Sunday, April 23, 2006

Tolak Eksekusi Tibo Cs, Doakan Presiden SBY!
Komentar, 22 April 2006

Sekitar 20 orang dari Aliansi Solidaritas untuk Tibo cs ber-demo di Istana Merdeka. Mas-sa mengusung spanduk berisi sejuta tanda tangan untuk terpi-dana mati kasus kerusuhan Po-so. Dukungan menolak ekse-kusi mati Tibo cs dibubuhkan lewat tanda tangan di atas dua spanduk putih sepanjang 50 meter dan 100 meter. Spanduk tersebut bertuliskan “Tolak Ek-sekusi Tibo Cs, SBY-JK Penjilat.”Masyarakat yang menolak eksekusi mati Tibo cs ini mem-bubuhkan tanda tangan leng-kap dengan mencantumkan na-ma mereka. Dalam orasi, mas-sa meminta agar pemerintah membatalkan eksekusi.Tidak ada poster yang digelar. Setelah puas berorasi sejak pukul 11.00 WIB, massa berge-rak melanjutkan aksi ke Ge-dung Mahkamah Agung (MA). Sementara itu, umat Kristiani diminta mendoakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan aparat penegak hu-kum yang menangani kasus ke-rusuhan Poso yang melibatkan tiga terpidana mati, Fabianus Tibo, Marinus Riwu dan Do-minggus da Silva, agar kasus hukum ini memperoleh pertim-bangan yang benar dan adil.Umat Kristen juga diminta ti-dak melakukan tindakan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Apa pun hasil akhir dari proses hukum Tibo cs, harus diterima dengan kepala dingin dan lapang dada. Harapan itu disampaikan Ke-pala Kantor Departemen Agama (Kakandepag) Kabupaten Nga-da, Drs Yohanes Wage.Wage mengatakan, di dunia ini tidak ada agama manapun yang menyetujui adanya hukuman mati terhadap manusia. Karena mati hidup dan napas manusia tidak berada di tangan manusia tapi berada di tangan Tuhan. Meski demikian, manusia yang hidup di muka bumi ini diatur oleh aturan hukum yang ber-laku di masing-masing negara sehingga harus tunduk kepada aturan hukum dan proses hu-kum yang berlaku. Namun hen-daknya proses dan keputusan hukum haruslah benar-benar memihak pada kepentingan ma-nusia akan rasa keadilan dan kebenaran. “Warga negara yang baik harus taat pada ketentuan hukum yang berlaku. Tapi hal itu bukan berarti proses hukum yang ada harus mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan dan kebenaran,” katanya.(gtr/cpc)

No comments: