Wednesday, May 23, 2007

SUARA PEMBARUAN DAILY
Empat Kabupaten di Sulteng Krisis Premium

[PALU] Sejumlah empat kabupaten di Sulawesi Tengah (Sulteng) yakni Kabupaten Poso, Morowali, Tojo Una-una dan Banggai sejak dua pekan terakhir mengalami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) khususnya jenis premium.
Akibat kelangkaan tersebut harga premium di ke empat daerah ini melonjak tajam hingga Rp 10.000 per liter.
Pemantauan SP di Poso Selasa-Rabu (22-23/5) terjadi antrean panjang di dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di daerah bekas konflik tersebut. Warga yang antre mengeluh karena petugas SPBU lebih melayani permintaan melalui jerigen-jerigen dari pada kendaraan bermotor yang sudah menunggu hingga berjam-jam.
"Orang-orang yang membawa jerigen langsung dilayani, dan ada yang membawa sampai 3 jerigen satu orang, dan jumlah mereka banyak. Akhirnya bensin habis dan banyak pemilik kendaraan terpaksa pulang kosong tanpa memperoleh bensin," kata Bayu, seorang warga Poso.
Menyusul kelangkaan BBM tersebut harga premium di Poso di tingkat eceran melonjak hingga Rp 10.000 dari biasanya Rp 5.000 per liter.
"Para pemilik kios memanfaatkan dengan membeli di SPBU menggunakan jerigen lalu menjual dua kali lipat di tingkat eceran," ujar Bayu.
Di Morowali, Tojo Una-una dan Banggai juga mengalami krisis premium. Para pemilik kendaraan mulai resah karena walau sudah antre berjam-jam tapi tidak berhasil mendapatkan bahan bakar vital tersebut. Para pemilik moter ojek mengaku paling merasakan kelangkaan bensin tersebut.
"Sudah seminggu ini saya tidak bisa beroperasi karena tidak bisa dapat bensin. Kalaupun ada tapi harganya mahal sampai Rp 10.000 di eceran," ujar Hamid (34) seorang pengendara ojek di Luwuk, ibukota Banggai.
Membantah
Said, salah seorang petugas SPBU di Ampana, Tojo Una-una mengatakan kelangkaan bensin di SPBU-nya diakibatkan adanya pengurangan pasokan dari pihak Pertamina.
"Biasanya kita dapat jatah 3 mobil tangki dengan isi 15.000 liter tapi sejak tiga hari lalu dikurangi jadi 2 mobil tangki saja," ujar Said pada wartawan di Ampana Selasa.
Kelangkaan bensin tersebut juga memukul para pemilik sopir angkot di keempat wilayah itu. Mereka meminta pihak Pertamina menjelaskan kenapa terjadi kelangkaan dan meminta pelayanan di SPBU harus adil jangan mengutamakan para pemilik jerigen yang membeli di Pertamina lalu menjual lagi dengan harga mahal di tingkat eceran.
Pelaksana Harian Kepala Pertaminan Uni VII Depot Ampana, Satria yang ditanya tentang kelangkaan tersebut membantah adanya pengurangan pasokan premium dari Pertamina.
"Kelangkaan ini karena ada keterlambatan kapal yang masuk membawa BBM ke Ampana, tapi mungkin Rabu ini kapal sudah masuk sehingga stok lancar kembali," katanya.
Senada dengan itu Kepala Depot Pertamina Poso, Syahabuddin Latief mengatakan stok premium di Poso langka karena katerlambatan kapal yang menyuplai BBM ke daerah ini.
"Tapi saya jamin dalam dua hari lagi kelangkaan ini akan berakhir," katanya.
Palangaka Raya
Sementara itu, bahan bakar minyak (BBM) jenis premium menghilang dari kalangan pengecer di Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Semua pengecer yang membuka kios di pinggir jalan di dalam ibu kota provinsi ini terpaksa tutup.
Kendaraan roda dua pun terpaksa melakukan antrean panjang guna mendapat bensin di Stasiun Pengisian Bakar Umum (SPBU).
Menan (41), pengecer bensin di Jalan RA Kartini Palangka Raya kepada SP, Rabu (23/5) mengatakan, kios yang dipakai untuk mengecer bensin terpaksa ditutup. Semua SPBU tidak mau menjual kepada pengecer yang datang mengisi jeriken langsung ke SPBU.
Dikatakan, sejumlah SPBU sudah dia datangi, tetapi tidak satu pun yang mau mengisi jerikennya karena tidak ada lagi bensin persediaan untuk eceran, sehingga kios terpaksa ditutup saja, katanya.
Akibat tidak ada lagi pengecer bensin di pinggir jalan, sehingga semua kendaraan yang memerlukan bensin rela antre untuk mendapat bensin di SPBU.
Untuk mendapatkan minyak di SPBU pun tidak mudah harus antren panjang dan memakan waktu dua jam lebih baru bisa mendapatkan minyak mengisi kendaraan.
Udin (32), petugas SPBU di Jl Gobos Palangka Raya, mengatakan, tidak beroperasi dua mesin yang mereka gunakan karena persediaan minyak habis.
Hanya saja mereka tidak mengetahui persis apa penyebab hingga persediaan untuk kebutuhan distribusi di SPBU terlambat datang.
Antrean juga terlihat cukup panjang pada SPBU di Jalan RTA Milono, Jalan A Yani, Jalan S Parman, dan Jalan Cilik Riwut Palangka Raya.
Rachman (37), petugas SPBU di Jalan S Parman Palangka Raya, mengatakan, terjadi antrean panjang itu karena semua SPBU memiliki persediaan terbatas akibat terlambat pemasokan dari Pertamina Depot Pulang Pisau.
"Terhambatnya pemasokan dilakukan ke Palangka Raya karena meluapnya Sungai Kahayan hingga arusnya sangat deras," katanya. [128/106].
Last modified: 23/5/07

No comments: