Friday, February 17, 2006

Radar Sulteng, Kamis, 16 Februari 2006
Agar Siswa Tahu Bahaya HIV: SMA 3 Poso Dapat Bantuan KRR

POSO- SMA 3 Poso patut berbangga. Betapa tidak, sekolah yang dipimpin Dra Ratna ini mendapat kepercayaan sekaligus menjadi sekolah percontohan di kabupaten Poso oleh Dinas BKKBN Provinsi Sulteng untuk mensosialisasikan kesehatan reproduksi remaja, bahaya HIV/Aids serta bahaya narkoba.

Karena menjadi sekolah percontohan, sehingga Rabu (16/2) kemarin, sekolah ini diberikan sarana pendukung untuk sosialisasi, seperti televisi, VCD, Radio Tape, kipas angin serta meja dan kursi. Bantuan dari Dinas BKKBN Provinsi tersebut diserahkan oleh Kadis Catatan Sipil dan KB Kabupaten Poso Drs H Andi Rahmatulla di SMA 3 diterima langsung Kepala SMA 3 Dra Ratna.

Kadis H Andi Rahmatulla usai penyerahan bantuan kepada Radar Sulteng mengatakan, penyerahan bantuan ini kepada SMA 3 Poso, adalah merupakan tindak lanjut dari diikutsertakan guru dan siswi SMA 3 masing-masing satu orang mengikuti pelatihan KRR (kesehatan reproduksi remaja) di Palu beberapa waktu lalu yang diselenggarakan Dinas BKKBN Provinsi.

Bantuan yang diberikan itu, kata Andi, digunakan sebagai media penerangan bagi pelajar di sekolah itu dalam mensosialisasikan kesehatan reproduksi remaja. Gunanya semua ini menangkal kehamilan di luar nikah. Melalui pemutaran televisi itu nanti, pelajar bisa melihat langsung bagaimana yang namanya kesehatan reproduksi remaja.

Menjawab pertanyaan, Andi Rahmatulla menyebutkan, karena keterbatasan dana sehingga baru satu sekolah ini yang mendapat bantuan. Tidak menutup kemungkinan sekolah lainnya tahun-tahun mendatang akan diberikan juga. Tentunya setelah mendapat pelatihan.

Sementara itu, Kepala SMA 3 Dra Ratna yang ditemui di kantornya mengaku sangat senang dan gembira atas bantuan yang berikan. Katanya gembira, sebab pada umumnya bantuan yang diberikan jika mengajukan permohonan, tapi ini tidak. ''Saya sebagai kepala sekolah sangat-sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan ini. Kami akan menggunakan bantuan ini sebaik mungkin,'' ujarnya.

Didampingi Rahmawati SPd guru yang mengikuti pelatihan kesehatan reproduksi remaja di Palu beberapa lalu, Kepsek Ratna menambahkan sekolah yang dipimpinnya juga sekaligus akan menjadi pusat informasi konsultasi kesehatan reproduksi remaja (PIK-KRR). Papan namanya sudah ada, tinggal dipasang di halaman sekolah.

Rahmawati menambahkan, siswi yang mengikuti pelatihan bersamanya tersebut dinamakan pendidik sebaya. Artinya, diharapkan nantinya lewat pendidik sebaya ini para siswi tidak segan-segan menyampaikan permasalahan yang mereka hadapi. ''Misalnya kesehatan reproduksi. Barangkali mau bercerita pada orang tua atau guru takut. Nah dengan temannya sendiri yang dikatakan pendidik, ia mau terbuka menceriterakan problem yang dihadapi,'' sebut Rahmawati.(wan)

No comments: