Saturday, November 03, 2007

Komentar, 03 Nopember 2007
Tondano Disusupi Militan Poso Eks Moro

Masyarakat Sulut harus se-lalu waspada terhadap gerak-gerik orang yang tak jelas asal-usulnya. Buktinya, salah satu militan Poso jebolan kamp pelatihan militan Moro Fili-pina, sempat terlihat berada di Tondano, Kabupaten Mina-hasa. Hal ini diungkapkan May-jen (Purn) Albert T Paruntu.Menurut Paruntu, dirinya sempat melihat salah satu anggota militan yang pernah ikut memperkeruh konflik ho-rizontal di Poso Sulteng bebe-rapa tahun lalu. Anggota mili-tan tersebut dikenali Paruntu karena putra Kawiley ini pernah menjabat satgas inte-lijen. Sehingga dia mengeta-hui banyak informasi soal identitas anggota-anggota militan di Poso dan Ambon. “Saya pernah ke Tondano dan tak disangka ketemu dengan-nya. Saat saya tanya kenapa ada di sini, dia hanya senyum-senyum sambil berkata ehh bapak,” kisah Paruntu.Sayangnya Paruntu tak membeberkan dengan detail siapa orang tersebut dan ka-pan kejadiannya. Pengakuan mantan staf ahli Menhan bi-dang Politik Luar Negeri ini disampaikannya saat mem-bawakan materi bertajuk ‘’Me-motong Jaringan Terorisme di Sulut’’ dalam acara konsultasi tahunan P/KB GMIM di Je-maat Kyrios Kawiley, Jumat (02/11).Ia pun meminta kaum bapa waspada terhadap gerakan untuk menegakkan Daulah Islamiyah Raya. Gerakan ini bermaksud mendirikan negara Islam raya yang mencakup Indonesia, Mindanao Selatan, Malaysia, Singapura dan Thailand. Dan gerakan ini ingin menegakkan cita-cita tersebut dengan berbagai cara, terma-suk aksi kekerasan. “Malah saya pernah baca di media, ada seorang tokoh agama di Sulut yang menyatakan di daerah ini harus ditegakkan Syariat Islam,” ujarnya. Mereka, lanjut Paruntu, biasanya datang diam-diam dan baru disadari setelah jumlahnya banyak. Ia mengingatkan sikap welcome dan familiar yang dimiliki warga Sulut terhadap penda-tang jangan sampai justru menjadi bumerang. “Konsep torang basudara memang ba-gus, tapi kita juga harus was-pada terhadap maksud-mak-sud tertentu dari pendatang. Kalau ada yang mencurigakan, langsung lapor ke aparat. Jangan biarkan mereka yang punya niat tertentu, mengen-dap di sini dan kita baru terjaga setelah petasan meledak,” imbau mantan atase perta-hanan RI di Vietnam dan Kam-boja ini.Mantan penasihat militer di Perwakilan Tetap RI untuk PBB di New York juga mengingatkan para aparat dan juga anggota kaum bapak yang kebetulan menjadi camat dan lurah, agar tak sembarang memberi KTP kepada pendatang walaupun sudah terjalin keakraban.(art)

No comments: