Saturday, May 27, 2006

SUARA PEMBARUAN DAILY
Korban Penembakan Poso Kesal Kepada Polisi

[PALU] Korban penembakan di Poso, Ivon Nathalia (18) dan Siti Nuraini alias Yuli (18) menyatakan kesal pada aparat kepolisian yang tidak transparan memproses pelaku penembakan mereka yang telah menyeret seorang polisi sebagai tersangkanya.

Kepada wartawan di sekretariat Poso Center, Rabu (24/5), Ivon dan Yuli melihat ada upaya polisi menutup-nutupi kasus ini agar dugaan keterlibatan aparat dalam aksi-aksi kekerasan di Poso tidak lebih terungkap ke permukaan.

"Buktinya sampai saat ini tidak jelas proses pemeriksaan polisi yang menembak kami, bahkan kami mendengar polisi itu bebas berkeliaran," ujar Ivon.

Pada April lalu, Polda Sulteng telah menetapkan Briptu Ilo, anggota Polres Poso sebagai tersangka penembakan Ivon menyusul laporan kedua korban ke polisi, setelah mereka sembuh dari luka tembak. Namun sejauh mana perkembangan pemeriksaan tidak ada kabar berita sampai sekarang.

Kapolda Sulteng Brigjen Pol Oogroseno yang berusaha dihubungi Kamis pagi (26/5) tidak berhasil. Telepon selularnya pun yang dihubungi berulangkali tidak diangkat-angkat.

Ivon yakin nyawanya ingin dihabisi karena ia mengetahui banyak informasi tentang pelaku dan motif sejumlah kekerasan di Poso. "Saat kami ditembak, saya melihat jelas seorang perwira di Polres Poso yang sangat saya kenal tapi sekarang sudah dipindahtugaskan ke Jakarta, berdiri di depan Gereja Pantekosta Jl Sam Ratulangi Poso sekitar 20 meter dari tempat saya ditembak. Saya merasa perwira itu terlibat dalam penembakan saya," ungkapnya.

Ivon masih menolak mengungkapkan bebera- pa kasus kekerasan yang ia ketahui melibatkan beberapa pihak di Poso. "Kasus penembakan saya saja belum diungkap tuntas bagaimana saya akan membuka kasus-kasus lainnya di Poso, sebab ini sangat menyangkut keamanan saya. Jadi saya mohon polisi tolong tuntaskan cepat kasus saya dan Yuli ini, setelah itu saya akan ungkap lagi beberapa kasus kekerasan yang saya ketahui melibatkan beberapa pihak penting di Poso," tegas Ivon, mantan siswi SMEA Poso yang sejak kasus penembakan telah pindah sekolah di Palu.

Hasil investigasi Poso Center menyebutkan, saat pelaku penembakan Ivon dan Yuli dikejar, ada seorang saksi yang sempat mendengarkan pembicaraan via telepon seluler dari perwira polisi yang disebutkan Ivon.
Sekretaris Poso Center, Mahfud Maswara mengatakan, saksi itu mendengarkan pembicaraan telepon itu dari dalam rumahnya karena perwira tersebut berdiri di teras rumah saksi pada saat malam kejadian penembakan.
"Dalam pembicaraan di telepon seluler, perwira berpangkat komisaris polisi itu mengatakan "sampean dimana? Sampean jangan lari ke kiri, banyak orang. Jangan sampai masuk ke rumah orang. Memang tidak diketahui dengan siapa perwira itu berkomunikasi, tapi kuat dugaan sang perwira kemungkinan mengarahkan pelaku agar lari ke tempat yang aman," tandasnya. [128]
Last modified: 26/5/06

No comments: