Monday, November 19, 2007

SUARA PEMBARUAN DAILY , 19/11/07
Ditemukan, 67 Bahan Rakitan Bom di Poso

[PALU] Dua hari setelah penemuan granat nenas di kantor BRI Cabang Palu, pada Sabtu (17/11) petang, aparat kembali menemukan 67 cashing bom (wadah utama untuk merakit bom) dan satu popor senjata rakitan di kawasan perkebunan kayu jati Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Cashing bom yang ditemukan berupa potong-potongan pipa besi berdiamater sekitar 5 sentimeter (cm) dan panjang sekitar 5 cm. Barang berbahaya itu dibungkus dalam karung dan disembunyikan di bawah tumpukan atap genteng di kebun tersebut. Di tempat yang sama juga ditemukan satu popor senjata api rakitan laras panjang.
Menurut Kepala Kepolisian Resor Donggala, AKBP Adheni Muhan, benda-benda itu ditemukan pemilik kebun, Andika saat sedang berjalan-jalan dalam kebunnya Sabtu petang yang berjarak sekitar 100 meter dari pemukiman penduduk di Tegalrejo, Poso.
Namun, karena curiga, Andika bersama keluarganya langsung melaporkan kejadian itu ke polisi.
Menurut Muhan, potongan-potongan pipa besi diduga sebagai sisa-sisa bahan bom rakitan saat kerusuhan Poso. Namun benda-benda itu karena masih berupa potongan pipa, maka belum bisa meledak.
Kapolres mengucapkan terima kasih kepada warga yang dengan sadar melaporkan ke polisi setiap kejadian mencurigakan di sekitarnya.
Sabtu petang, Polres Poso juga menerima penyerahan 4 pucuk senjata api laras panjang, 1 pucuk laras pendek, 114 butir amunisi serta tiga buah grendel (kokang) senjata. [128]
Last modified: 18/11/07

Sunday, November 18, 2007

Kompas, Minggu, 18 November 2007
BAHAN PELEDAK
Sebanyak 67 Rangka Bom Ditemukan di Poso

Palu, Kompas - Sebanyak 67 rangka (casing) bom di Kelurahan Tegal Rejo, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, ditemukan tim penjinak bahan peledak (jihandak) dari Brigade Mobil Kelapa Dua, Jakarta, yang sedang bertugas di wilayah itu, Sabtu (17/11). Di lokasi yang sama juga ditemukan sepucuk senjata api rakitan laras panjang.
Rangka bom yang ditemukan terbuat dari pipa besi diameter lima sentimeter dan panjang 15 sentimeter. Ukuran rangka bom itu tergolong besar dan mampu menampung bahan peledak yang cukup banyak.
Namun, di sekitar lokasi, tim jihandak tidak menemukan material lain yang biasanya digunakan untuk merakit bom, seperti bahan peledak, kabel, baterai, detonator, dan jam pengatur waktu ledakan (timer).
Rangka bom ini pertama kali ditemukan Andika (9), warga Tegal Rejo. Kemarin, sekitar pukul 11.00, Andika sedang bermain di kebun jati, tidak jauh dari rumahnya. Di bawah timbunan genteng rumah yang sudah pecah-pecah, ia melihat tumpukan pipa-pipa besi.
Andika lalu mengambil sebuah pipa dan menunjukkan kepada ayahnya, Salim (40-an). Curiga dengan pipa besi itu—karena sering digunakan warga Poso untuk membuat bom rakitan—Salim melaporkan temuan putranya itu ke Polres Poso. Laporan itu langsung ditindaklanjuti tim jihandak sekitar pukul 15.00. Setelah menggali timbunan genteng, tim jihandak menemukan 67 rangka bom dan satu buah senjata api rakitan laras panjang.
Kepala Polres Poso Ajun Komisaris Adeni Muhan menduga rangka bom itu sudah disimpan pemiliknya dalam jangka waktu cukup lama. Diperkirakan, sampai saat ini masih cukup banyak senjata api dan bahan peledak yang tersimpan di tempat tertentu. Warga yang menyimpan atau mengetahui keberadaan benda berbahaya tersebut diminta segera melaporkannya kepada polisi. (REI)

Friday, November 16, 2007

Live grenade found in Palu
Jakarta Post, November 16, 2007

PALU, Central Sulawesi: A package found by a woman in front of a bank on Thursday in Palu was found to contain an active grenade.
"I thought it was someone else's valuables ... ," Elia, 55, told The Jakarta Post on Thursday.
The retired civil servant said she put the package back down after a relative warned her the package might be bomb.
Elia said she reported the package to a passing-by police officer, who alerted the bomb squad.
The package was examined by the squad and found to contain an active grenade. the package and found out it was a real and active grenade.
Palu city Police chief Adj. Sr. Comr. Sunarto said the police would investigate the incident further. -- JP

Saturday, November 03, 2007

Komentar, 03 Nopember 2007
Tondano Disusupi Militan Poso Eks Moro

Masyarakat Sulut harus se-lalu waspada terhadap gerak-gerik orang yang tak jelas asal-usulnya. Buktinya, salah satu militan Poso jebolan kamp pelatihan militan Moro Fili-pina, sempat terlihat berada di Tondano, Kabupaten Mina-hasa. Hal ini diungkapkan May-jen (Purn) Albert T Paruntu.Menurut Paruntu, dirinya sempat melihat salah satu anggota militan yang pernah ikut memperkeruh konflik ho-rizontal di Poso Sulteng bebe-rapa tahun lalu. Anggota mili-tan tersebut dikenali Paruntu karena putra Kawiley ini pernah menjabat satgas inte-lijen. Sehingga dia mengeta-hui banyak informasi soal identitas anggota-anggota militan di Poso dan Ambon. “Saya pernah ke Tondano dan tak disangka ketemu dengan-nya. Saat saya tanya kenapa ada di sini, dia hanya senyum-senyum sambil berkata ehh bapak,” kisah Paruntu.Sayangnya Paruntu tak membeberkan dengan detail siapa orang tersebut dan ka-pan kejadiannya. Pengakuan mantan staf ahli Menhan bi-dang Politik Luar Negeri ini disampaikannya saat mem-bawakan materi bertajuk ‘’Me-motong Jaringan Terorisme di Sulut’’ dalam acara konsultasi tahunan P/KB GMIM di Je-maat Kyrios Kawiley, Jumat (02/11).Ia pun meminta kaum bapa waspada terhadap gerakan untuk menegakkan Daulah Islamiyah Raya. Gerakan ini bermaksud mendirikan negara Islam raya yang mencakup Indonesia, Mindanao Selatan, Malaysia, Singapura dan Thailand. Dan gerakan ini ingin menegakkan cita-cita tersebut dengan berbagai cara, terma-suk aksi kekerasan. “Malah saya pernah baca di media, ada seorang tokoh agama di Sulut yang menyatakan di daerah ini harus ditegakkan Syariat Islam,” ujarnya. Mereka, lanjut Paruntu, biasanya datang diam-diam dan baru disadari setelah jumlahnya banyak. Ia mengingatkan sikap welcome dan familiar yang dimiliki warga Sulut terhadap penda-tang jangan sampai justru menjadi bumerang. “Konsep torang basudara memang ba-gus, tapi kita juga harus was-pada terhadap maksud-mak-sud tertentu dari pendatang. Kalau ada yang mencurigakan, langsung lapor ke aparat. Jangan biarkan mereka yang punya niat tertentu, mengen-dap di sini dan kita baru terjaga setelah petasan meledak,” imbau mantan atase perta-hanan RI di Vietnam dan Kam-boja ini.Mantan penasihat militer di Perwakilan Tetap RI untuk PBB di New York juga mengingatkan para aparat dan juga anggota kaum bapak yang kebetulan menjadi camat dan lurah, agar tak sembarang memberi KTP kepada pendatang walaupun sudah terjalin keakraban.(art)