Friday, March 16, 2007

SUARA PEMBARUAN DAILY
46.000 Ha Hutan di Poso Rusak Parah

[PALU] Kerusakan hutan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), terus meningkat. Hingga saat ini kerusakan sudah mencapai 46.000 hektare (ha) dari luas hutan sekitar 500.000 ha. Kerusakan diakibatkan maraknya aktivitas pembalakan liar (illegal logging), baik untuk kepentingan bisnis dan pembukaan lahan permukiman baru bagi penduduk.
"Akibat kerusakan hutan tersebut dampaknya sangat terasa saat ini bagi penduduk di Poso. Misalnya, kalau pada musim hujan wilayah-wilayah yang hutannya sudah rusak akan mudah kebanjiran dan musim panas kekeringan," ungkap Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Poso, Nahardi yang dikonfirmasi, di Palu, Kamis (15/3).
Kawasan hutan yang rusak tersebut tersebar di 15 kecamatan dengan kerusakan terparah di Kecamatan Poso Pesisir, Pamona Selatan, Pamona Utara, Pamona Barat dan Lage. Kawasan ini sejak lama dikenal sebagai daerah yang tempat tumbuhnya kayu-kayu berkomersial tinggi seperti jenis palapi, tahiti, nantu dan kayu hitam (ebony) jenis kayu sangat langka di dunia.
Dari 46.000 ha hutan yang rusak itu, tambahnya, 11.000 ha di antaranya berada dalam kawasan hutan lindung dan hutan produksi. Aktivitas illegal logging, pembukaan kebun dan permukiman penduduk menjadi salah satu penyebab rusaknya kawasan hutan tersebut.
Dikatakan, situasi ini diperparah saat konflik Poso (2000-2006) di mana kontrol terhadap pengamanan hutan sulit dilakukan secara maksimal. Kebutuhan kayu untuk kepentingan pembangunan puluhan ribu rumah penduduk yang rusak akibat konflik, juga diduga sebagai salah satu faktor terjadinya penebangan kayu secara meluas di Poso.
Sumber Pembaruan menyebutkan, pada saat konflik terjadi, banyak oknum memanfaatkan kesempatan menebang kayu secara ilegal dari dalam kawasan hutan Poso dan hasilnya dijual ke Palu, Manado hingga Kalimantan. [128]
Last modified: 15/3/07

No comments: