Friday, May 12, 2006

SUARA PEMBARUAN DAILY
Penggalian Kuburan Massal Konflik Poso Dilanjutkan

[PALU] Penggalian kuburan massal korban konflik Poso masih dilanjutkan polisi pada Kamis siang ini (11/5) di Poso. Sementara 7 kerangka mayat yang berhasil digali dari lokasi pekuburan massal di Dusun Tambaro, Desa Sintuwulembah, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso, saat ini sedang diidentifikasi oleh aparat penyidik Polda Sulawesi Tengah di RSU Poso.
Kapolda Sulteng Brigjen Pol Oegroseno yang dihubungi Pembaruan Kamis pagi (11/5) mengatakan, setelah diidentifikasi untuk kepentingan penyidikan, maka ketujuh kerangka mayat korban konflik Poso tersebut akan dimakamkan kembali di taman pekuburan umum di Poso oleh keluarganya bekerjasama dengan aparat.
"Penggalian kuburan massal korban konflik Poso menjadi satu langkah penting yang mesti kita lakukan agar bukti-bukti tentang keterlibatan 16 nama atau siapapun tersangka lainnya menjadi lebih kuat," tegasnya.
Dalam penyidikan rangka-rangka mayat itu, dilibatkan sedikitnya 7 dokter ahli dari Mabes Polri dan Polda Sulteng. Menurut Oegroseno, polisi sangat memerlukan data dan fakta-fakta yang kuat terkait pemeriksaan 16 nama yang diduga berada dibalik kasus kerusuhan Poso III bulan Mei 2000 yang menewaskan ratusan orang.
Pada Rabu (10/5), aparat kepolisian dipimpin Direktur Reserse dan Kriminalitas (Direskrim) Polda Sulteng Kombes Pol I Wayan Suryasta melakukan penggalian kuburan massal korban konflik Poso di Dusun Tambaro, Desa Sintuwulembah, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso. Dalam penggalian yang turut disaksikan ratusan warga Poso itu, ditemukan sedikitnya 7 kerangka mayat yang dipastikan sebagai korban-korban yang terbunuh antara tanggal 21-24 Mei 2000, puncak kerusuhan Poso III.
Isak Tangis
Isak tangis warga mewarnai penggalian kuburan massal itu. Rugiati (37), salah seorang dari warga itu mengaku kehilangan suami, anak-anak serta adik-adiknya yang tewas dibunuh saat kerusuhan Mei itu, dan ia yakin mereka dikuburkan di lokasi tersebut.
Di lokasi penggalian tersebut ditemukan pula beberapa potongan pakaian yang sudah kumal dan diduga milik para korban yang tewas, dan oleh warga yang menyaksikan penggalian itu mengenali pakaian-pakaian kumal itu milik sanak keluarga mereka yang tewas terbunuh.
Selain Rugiati, seorang wanita janda lainnya yang ikut menyaksikan penggalian kuburan yakni Fatima (49). Ia mengaku kehilangan suaminya, Gunari, 55 dan Ibumanis (3) yang yang kehilangan suami dan anaknya.
Mereka mengaku tak bisa melupakan tragedi yang sangat memilukan itu. Sebagai warga transmigrasi di kilo sembilan, dia kehilangan seluruh sanak keluarganya di Poso.
"Semoga dengan penggalian kembali kuburan massal ini akan dapat mengungkap siapa-siapa pelaku pembunuh keluarga kami," kata Rugiati.
Kapolda Oegroseno mengatakan, penggalian kuburan massal masih dilanjutkan hari ini dan lokasinya tidak jauh dari penggalian pertama yakni di sekitar Desa Sintuwulembah atau juga dikenal dengan kompleks Walisongo, sekitar 9 km dari Kota Poso.
Sementara itu Haris Hutabarat, anggota tim kuasa hukum terpidana mati Fabianus Tibo, Dominggus da Silva dan Marinus Riwu kepada Pembaruan Rabu malam menyambut positif langkah polisi yang lebih progresif mengungkap keterlibatan 16 nama yang disebutkan Tibo cs sebagai dalang kerusuhan Poso.
"Tibo cs tidak akan pernah dihukum jika kasus ini bisa terungkap secepatnya. Ini sesuatu yang mengembirakan. Kita mendorong polisi bisa bekerja lebih cepat sehingga bisa mengungkap fakta yang sebenarnya di Poso," katanya. [128]
Last modified: 11/5/06

No comments: