini, akan direkrut PNS sebanyak ribuan. Belum lagi lapangan pekerjaan lain-nya di bidang swasta dan per-tanian serta bidang lainnya. Tak itu saja, transportasi me-nuju Poso akan disediakan,” tambah Inkiriwang.Dari dialog yang kental de-ngan nuansa Poso karena se-ring menggunakan bahasa daerah setempat kemarin, ratusan pengungsi antusias dan optimis ingin kembali dan membangun Poso bersama. “Saya lahir dengan darah Po-so. Saya ingin berpartisipasi membangun daerah dan salut atas pemerintah yang sudah membuat Poso menjadi kon-dusif. Saya mohon banyak ke-mudahan, sebab kami sudah rindu Poso,” ujar salah se-orang pengungsi saat dialog.Dari rombongan yang dibo-yong Inkiriwang, tak hanya unsur dari pemkab namun, tokoh masyarakat, tokoh aga-ma, tua-tua adat di antara-nya, Ketua MUI Poso, Ketua BKSAUA, Yahya Mangun, Ketua Adat sekaligus Ketua Pokja, Drs Y Santo Daeng Raja, Pdt Kamcahi dari KGST, Gembala Gereja Pantekosta, Pdt Ticoalu dan tokoh-tokoh pemuda yang dulunya Korlap saat kerusuhan seperti Ibrahim (Ketua Pemuda Al Khairat), Hasan Lumi (ketua LSM), Muhan, (Tokoh Pemuda dari Mapane Poso Pesisir) dan lainnya, ikut serta dalam stu-di banding di Manado ini. Sementara itu Kabag Info-kom yang juga Jubir Bupati, Amir Kiat SH mengatakan, selain tatap muka dengan eks pengungsi, pihaknya meng-gelar studi banding di Manado untuk melihat dari dekat ke-rukunan dan pembangunan yang ada di Manado. “Lihat saja, daerah sekitar kacau terus, namun di Manado tetap aman karena kerukunan ma-syarakatnya sangat kental,” ujar Kiat. Sesuai jadwal, dari rombongan yang berjumlah 50 orang ini, Kamis (31/05) ini akan mengunjungi Bukit Kasih di Minahasa dan Jumat esok akan melihat potensi wisata Bunaken.TERORPada bagian lain, Inkiriwang mengatakan, para pelaku teror yang telah sadar, telah direkrut pemerintah Poso untuk dibeka-li. Mereka diberikan pelatihan-pelatihan untuk membuka lapa-ngan kerja. Tak itu saja, ada da-na yang diberikan untuk modal agar keterampilan yang dulunya merakit bom dan sejenisnya dirubah menjadi keterampilan-keterampilan khusus agar me-reka dapat bekerja secara baik. “Iya, kami sudah merekrut se-banyak 300-an anggota mantan teroris. Mereka akan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan seperti montir, penjahit dan lainnya agar mereka dapat bekerja kembali. Tak itu saja, ada dana untuk dijadikan modal bagi mereka agar dapat bekerja,” ujar bupati yang sukses menciptakan suasana kondusif di Poso.(mon)

Wednesday, May 23, 2007

SUARA PEMBARUAN DAILY
Empat Kabupaten di Sulteng Krisis Premium

[PALU] Sejumlah empat kabupaten di Sulawesi Tengah (Sulteng) yakni Kabupaten Poso, Morowali, Tojo Una-una dan Banggai sejak dua pekan terakhir mengalami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) khususnya jenis premium.
Akibat kelangkaan tersebut harga premium di ke empat daerah ini melonjak tajam hingga Rp 10.000 per liter.
Pemantauan SP di Poso Selasa-Rabu (22-23/5) terjadi antrean panjang di dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di daerah bekas konflik tersebut. Warga yang antre mengeluh karena petugas SPBU lebih melayani permintaan melalui jerigen-jerigen dari pada kendaraan bermotor yang sudah menunggu hingga berjam-jam.
"Orang-orang yang membawa jerigen langsung dilayani, dan ada yang membawa sampai 3 jerigen satu orang, dan jumlah mereka banyak. Akhirnya bensin habis dan banyak pemilik kendaraan terpaksa pulang kosong tanpa memperoleh bensin," kata Bayu, seorang warga Poso.
Menyusul kelangkaan BBM tersebut harga premium di Poso di tingkat eceran melonjak hingga Rp 10.000 dari biasanya Rp 5.000 per liter.
"Para pemilik kios memanfaatkan dengan membeli di SPBU menggunakan jerigen lalu menjual dua kali lipat di tingkat eceran," ujar Bayu.
Di Morowali, Tojo Una-una dan Banggai juga mengalami krisis premium. Para pemilik kendaraan mulai resah karena walau sudah antre berjam-jam tapi tidak berhasil mendapatkan bahan bakar vital tersebut. Para pemilik moter ojek mengaku paling merasakan kelangkaan bensin tersebut.
"Sudah seminggu ini saya tidak bisa beroperasi karena tidak bisa dapat bensin. Kalaupun ada tapi harganya mahal sampai Rp 10.000 di eceran," ujar Hamid (34) seorang pengendara ojek di Luwuk, ibukota Banggai.
Membantah
Said, salah seorang petugas SPBU di Ampana, Tojo Una-una mengatakan kelangkaan bensin di SPBU-nya diakibatkan adanya pengurangan pasokan dari pihak Pertamina.
"Biasanya kita dapat jatah 3 mobil tangki dengan isi 15.000 liter tapi sejak tiga hari lalu dikurangi jadi 2 mobil tangki saja," ujar Said pada wartawan di Ampana Selasa.
Kelangkaan bensin tersebut juga memukul para pemilik sopir angkot di keempat wilayah itu. Mereka meminta pihak Pertamina menjelaskan kenapa terjadi kelangkaan dan meminta pelayanan di SPBU harus adil jangan mengutamakan para pemilik jerigen yang membeli di Pertamina lalu menjual lagi dengan harga mahal di tingkat eceran.
Pelaksana Harian Kepala Pertaminan Uni VII Depot Ampana, Satria yang ditanya tentang kelangkaan tersebut membantah adanya pengurangan pasokan premium dari Pertamina.
"Kelangkaan ini karena ada keterlambatan kapal yang masuk membawa BBM ke Ampana, tapi mungkin Rabu ini kapal sudah masuk sehingga stok lancar kembali," katanya.
Senada dengan itu Kepala Depot Pertamina Poso, Syahabuddin Latief mengatakan stok premium di Poso langka karena katerlambatan kapal yang menyuplai BBM ke daerah ini.
"Tapi saya jamin dalam dua hari lagi kelangkaan ini akan berakhir," katanya.
Palangaka Raya
Sementara itu, bahan bakar minyak (BBM) jenis premium menghilang dari kalangan pengecer di Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Semua pengecer yang membuka kios di pinggir jalan di dalam ibu kota provinsi ini terpaksa tutup.
Kendaraan roda dua pun terpaksa melakukan antrean panjang guna mendapat bensin di Stasiun Pengisian Bakar Umum (SPBU).
Menan (41), pengecer bensin di Jalan RA Kartini Palangka Raya kepada SP, Rabu (23/5) mengatakan, kios yang dipakai untuk mengecer bensin terpaksa ditutup. Semua SPBU tidak mau menjual kepada pengecer yang datang mengisi jeriken langsung ke SPBU.
Dikatakan, sejumlah SPBU sudah dia datangi, tetapi tidak satu pun yang mau mengisi jerikennya karena tidak ada lagi bensin persediaan untuk eceran, sehingga kios terpaksa ditutup saja, katanya.
Akibat tidak ada lagi pengecer bensin di pinggir jalan, sehingga semua kendaraan yang memerlukan bensin rela antre untuk mendapat bensin di SPBU.
Untuk mendapatkan minyak di SPBU pun tidak mudah harus antren panjang dan memakan waktu dua jam lebih baru bisa mendapatkan minyak mengisi kendaraan.
Udin (32), petugas SPBU di Jl Gobos Palangka Raya, mengatakan, tidak beroperasi dua mesin yang mereka gunakan karena persediaan minyak habis.
Hanya saja mereka tidak mengetahui persis apa penyebab hingga persediaan untuk kebutuhan distribusi di SPBU terlambat datang.
Antrean juga terlihat cukup panjang pada SPBU di Jalan RTA Milono, Jalan A Yani, Jalan S Parman, dan Jalan Cilik Riwut Palangka Raya.
Rachman (37), petugas SPBU di Jalan S Parman Palangka Raya, mengatakan, terjadi antrean panjang itu karena semua SPBU memiliki persediaan terbatas akibat terlambat pemasokan dari Pertamina Depot Pulang Pisau.
"Terhambatnya pemasokan dilakukan ke Palangka Raya karena meluapnya Sungai Kahayan hingga arusnya sangat deras," katanya. [128/106].
Last modified: 23/5/07

Friday, May 18, 2007

SUARA PEMBARUAN DAILY
Peringatan Kenaikan Isa Almasih di Palu dan Poso

[PALU] Peringatan kenaikan Isa Almasih di Palu dan Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), Kamis (17/5), diwarnai kegiatan ibadah di gereja-gereja dalam suasana penuh kesederhanaan.
Di Palu, dua gereja besar yakni Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Jemaat Immanuel dan Gereja Katolik Santa Maria Palu dibuka sejak pagi hingga malam hari untuk pelayanan ibadah khusus perayaan kenaikan Isa Almasih.
Di kedua gereja tersebut pada puncak ibadah dilaksanakan upacara perjamuan kudus dan memakan roti tidak beragi oleh seluruh jemaat. Upacara ini sebagai simbol pengakuan dosa dan memperoleh pengampunan dari Tuhan Yesus Kristus, Juru selamat dunia.
Di Poso dilaporkan gereja-gereja juga penuh sesak dengan umat kristiani yang merayakan ibadah memperingati hari kenaikan Isa Almasih.
Warga dengan khidmat mengikuti ibadah dan tampak polisi juga masih berjaga-jaga di semua gereja yang melaksanakan ibadah.
Namun, sejak polisi dengan tegas menangkap para pelaku kerusuhan dan teror di Poso, situasi keamanan di daerah ini sejak Februari terus aman dan kondusif.
Tidak pernah lagi terdengar bunyi ledakan bom dan penembakan yang membikin trauma warga.
"Kami merasakan suasana yang damai dan sangat aman, belum pernah suasana seperti ini terjadi sejak 8 tahun konflik Poso pecah Desember 1998. Terima kasih Tuhan, engkau telah menjawab doa-doa kami," kata Evi, se orang warga Poso. [128]
Last modified: 18/5/07