Thursday, January 12, 2006

Darurat-Sipilkan Saja Poso!
Komentar, 12 Jan 2005

Komando Operasi Keamanan (Koopskam) yang dibentuk dinilai tidak punya gigi untuk mengatasi masalah keamanan di Poso. Sehingga Anggota DPR pun mengusulkan agar di-terapkan darurat sipil saja di daerah tersebut, menyusul masih maraknya aksi teror bom.

Usulan ini disampaikan ang-gota Komisi I, Jeffrey Johanes Massie dan Boy Saul. Menurut Massie, ledakan bom hampa di kantor satgas penanganan konflik Poso sangat meleceh-kan pemerintahan SBY-JK.

“Kalau pemerintah sudah tidak punya pilihan lain dan kewalahan mengatasi Poso, apa boleh buat. Saya setuju diberlakukan darurat sipil,” kata Jeffrey di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Rabu (11/01).

Politisi dari Partai Damai Sejahtera ini menilai koordi-nasi antaraparat BIN, Polri, dan TNI sangat lemah, kendati sudah dibuat Koopskam. “Ini sangat memalukan kalau pe-merintah tidak segera menga-tasi,” ujarnya seraya menya-takan prihatin juga atas kejadian baku tembak antara oknum aparat TNI dan Brimob.

Dalam kesempatan terpisah, Anggota Komisi I dari Fraksi Partai Demokrat Boy Saul me-nyampaikan hal yang sama. “Ka-lau Poso tidak bisa diatasi dengan cara seperti ini, maka harus ada darurat sipil agar penanganan keamanan di Poso dilakukan secara komprehensif,” kata Boy.

Untuk itu, menurut Boy, per-lu dilakukan sosialisai darurat sipil kepada masyarakat agar tidak menimbulkan ketakutan. Konsekuensinya, perlu penam-bahan pasukan dari TNI dan kepolisian.

“Karena petugas keamanan pun sudah terancam, saya akan dorong usul ini pada ra-pat komisi dengan jajaran Menko Polhukam nanti,” ce-tusnya seperti dikutip detik.com.

Pada bagian lain, pihak Polri menyatakan, pelaku peledakan di Poso Selasa, 10 Januari diduga untuk memancing kekisruhan. Mereka dituding tidak senang dengan keadaan Poso yang kondusif. “Ini tantangan buat Polri,” kata Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Anton Bachrul Alam kepada wartawan di Mabes Polri, Rabu (11/01).

Dugaan ini, menurut Anton, diperoleh dari hasil inventarisasi kejadian, yaitu ledakan yang berasal dari petasan dan bom hampa di kantor Satgas Pena-nganan Poso. “Tim Gegana me-nemukan serpihan kertas, dan saat ini sedang diperiksa secara intensif,” tuturnya.

Sementara menyangkut pe-nyelidikan bom Palu yang me-ledak pada 31 Desember 2005 lalu, kata Anton, Polda Sulteng telah melakukan konfrontir antara saksi Mulyono dengan pria berinisial BD. “Ada dugaan mereka saling mengenal,” kata Anton. BD merupakan pemilik bengkel yang masih diperiksa sebagai saksi.(dtc/dtc)

No comments: