Thursday, April 12, 2007

SUARA PEMBARUAN DAILY
Enam Kasus Besar Kekerasan Poso Direka Ulang

[PALU] Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Polda Sulteng) menggelar reka ulang atas enam kasus kekerasan Poso dan Palu yang telah menewaskan puluhan warga tak berdosa di daerah ini.
Kapolda Sulteng Brigjen Pol Badrodin Haiti yang dihubungi Kamis (12/4) siang, di Palu, membenarkan adanya reka ulang atas keenam kasus besar kekerasan di Poso maupun Palu ter- sebut.
Kasus yang akan direka ulang itu yakni kasus penembakan Pdt Susianti Tinulele hingga tewas (Juli 2004), peledakan bom Tentena (Mei 2005, 22 orang tewas), penembakan dua siswi SMEA Poso, Ivon dan Yuli (November 2005, kedua korban luka parah, kini sudah sembuh) dan peledakan bom di Kawua dan Tangkura Poso (November 2006, menewaskan 2 orang).
Dikatakan, reka ulang untuk kasus penembakan Ivon-Yuli, bom Tangkura serta Kawua dilaksanakan Kamis (12/4) siang ini di Poso.
Sedangkan kasus bom Tentena serta penembakan Pdt Susianti, dijadwalkan Sabtu (14/4) di Palu.
Sementara itu, Plh Kabid Humas Polda Sulteng, Kompol Hedy mengatakan, 10 tersangka yang diduga terlibat dalam kasus tersebut akan melakukan proses reka ulang.
Mereka, sebagian sudah di bawa ke Poso dari Jakarta (karena ditahan di Mabes Polri) dan sebagian lagi berada di tahanan Polda Sulteng di Palu.
Informasi yang diperoleh menyebutkan, para tersangka yang dibawa ke Poso antara lain Basri, Hasanudin, Ustad Lili, Agus Jenggot, Yudit Parsan, Wiwin Kalahe dan Abd Muis.
Para tersangka ini adalah orang-orang yang sebelumnya masuk daftar pencarian orang (DPO) Polri karena diduga sebagai aktor dibalik aksi-aksi kekerasan di Poso. Mereka ditangkap secara terpisah pada Januari lalu di Poso.
Situasi di Poso pascapenangkapan para DPO saat ini sudah semakin kondusif.
Tidak pernah lagi terdengar bunyi ledakan bom dan suara tembakan yang membikin trauma masyarakat.
Warga sudah bisa melakukan aktivitasnya, tanpa dihantui rasa takut bahkan sudah berani melakukan perjalanan di malam hari dari dan melewati Poso.
Bupati Poso, Piet Inkiriwang mengatakan, pemerintah setempat saat ini terus membenahi semua kerusakan akibat konflik terutama menyangkut perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang terpuruk akibat konflik. [128]
Last modified: 11/4/07

No comments: