Friday, March 31, 2006

Pendeta: Tibo cs Dibela Bukan Sentimen Agama
rakyat merdeka, 31 maret 2006

http://www.rakyatmerdeka.co.id/

Mau Dieksekusi, Tibo Asyik Nganyam Bambu
rakyat merdeka, 29 maret 2006

http://www.rakyatmerdeka.co.id/

Terpidana Mati Poso Segera Dieksekusi
rakyat merdeka, 24 december 2005

http://www.rakyatmerdeka.co.id/

TNI Nambah Pasokan Personel ke Poso
rakyat merdeka, 31 Maret 2006

http://www.rakyatmerdeka.co.id/nusantara/modules.php?pilih=lihatberita&id=743

Wednesday, March 29, 2006

Tuesday, March 28, 2006

oknum polisi disebut sebagai pelaku penembakan di poso
kompas, 28 maret 2006

http://www.kompas.com/utama/news/0603/28/103350.htm

Saturday, March 25, 2006

Radar Sulteng, Rabu, 22 Maret 2006
Korban Bom Poso Dikirim ke Bali: Dokter Upayakan Transplantasi Kulit Korban

DENPASAR- Seperti yang direncanakan, korban ledakan bom di Jaba Pura Agung Jagatnatha Narayana Poso, Sulawesi Tengah, Nengah Sugiarta, 40 yang aslinya berasal dari Banjar Baung, Desa Sayan, Ubud, Gianyar, akhirnya mendarat di Bandar Udara Ngurah Rai, kemarin (21/3). Mengenakan kaos putih dan celana pendek warna biru, korban yang kedua kakinya diperban, dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD RSUP Sanglah dengan menggunakan ambulance milik Kantor Kesehatan Pelabuhan Denpasar DK 1032.

Dan baru sekitar pukul 11.15, korban yang tampak mulai sehat, tiba di UGD RSUP Sanglah. Mendampingi korban saat itu Ketua PHDI Poso, Nyoman Sukantra dan dua orang kerabatnya dari Bali yang diantaranya bernama Ni Wayan Semi. Kedatangan korban ulah jahil tangan teroris ini tak pelak mengundang jepretan kamera wartawan. Tak henti-hentinya, mulai korban diturunkan dari mobil ambulance hingga dibawa masuk ke UGD, kilatan cahaya kamera mengarah ke tubuh dan kaki korban.

Sayang tak ada komentar dari bibir korban. Para suster RSUP Sanglah dengan menggunakan ranjang dorong langsung membawanya masuk ke UGD. Rencananya, korban ditangani dr Wayan Ferry Adi Jaya SpB. Beberapa menit korban masuk, Nyoman Sukantra keluar dan menemui wartawan. "Sementara keadaan korban belum pulih. Masih ada luka yang perlu dioperasi,"ujar Sukantra. Selebihnya tak ada komentar dari Sukantra. Dia cuma bilang, korban diberangkatkan dari Poso Senin (20/3) kemarin sore pukul 14.00 menuju ke Palu.

Dari pusat ibukota Sulawesi Tengah ini, korban kemudian dibawa ke Makasar dan diberangkatkan ke Bali kemarin (21/3) pagi pukul 07.00. "Untuk transportasi ke Bali, PHDI yang menanggungnya. Semuanya dari dana punia umat yang terkumpul kurang lebih Rp 9-10 juta,"paparnya sembari menyebutkan kedatangan ke Bali untuk operasi susulan."Alat dirumah sakit sana kurang memadai. Atas pertimbangan tertentu kita bawa ke Bali,"katanya. Korban sendiri, hingga kemarin sore belum bersedia dimintai komentar. Termasuk Ni Wayan Semi.

Sementara itu, usai memeriksa kondisi korban, didampingi dr Wayan Dana, dr Wayan Fery Adi Jaya SpB mengatakan, korban dirujuk dengan kondisi luka cukup luas (Multiple Vulnus Laceratum). Terutama luka dibagian kaki kiri yang rata-rata kehilangan kulit paling banyak. Luas luka dibagian kaki kiri sendiri masing-masing 15 x 8 cm dan 8 x 4 cm. Sementara luas luka kaki dibagian kanan hanya 4 x 2 cm."Kedua luka sempat dioperasi tim dokter RS Poso 10 Maret lalu,"ujar dr Fery. Dr Fery juga menjelaskan, kedua kaki korban mulai menunjukkan tanda infeksi. Diantaranya bernanah dan kulit mati.

Lalu apa tindakan medisnya ? Lanjut dia, ada tiga tahap yang akan ditempuh. Pertama adalah membersihkan luka korban dari serpihan logam yang masih banyak menempel. "Besarnya kira-kira sebesar ujung jarum,"tandasnya. Apakah itu bagian dari gotri, bahan pembuat bom ? dr Fery mengaku tak tahu."Untuk memastikan tentunya perlu pemeriksaan lebih lanjut,"paparnya. Setelah dibersihkan, langkah berikutnya adalah membuang jaringan yang rusak. Baru setelah itu melakukan operasi transplantasi (cangkok, red) kulit untuk menganti jaringan kulit.

Berapa lama ? Untuk pembersihan hingga membuang jaringan, aku dia, kurang lebih seminggu. Baru setelah itu dilakukan operasi."Untung kondisi korban stabil dan tulangnya masih bagus. Problemnya cuma luka yang cukup luas,"imbuhnya sembari mengatakan korban sempat dimasukkan kedalam CT Scan untuk memastikan lukanya. Rencananya, imbuh dr Wayan Dana yang mendampingi dr Fery, untuk menangani korban akan dibentuk tim dokter khusus. Bagaimana dengan biaya pengobatan ? "Karena ini kasus spesifik, untuk pengobatan kita upayakan bisa gratis,"pungkasnya.(mus)

Radar Sulteng, Rabu, 22 Maret 2006
Tinggal Tunggu Perintah Ketua Tim: Persiapan Eksekusi Tibo Cs 90 Persen

PALU - Eksekusi tiga terpidana mati kasus kerusuhan Poso -Fabianus Tibo, Dominggus da Silva, dan Marinus Riwu-bakal segera dilaksanakan dalam waktu dekat. Saat ini Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulteng maupun Kejaksaan Negeri (Kejari) Palu telah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan terkait dengan pelaksanaan eksekusi.

Kepada Radar Sulteng (Grup Jawa Pos), Asisten Pidana Umum (Aspidum) Kejati Sulteng I Putu Gde Djelada kemarin membenarkan teknis dan administrasi pelaksanaan eksekusi telah dipersiapkan matang. ''Persiapan kita sudah 90 persen. Kita tinggal menunggu perintah dari ketua tim eksekusi,'' jelas mantan Kajari Tolitoli itu.
Terkait dengan persiapan eksekusi, dia mengungkapkan, Kejati Sulteng dan Kejari Palu telah menjahitkan baju jas untuk dikenakan tiga terpidana mati tersebut.

Tetapi, Djelada mengungkapkan surat pemberitahuan kepada keluarga tiga terpidana hingga saat ini masih belum dikirimkan. ''Pengiriman surat pemberitahuan itu hanya soal teknis meski ada aturan yang mengatur,'' jelasnya.

Berdasar Penetapan Presiden RI Nomor 2 Tahun 1964 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pidana Mati, terang dia, 3 x 24 jam sebelum eksekusi, Kejati atau tim eksekutor akan melayangkan surat pemberitahuan kepada para terpidana beserta keluarganya.

Bagaimana perihal kemungkinan adanya desakan pihak luar agar eksekusi ditunda? Djelada menyatakan pihaknya tidak akan terpengaruh atas desakan penundaan eksekusi tiga terpidana itu. ''Prinsipnya, kami tetap melaksanakan eksekusi. Soal waktu, tolong tanyakan ke Kajati,'' jawab. (bil/jpnn)

Thursday, March 23, 2006

Teror Bom Poso Jangan Dibiarkan Berlarut-larut
Kompas, 23 Maret 2006

http://www.kompas.com/utama/news/0603/23/104017.htm

Wednesday, March 22, 2006

Persiapan Eksekusi Tibo cs Sudah 90 Persen
Rakyat Merdeka, 22 Maret 2006

http://www.rakyatmerdeka.co.id/nusantara/modules.php?pilih=lihatberita&id=745

Monday, March 20, 2006

Utus Uskup Manado, Mgr Josef Suwatan MSc: Paus Hadiahkan Tibo Cs Salib dan Rosario Vatikan
Komentar, 20 March 2006

Perhatian Paus Benedictus XVI terhadap pergumulan Fabianus Tibo, Dominggus da Silva dan Marinus Riwu begitu besar. Paus bahkan mengirimkan salib dan rosario dari Vatikan untuk ketiga terpidana mati kasus Poso tersebut. Hadiah Paus ini disampaikan lewat Uskup Manado, Mgr Josef Suwatan MSc yang mengunjungi Tibo cs di Lapas Kelas 2 A Palu, Minggu (19/03), bertepatan Hari Raya Santu Joseph.

Suwatan seusai kunjungan tersebut kepada Komentar me-ngatakan, Paus mengutusnya menemui Tibo cs di penjara Palu, untuk menunjukkan per-hatian ‘’Bapa Suci’’ terhadap pergumulan ketiga terpidana tersebut. ‘’Ini merupakan perha-tian kegembalaan dan kasih keuskupan kebapaan Paus ke-pada mereka,’’ ungkap Suwatan seraya menambahkan, dirinya telah menyerahkan salib dan rosario yang dikirim Paus dari Vatikan untuk Tibo cs.

Suwatan juga menambahkan, Paus menyampaikan berkat apolostik untuk Tibo, Doming-gus dan Marinus, agar tabah dalam menghadapi cobaan. ‘’Agar mereka dikuatkan dalam memikul salib kehidupan mere-ka, dan berdoa rosario bersama Bapa Suci memohon perlindu-ngan Bunda Maria,’’ kata Suwa-tan yang datang menemui Tibo cs didampingi Pastor dari Paroki Santo Paulus Palu, MelkyToreh dan tim penasehat hukum tiga terpidana mati Poso dari Padma Indonesia.

Tibo sendiri mewakili dua terpi-dana mati lainnya menyatakan keterkejutannya atas perhatian Vatikan yang begitu besar ke-pada mereka. Pada kesempatan sama Tibo pun kembali mene-gaskan bahwa dia tidak bersalah.

Suwatan dalam kesempatan ini, mengajak agar Tibo cs didoakan. ‘’Mari kita doakan agar mereka diteguhkan dalam iman dan pengharapan di tengah kecemasan hidup yang tidak menentu ini. Semoga mereka mendapatkan keadilan dari Tuhan sendiri,’’ ujar Uskup Suwatan.

Secara terpisah, Ketua Umum DPP PDS, Ruyandi Hutasoit me-minta meminta agar pemerintah menunda eksekusi Tibo cs, demi pembuktian lebih lanjut.

“Mere-ka itu kan saksi penting dalam kasus yang besar. Amrozi cs saja yang jelas terbukti bersalah, belum dieksekusi. Jangan sam-pai Tibo cs dieksekusi, terus je-jak untuk mencari dalang uta-manya jadi hilang,” tegas Hu-tasoit saat diwawancarai via te-lepon, Minggu (19/03).

Sikap PDS atas rencana ekse-kusi terhadap Fabianus Tibo, Dominggus da Silva dan Ma-rinus Riwu ini juga, kata Hu-tasoit, sudah disampaikan ke-pada Menkopolkam Widodo AS, Kamis (16/03) lalu. Sedangkan Anggota Komisi I DPR RI dari F-PDS, Jeffrey Johanes Massie mengharapkan, pemerintah bisa bersikap lebih bijaksana dengan mau mendengarkan tuntutan masyarakat, agar eksekusi atas Tibo cs ditunda dulu.

Apalagi, kata Massie, penga-cara tibo pernah menyampaikan bahwa ada sejumlah bukti baru (novum) yang bisa diajukan. ‘’Ja-ngan kesannya untuk Tibo cs sepertinya betul-betul tiada ampun, namun untuk teroris Bali yang menyebabkan Indo-nesia menjadi lebih terpuruk seolah dilupakan,’’ tukas wakil rakyat di DPR RI mewakili Sulut ini.(rik/dtc)

Saturday, March 18, 2006

Eksekusi Tibo Cs, Tiga Juru Bedil Siap Jadi Algojo
Rakyat Merdeka, 18 Maret 2006

http://www.rakyatmerdeka.co.id/nusantara/modules.php?pilih=lihatberita&id=709

Tuesday, March 14, 2006

Masyarakat Poso Tak Merasa Aman dengan Aparat Lama
Kompas, 14 Maret 2006

http://www.kompas.com/utama/news/0603/14/104521.htm

Komplotan Bersenjata Poso Dibekuk
Komentar, 14 March 2006

POLDA Sulteng menang-kap 6 perampok bersenjata yang biasa beroperasi di wilayah Poso. Mereka didu-ga ada kaitannya dengan ledakan bom di Pura Agung Jagad Raya 10 Maret lalu. “Mereka menggunakan senjata api jenis Uzi, Re-volver, dan FN,” kata Waka-div Humas Mabes Polri Brigjen Pol Anton Bachrul Alam, (13/03).

Menurut Anton, Polda per-tama kali menangkap Budi 6 Maret lalu. Kemudian 8 Maret, 5 orang yang juga terkait dengan perampokan bersenjata ditangkap di Tomini. Mereka adalah Sya-kur, Uci, Karif, Yusman dan Waji. “Mereka merampok uang tunai dan kita sedang me-lakukan penyelidikan untuk apa uang yang mereka ram-pok tersebut,” kata An-ton.(dtc)

Polisi Sulteng Tetapkan Lima Tersangka Baru Terorisme
Kompas, 13 Maret 2006

http://www.kompas.com/utama/news/0603/13/192713.htm

Monday, March 13, 2006

Kasus Tibo Akan Dibawa ke Mahkama Internasional
Kompas, 12 Maret 2006

http://www.kompas.com/utama/news/0603/12/182618.htm

Sunday, March 12, 2006

Mahasiswa Bali Menyoal Peledakan Bom di Poso
Sabtu, 11 Maret 2006 16:27 WIB

TEMPO Interaktif, Denpasar:Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Denpasar, Bali, tadi siang unjuk rasa. Mereka minta aparat hukum membereskan kasus bom di Pura Agung Jagatnatha Narayana Poso, Sulawesi Tengah. Mereka menghimbau umat Hindu di Bali tidak terpancing oleh aksi teroris itu.

Mereka tergabung dalam Persatuan Mahasiswa Cinta Perdamaian, antara lain menggelar poster dan spanduk yang ain bertuliskan: Usut Tuntas Konflik Poso, Umat Beragama Jangan Mau Diadu Domba, Hanya Atheis yang Melakukan Kekerasan. Mahasiswa juga berorasi.

Menurut Sures D. Kumar, koordinator aksi, aksi bom adalah upaya memperluas konflik Poso. "Padahal umat Hindu dimana pun termasuk di Poso tidak pernah terlibat konflik ini," tegasnya. Pengebomanm, kata dia, memanfaatkan momentum di mana Bali yang mayoritas Hindu menolak Rancangan Undang-Undang Pornografi dan Pornoaksi.

Mahasiswa membuat pernyataan yang dibaca di depan Kepalad Bidang Samapta Kepolisian Daerah Bali Komisaris Besar Ismail Ernawi. Isi penyataan mengecam aparat keamanan gagal menjaga keamanan Poso. Bom di Poso meledak lagi pada Jumat pagi dan melukai seorang warga.Rofiqi Hasan

Bocah SD di Poso Temukan Bom
Sabtu, 11 Maret 2006 19:02 WIB

TEMPO Interaktif, Poso: Muhammad Syafaat, murid SD Negeri 3 Poso, tadi pagi menemukan bom yang tergeletak di pintu gerbang sekolahnya. Syafaat mendapati barang berbahaya itu dalam kemasan kotak makanan.

Syafaat duduk di bangku kelas 4 SD negeri yang beralamat di Jalan Pulau Nias, Kelurahan Kayamanya, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. "Kami di Poso sudah sering mendengar kalau bungkusan apalagi plastik hitam biasanya isinya bom" katanya polos.

Bom itu terlihat bagian ujungnya menjalar sebuah kabel.Syafaat yang langsung curiga pada benda itu lantas melaporkan kepada gurunya, Nikmah Podungge. Nikmah lalu menyuruh seluruh murid menjauh dari pintu gerbang. Petugas dari Kepolisian Resor Poso tak lama kemudian datang.

Tim penjinak bahan peledak Gegana Polri menyusul tiba dilokasi beberapa menit setelah itu. Bom tersebut dibawa ke markas polisi. Pihak sekolah tempat Syafaat belajar memutuskan meliburkan murid-muridnya. "Ada ketakutan pada anak-anak, karena itu mereka diliburkan," ujar Nikmah.

Penemuan bom ini menambah lima bom rakitan yang lebih dulu ditemukan di belakang sebuah sekolah menengah diKelurahan Kayamanya, Poso Kota. Kelima bom tersebut dikemas dalam potong pipa besi seukuran botol air mineral.

Polisi telah memeriksa enam orang saksi dan belum ada yang menjadi tersangka. "Kami masih mendalami temuan ini," kata juru bicara Polda Sulawesi Tengah Ajun Komisaris Besar Rais Adam.Darlis

Saturday, March 11, 2006

Polisi: Ledakan Poso Berpola Sama
Jum'at, 10 Maret 2006 17:15 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Markas Besar Kepolisian RI menganggap ledakan yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah, pagi ini memiliki pola atau cara-cara yang sama dengan aksi-aksi peledakan sebelumnya.

“Kalau cara-caranya seperti ini, dipandang tidak berbeda dengan yang lalu,” kata juru bicara Markas Besar Polri, Komisaris Besar Bambang Kuncoko, di Jakarta hari ini.

Meski demikian, menurut dia, Detasemen Khusus Anti Teror 88 dan Satuan Tugas Pengamanan Poso masih melakukan pengejaran terhadap pelaku sehingga belum dapat dianggap apakah pelakunya berasal dari kelompok yang sama yang selama ini melakukan berbagai aksi teror di Poso.

Pagi tadi pukul 07.45 WITA terjadi sebuah ledakan di Pura Agung Nata Naraga, Poso. Ledakan itu mengakibatkan seorang bernama I Nengah Suliyasta, menderita luka-luka. “Sampai sekarang yang bersangkutan masih dirawat di RSUD Poso,” ujar Bambang.

Ledakan itu, kata Bambang, berasal dari bahan peledak jenis black powder dan tidak ada unsur-unsur parsial seperti yang biasa digunakan dalam aksi-aksi peledakan. Daya ledak di Poso itu dikategorikan berdaya ledak rendah.dimas adityo

Polisi: Ledakan Poso Berpola Sama
Jum'at, 10 Maret 2006 17:15 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Markas Besar Kepolisian RI menganggap ledakan yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah, pagi ini memiliki pola atau cara-cara yang sama dengan aksi-aksi peledakan sebelumnya.

“Kalau cara-caranya seperti ini, dipandang tidak berbeda dengan yang lalu,” kata juru bicara Markas Besar Polri, Komisaris Besar Bambang Kuncoko, di Jakarta hari ini.

Meski demikian, menurut dia, Detasemen Khusus Anti Teror 88 dan Satuan Tugas Pengamanan Poso masih melakukan pengejaran terhadap pelaku sehingga belum dapat dianggap apakah pelakunya berasal dari kelompok yang sama yang selama ini melakukan berbagai aksi teror di Poso.

Pagi tadi pukul 07.45 WITA terjadi sebuah ledakan di Pura Agung Nata Naraga, Poso. Ledakan itu mengakibatkan seorang bernama I Nengah Suliyasta, menderita luka-luka. “Sampai sekarang yang bersangkutan masih dirawat di RSUD Poso,” ujar Bambang.

Ledakan itu, kata Bambang, berasal dari bahan peledak jenis black powder dan tidak ada unsur-unsur parsial seperti yang biasa digunakan dalam aksi-aksi peledakan. Daya ledak di Poso itu dikategorikan berdaya ledak rendah.dimas adityo

Bom meledak lagi di Poso
Inkiriwang: Saya Sudah Tahan Banting
Komentar, 11 March 2006

Enam bulan sudah Piet Inki-riwang melakoni tugasnya se-bagai bupati pilihan rakyat Po-so. Dalam kurun setengah ta-hun, berbagai teror dan aksi de-mo coba menggoyangnya. Bah-kan terakhir, sebuah bom ham-pa dilaporkan meledak di Pura “Agung Jagat Raya” Kabupa-ten Poso yang disebut-sebut ter-kait penangkapan sejumlah pelaku teror di era pemerinta-han Inkiriwang.

Lalu bagaimana kondisi man-tan legislator Minsel dan Kapolres Bitung ini? Inkiriwang yang di-wawancarai khusus Komentar via telepon tadi malam, mengatakan aksi demo yang ditujukan kepa-da dirinya, diterimanya sebagai sebuah tantangan dan pergumu-lan. ‘’Tapi kini masyarakat yang telah memilih saya berada di be-lakang. Mereka tetap memberi support pada saya dengan da-tang langsung menemui, bahkan baru-baru ini perwakilan dari 20 etnis di Poso, bertemu dan me-nyampaikan dukungannya,’’ ungkap Inkiriwang.

Dia juga tak lupa menitip pesan kepada koran ini, untuk me-nyampaikan terima kasih tak ter-hingga bagi warga Sulut yang tetap mendoakan dirinya. ‘’Salam hangat untuk warga Sulut,’’ katanya. Berangkat dari berbagai pergumulan dan teror yang ter-jadi di Poso, Inkiriwang yang awalnya sempat badannya drop seberat 8 kg, menyatakan sudah kuat. ‘’Saya sudah tahan banting dan akan tetap berusaha sekuat tenaga menjalankan amanat rakyat untuk menciptakan Poso yang aman dan maju dalam as-pek pembangunan,’’ katanya.

Terkait ledakan kemarin, di-katakannya itu hanyalah bom hampa yang diletakkan di palang pintu pura. Korban yang terluka pun hanya karena percikan kayu kusen pintu yang ada. “Saya sudah menjenguk korban, dan dia sudah dioperasi,’’ kata In-kiriwang. Dia menambahkan, memang mengurai benang kusut di Poso, akan menyinggung ke-lompok tertentu yang meng-inginkan Poso tidak aman.

Mereka bisa ‘sakit hati’ ketika benang kusut tadi mulai terurai, terlebih borok-borok yang ada mulai tersingkap. Mereka ke-mudian mulai ketakutan, dan imbasnya bupati yang kena. “Tapi saya katakan, bupati sudah tahan banting. Ini juga berkat pertolongan Tuhan pada saya dan keluarga,’’ kata Inkiriwang seraya mengatakan, risiko ini harus diterimanya ketika dirinya menyatakan bersedia untuk dicalonkan rakyat Poso lalu.

Pada bagian lain, Wakapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Kombes Polisi Soekirno menga-takan, bom yang meledak di Pura “Agung Jagat Raya” Kabupaten Poso, Jumat pagi, jenis rakitan dan kategori berdaya ledak ren-dah (low explosive).

“Pelaku belum diketahui, na-mun sejumlah saksi yang ber-ada di tempat kejadian saat terjadi ledakan telah dimintai keterangan,” kata Soekirno di Palu. Soekirno menyatakan be-lum dapat memastikan motif di balik peledakan di lokasi rumah ibadah Umat Hindu itu, karena masih dalam penyelidikan.

Namun, mantan Komandan Operasi Pemulihan Keamanan Poso itu menengarai, peledakan tersebut merupakan reaksi atas penangkapan terhadap sejumlah orang di Poso karena diduga terlibat aksi kekerasan di wilayah Sulteng. “Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri menang-kap beberapa orang di Poso yang diduga pelaku kekerasan, tidak menutup kemungkinan ledakan hari ini ada kaitannya dengan penangkapan tersebut,” ujar-nya.(rik/dtc)

Friday, March 10, 2006

Pelaku Teror Poso Akui Merampok untuk Jihad
Komentar, 10 Maret 2006

Pengejaran terhadap pelaku sejumlah aksi teror di Sulawesi Tengah (Sulteng) terus dilaku-kan. Detasemen Khusus (Den-sus) 88 Mabes Polri menangkap lima orang yang diduga terkait sejumlah aksi teror di Sulteng. “Mereka diduga terkait kasus perampokan dan pemboman di Sulawesi Tengah,” kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pau-lus Purwoko, seperti dilansir detikcom, Rabu (08/03) malam.

Kelima orang tersebut ditang-kap di daerah Tomini, Parigi Mou-tong, Sulteng. Mereka ditang-kap tim gabungan Densus 88 dan Polda Sulteng.“Sempat terjadi aksi tembak menembak dan ada tersangka yang tertembak,” ujar Purwoko tanpa merinci.

Dalam penangkapan ini, polisi juga memperoleh tiga senjata api organik. Menariknya, dari pengakuan sementara, mereka merampok untuk fa’i (dana ji-had). Sampai kemarin, peme-riksaan terhadap lima orang tersebut masih berlangsung.

Belum ada keterangan resmi lebih lanjut mengenai penang-kapan ini. Keberadaan lima ter-sangka ini apakah diperiksa di Mapolda Sulteng atau Mapolres Poso juga belum jelas. Info yang diperoleh, dua di antaranya diketahui bernama Wahid dan Khalid Topo. Aksi perampokan yang dilakukan tersebut diduga untuk menggalang dana se-misal perampokan uang gaji Pemkab Poso pada April 2005 yang kemudian disebut-sebut mendanai pemboman di Pasar Tentena.

Kemudian perampokan di jalan Trans-Sulawesi, Kebun Ko-pi, Parigi Moutong, yang diduga dananya ikut digunakan dalam pemboman di Pasar Daging Khusus Maesa pada 31 Desem-ber lalu.(dtc/*)

Ledakan Terjadi di Poso, Seorang Cedera
Kompas, 10 Maret 2006

http://www.kompas.com/utama/news/0603/10/082707.htm

http://www.kompas.com/utama/news/0603/10/085943.htm

Thursday, March 09, 2006

Polres Temukan Lagi Lima Buah Bom Rakitan
Rakyat Merdeka, 9 Maret 2006

http://www.rakyatmerdeka.co.id/nusantara/modules.php?pilih=lihatberita&id=676

Empat Peleton Amankan Sidang Tibo Cs.
Rakyat Merdeka, 9 Maret 2006

http://www.rakyatmerdeka.co.id/nusantara/modules.php?pilih=lihatberita&id=678

Tuesday, March 07, 2006

Inkiriwang: Tidak Benar Pemkab Poso Lumpuh
komentar, 7 maret 2006

Bupati Poso, Piet Inkiriwang menyatakan, tidak benar ada-nya pemberitaan yang menga-takan Pemkab Poso lumpuh. Menurutnya, meski aksi demo kalangan PNS berlangsung, namun kegiatan di pemerin-tahannya tetap berjalan seperti biasa. ‘

’Memang dari depan, terlihat kantornya ditutup. Tapi di bela-kang para pegawai tetap be-kerja. Kalau dikatakan lumpuh, berarti pembayaran gaji tidak dilakukan, dan surat-surat yang masuk juga tidak dijawab,’’ ungkapnya ketika diwawan-carai khusus Komentar via tele-pon, tadi (06/03) malam.

Bupati berdarah Kawanua ini juga menambahkan, untuk saat ini, sudah 60 persen pega-wai yang masuk, dan para ka-dis-kadis sudah melakukan ak-tivitasnya seperti biasa. Menu-rutnya, sejumlah pegawai dan pejabat memang sempat takut masuk kantor, karena mereka diteror lewat telepon oleh ke-lompok yang menginginkan di-rinya turun dari jabatan.

‘’Mereka itu diintimidasi dan diteror lewat telepon.’’ Lagian, kata Inkiriwang, ada pegawai yang awalnya ikut mereka (ke-lompok penentangnya, red), tapi sudah sadar dan ingin kem-bali masuk kantor untuk be-kerja seperti biasa, tapi dicegah-cegah kelompok itu dengan menggunakan tekanan-te-kanan.

‘’Saya baru-baru ini menggelar rapat dengan para kadis-kadis selama lima jam, dan diperoleh informasi bahwa mereka me-mang mendapat tekanan,’’ ung-kap mantan legislator Minsel ini. Menariknya, selain para pe-gawai mulai banyak yang ma-suk, para warga Poso juga mulai melakukan pencegatan terha-dap aksi sekelompok massa yang mencoba mengganggu ja-lannya pemerintahan Kabupa-ten Poso.

Sementara itu, Senin (06/03) kemarin, apel pagi berlangsung di semua kantor pemerintahan. Bupati Inkiriwang memimpin langsung apel pagi yang digelar di depan Kantor Bupati Poso. Usai apel, Inkiriwang menggelar rapat tertutup dengan semua kepala dinas dan kepala badan di lingkungan Pemkab Poso.

Seperti diketahui, PNS yang menggelar mogok kerja dua pekan terakhir menuntut Bu-pati Ingkiriwang mundur dari jabatannya. Bupati dinilai me-reka telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang menyalahi aturan.

Kebijakan Piet Ingkiriwang yang dinilai menyimpang di antaranya, menunjuk Camat Poso Pesisir Selatan, Yus Madoli sebagai sekretaris penerimaan CPNS tahun 2005. Kebijakan itu menyalahi ketentuan Badan Kepegawaian Nasional (BKN).

Menurut ketentuan BKN, pa-nitia penerimaan CPNS tahun 2005 di daerah diketuai sekre-taris kabupaten dan kabag kepegawaian berdasarkan tugas pokok dan fungsinya duduk sebagai sekretaris.

Merespons tuntutan PNS, Inki-riwang mengatakan aksi mogok kerja yang menuntut dirinya mundur hanya digerakan oleh segelintir orang dan kemudian memaksa PNS berpartisipasi.

Sedangkan DPRD Poso me-nyerahkan penyelesaian aksi mogok kerja PNS kepada Bupati Inkiriwang, selain membentuk panitia kerja untuk melakukan penyelidikan terhadap bebera-pa kebijakan bupati yang diper-soalkan PNS.

“Dewan menilai kebijakan bupati masih dapat diperbaiki sehingga tuntutan mundur yang disuarakan PNS belum dapat dipenuhi,” kata Ketua DPRD Poso, Sawerigading Pelima.

Inkiriwang sendiri akan segera melaporkan kejadian ini ke Mendagri. ‘’Saya akan ke Jakar-ta untuk melaporkan hal ini,’’ ka-tanya kepada koran ini.(rik/kcm*)

Saturday, March 04, 2006

Fabianus Tibo dkk Dieksekusi Bulan Ini
Kompas, 3 Maret 206

http://www.kompas.com/utama/news/0603/03/194642.htm

Thursday, March 02, 2006

Kapolri: Situasi Keamanan Aceh dan Poso Semakin Baik
Kamis, 02 Maret 2006 06:10 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutanto menyatakan situasi keamanan di Aceh, Poso, dan Papua semakin baik. "Aceh sudah semakin kondusif, kami harapkan prosesnya berjalan dengan baik," ujar Sutanto di Jakarta kemarin.

Begitupun dengan situasi di Poso, Sutanto menyatakan bahwa situasi di sana sudah semakin baik. "Tinggal beberapa pelaku saja," ujar Sutanto.

Sementara itu pengamanan di Jakarta berkaitan perusakan dan demo terhadap PT Freeport Indonesia masih dilakukan seperti sekarang. Namun personel pengaman masih kurang, sehingga Polri meminta bantuan TNI untuk pengamanan di sana.

Sutanto mempersilakan demo dilakukan, asal tidak mengganggu keamanan. Kepolisian menurutnya tidak ragu bertindak karena kepolisian tidak ingin ada korban ataupun timbul konflik.

Pengaman untuk Freeport ini dilakukan oleh perusahaan pengamanan (satpam). Sedangkan supervisinya dari Polri. Fanny/Rudy

Wednesday, March 01, 2006

Inkiriwang Redam Massa Tentena
Radar Sulteng, 1 March 2006

Adanya upaya mengguling-kan Pit Inkiriwang dari kursi Bupati Poso melalui pressure massa, mengundang reaksi warga pendukung bupati pili-han rakyat tersebut. Terutama basis massa pendukung Inki-riwang yang berada di Tentena, telah menyiapkan puluhan truk untuk memobilisasi massa menuju Poso.

Untunglah hal itu mampu diredam oleh Bupati Poso, Piet Inkiriwang yang langsung melakukan tatap muka dengan tokoh agama dan masyarakat Tentena, kemarin (28/02). Da-lam kesempatan itu, Inkiri-wang menyampaikan terima kasih atas dukungan terha-dapnya dalam mengatasi ada-nya upaya mosi tak percaya terhadapnya dari kelompok tertentu.

Namun begitu, Inkiriwang mengharapkan agar tidak ada pengerahan massa Tentena menuju Poso. Ditakutkan, mas-sa yang pro-kontra akan ber-hadap-hadapan di lapangan, se-hingga bisa memicu chaos dan merembes pada konflik horizon-tal. ‘’Ini jangan sampai terjadi, kalau terjadi aduhhh bahaya, bisa rata-kap’’ ungkap putra Kawanua ini ketika ditelepon koran ini tadi malam.

Di sisi lain, Inkiriwang dengan suara yang tetap bersemangat mengatakan, dirinya tidak gen-tar dengan aksi pressure yang mencoba menggoyang dirinya mengabdi di Poso. ‘’Biasa itu ta-mang, ini laki-laki, waseng ini, ha.ha.ha,’’ tukasnya setengah berkelakar. ‘’Tapi tentunya saya menitipkan terima kasih pada teman-teman di sana (Sulut, red) yang terus mendukung saya. Saya tidak apa-apa di sini, dan aman-aman saja,’’ kata mantan Kapolresta Bitung ini.

Menurutnya, upaya menekan dirinya dengan aksi massa agar turun, merupakan rekayasa kelompok tertentu yang tidak senang dengan keberhasilan yang sudah dilakukan. ‘’Biasa itu,’’ katanya mantap.

Seperti diketahui, semenjak Inkiriwang menjabat kepala daerah di Poso, puluhan warga yang diduga terkait aksi teroris-me di Poso, kini ditahan di Ma-bes Polri. Sejumlah kasus keke-rasan di daerah tersebut pun berhasil dipecahkan aparat ke-amanan melalui Komando Operasi Keamanan (Koops-kam).

Komandan Koopskam Sulteng, Irjen Pol Paulus Purwoko di Palu mengatakan, kasus yang ber-hasil diungkap itu, adalah pe-nembakan dua siswi SMEA Po-so, Ivon dan Siti Nuraen pada November 2005, dengan tiga ter-sangka pelaku penembakan IM, IS dan AK. Kemudian kasus teror bom melalui layanan pesan singkat (SMS) di Gereja Toraja Jemaat Gihon, Tolitoli (Desem-ber 2005) dengan tersangka seorang wanita Lld.

Kasus lainnya, tambahnya, pembunuhan wartawan Poso Post, I Wayan Sumaryase (2001) dengan dua tersangka Ipong dan Yusuf serta kasus korupsi dana pengungsi Poso (2002-2003) dengan tersangka mantan Bupati Poso Andi Asikin Suyuti, 8 staf Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Sulteng dan Kabupaten Poso, seorang lurah di Poso tiga kontraktor besar di Palu yang mengerjakan proyek-proyek kemanusiaan Poso.

“Para tersangka sebagian di periksa di Mabes Polri Jakarta dan sebagian di markas Polda Sulteng Palu serta markas Pol-res Poso,” ujarnya didampingi Kepala Penerangan Koospkam Kombes, Didi Rochyadi dan Ka-bid Humas Polda Sulteng, AKBP Rais Adam.

Pemeriksaan tersangka de-ngan tempat yang berbeda itu karena pertimbangan bebera-pa kasus yang rentan tekanan massa. Seperti tersangka Ipong dan Yusuf, langsung diambil-alih Mabes Polri karena dikwa-tirkan jika diperiksa di Poso, akan banyak mendapat teka-nan berupa pengerahan aksi massa besar-besaran yang bisa menekan aparat, sebagaimana sedang terjadi di Poso saat ini (aksi demo massa terus ber-langsung menuntut Ipong dan Yusuf diperiksa di Poso).

Begitu pula pemeriksaan Andi Asikin Suyuti dan 3 rekanannya Agus, Ivan Sijaya dan M Ra-jadewa dilakukan di Jakarta dengan alasan sama yakni guna menghindari tekanan massa yang sering terjadi dalam bentuk aksi-aksi demonstrasi yang dikhawatirkan sangat mengha-langi kelancaran proses hukum terhadap para tersangka.

Dan memang seperti yang disampaikan, aksi massa di Poso antara lain meminta agar warga yang ditahan di Mabes Polri dibebaskan, namun kini imbasnya sudah mengarah pada upaya menuntut bupati turun dari kursi jabatan.(rik/cpc)

Aktivitas Pemerintah Poso Lumpuh
Kompas Online, 1 Maret 2006

http://www.kompas.com/utama/news/0603/01/135722.htm