Polres Khusus di Poso Polisi Terus Melacak Keberadaan Panther Merah
Palu, Kompas
Untuk mempercepat pengungkapan sejumlah kasus kekerasan dan penegakan keamanan di Poso, Sulawesi Tengah, Kepolisian Resor Poso akan ditetapkan sebagai Polres Khusus. Dengan status baru itu, jumlah personel organik yang akan bertugas di Polres Poso direncanakan mencapai 2.000 orang.
Hal itu disampaikan Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Komisaris Besar Sukirno, Jumat (6/1). "Akhir Januari ini kami rencanakan Polres Poso sudah berstatus Polres Khusus," ungkap Sukirno.
Menurut dia, pembentukan Polres Khusus Poso ini direncanakan pada saat pergantian Kepala Kepolisian Resor Poso dari Ajun Komisaris Besar Soleh Hidayat kepada AKB Rudy Supahriadi. Rencana pembentukan Polres Khusus Poso itu telah mendapat izin dari Kepala Kepolisian RI Jenderal (Pol) Sutanto.
Beberapa tahun lalu, Polres Poso dimekarkan menjadi tiga Polres, yaitu Polres Poso, Polres Morowali, dan Polres Tojo Una-Una. "Namun, pemekaran Polres Poso itu ternyata tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan keamanan di Poso dan sekitarnya," tutur Sukirno.
Saat ini, Markas Besar Polri dan Polda Sulteng tengah mempersiapkan untuk perubahan status Polres Poso tersebut, seperti penambahan jumlah personel organik, sarana dan prasarana, serta penambahan logistik.
Jumlah personel polisi yang bertugas di Polres Poso saat ini sekitar 1.200 orang, terdiri dari sekitar 500 personel organik dan 700 personel di bawah kendali operasi Polda Sulteng.
Menurut Sukirno, dalam waktu dekat ini 700 personel BKO itu akan segera dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing. Bersamaan dengan itu, sekitar 1.500 personel akan didatangkan dari beberapa Polda di Indonesia untuk ditempatkan di Poso.
Adanya penambahan jumlah personel keamanan di Poso, baik dari Polri maupun TNI, organik ataupun BKO di Poso, sejak awal ditentang sejumlah tokoh agama dan masyarakat Poso.
Mobil Isuzu Panther
Untuk penyidikan kasus peledakan bom di Pasar Maesa, Palu, Tim Laboratorium Forensik Mabes Polri dan Polda Sulawesi Selatan masih terus mencari bukti-bukti baru. Sukirno menyebutkan, Tim Laboratorium Forensik telah menemukan serpihan aluminium yang diduga merupakan bahan baku pemicu meledaknya bom di Pasar Maesa.
Polisi masih terus mengejar sebuah mobil Isuzu Panther warna merah yang diduga digunakan pelaku peledakan bom Pasar Maesa. Kecurigaan terhadap mobil itu diungkapkan sejumlah saksi beberapa jam pascaledakan. Namun, sampai kemarin, polisi belum berhasil mengetahui siapa pemilik maupun nomor polisi mobil Panther itu. (REI)
Saturday, January 07, 2006
Posted @ 7:50 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment