Kapolres Poso Didor di Jalan
Komentar, 26 January 2006
Teror kembali terjadi di Kota Poso. Gilanya, korban teror bukan hanya kalangan sipil saja, melainkan seorang polisi yang memegang jabatan Kapolres Poso. Pasalnya, Kapolres AKBP Rudi Sufahriadi saat berjalan ke sebuah masjid, tiba-tiba diserang dengan tembakan oleh dua orang tak dikenal, Selasa (24/01) malam.
Untunglah tembakan itu meleset, dan Rudi tidak terluka sedikit pun. Padahal pelaku menembak dari jarak yang dekat. “Dia ditembak dari jarak sangat dekat, tapi tidak kena karena dua pelaku itu langsung lari,” kata komandan Satgas Poso Kombes Pol Bambang Suedi seperti dilansir detik.com, Rabu (25/01) kemarin.
Menurut Bambang, dua orang pelaku itu berpakaian gelap dan mengendarai motor Yama-ha RX King. “Saat ini, pelaku sedang kita kejar,” tambahnya.Bambang mengaku ini kare-na kekhilafan Rudi sendiri ju-ga, karena berjalan tanpa pe-ngawal pada saat itu. Ditam-bahkannya, pelaku kemungki-nan sudah membaca tindak tanduk Rudi sebagai Kapolres.
“Tidak ada ancaman sebe-lumnya. Ini mungkin orang yang tidak suka saja,” ujar dia. Sementara itu dari Jakarta, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Amris Hasan menilai, terjadi-nya penembakan Kapolres Poso Selasa malam 24 Januari menunjukkan kinerja Satgas dan Koopskam tidak efektif, karenanya harus dievaluasi.
Amris meminta kepada pe-merintah segera menentukan sikap atas keamanan Poso. Jika keamanan Poso tidak bisa dikendalikan menurutnya Poso bisa diberlakukan daru-rat sipil.
“Itu menunjukkan Satgas dan Koopskam sama sekali belum efektif. Kalau begitu terus bisa diberlakukan da-rurat sipil supaya bisa dijaga betul yang keluar masuk,” kata Amris Hasan di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta.Menurutnya, kejadian demi kejadian di Poso ini dikarena-kan cara penanganan tidak menyentuh akar persoalan, sehingga setiap satu kasus di atasi selalu muncul kasus lain. “Yang ditangani bukan akar-nya, bukan dalangnya, tapi ha-nya orang di lapangan yang di-tangkap.
Pemerintah harus mencari akar masalah agar Poso segera kondusif,” tam-bahnya.Pemerintah juga harus meng-optimalkan kerja aparat kea-manan di Poso baik aparat ke-polisian maupun TNI karena ji-ka tidak, apalagi pemerintah lebih mengutamakan Koops-kam akan menimbulkan per-soalan baru di institusi yang ada saat ini. “Kalau Polda dan aparat TNI tidak diaktifkan, nanti bisa menimbulkan sikap diam sehingga terkesan cuek, karenanya harus dievaluasi oleh Koopskam dan peng-aktifan kembali fungsi Polda dan aparat TNI,” terangnya.
Hal sama diungkapkan ang-gota Komisi I DPR RI dari Partai Demokrat, Boy Saul. Menurut-nya, Koopskam harus bekerja lebih giat. Kejadian ini menun-jukkan kerja Koopskam masih belum maksimal. Dia meng-usulkan agar pemerintah be-tul-betul mengkaji penanga-nan keamanan di Poso.
“Kalau begini terus apa boleh buat, saya setuju dengan da-rurat sipil,” ujarnya.(dtc/*)
Thursday, January 26, 2006
Posted @ 2:50 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment