Komentar, 3 Feb 2007
Pengakuan pemimpin kelompok bersenjata Poso
Basri: Saya Begini karena Indoktrin dan Dendam
BASRI semula hanyalah orang biasa di Poso. Malah pemuda kelahiran Gebang Rejo ini tidak begitu dikenal sebelumnya. Itu karena sikapnya yang pendiam. Namun sejak aksi teror merajalela di Poso, nama Basri melejit se-bagai teroris yang kejam dan tak sungkan-sungkan membunuh.Malah pria yang telah ditinggal mati ayahnya ini disebut-sebut se-bagai pemimpin para pelaku teror. Meski sudah dikenal banyak orang, namun wajahnya belum populer. Sehingga polisi sempat kecele ketika mencoba menang-kapnya. ‘’Mereka sempat berpapasan dengannya, namun tidak tahu kalau dia Basri,’’ ungkap Bupati Poso, Piet Inkiriwang kepada Komentar. Banyak warga Poso kalau ditanyai nama Basri, pasti kenal. Tapi tidak mukanya. Namun begitu, selihai apapun, Basri ak-hirnya dibekuk. Dalam jumpa pers di Mapolda Sulteng, Jumat (02/02) kemarin, Basri mengaku terlibat sedikitnya 17 aksi teror dan kekerasan di Poso dan Palu. Salah satu di anta-ranya adalah kasus penembakan Pendeta Susianti Tinulele (yang didor di atas mimbar gereja) dan mutilasi tiga siswi SMA Kristen di Poso. Lalu apa alasan Basri mela-kukan semua itu? “Saya mela-kukan tindakan kekerasan itu semata-mata dendam karena konflik horisontal di Poso dan Palu. Karena konflik itu sekitar 26 anggota keluarga saya tewas. Mereka dibantai oleh orang-orang kafir,” kata Basri sambil terisak. Dia juga mengungkapkan, selain bermotif dendam itu, dirinya juga berbuat kekerasan di Poso dan Palu karena in-doktrinasi sejumlah pihak. Bas-ri juga mengaku telah diba’iat (sumpah berjihad), di anta-ranya oleh Mahmud, Rifki, Yah-ya, Iban, Afit, Said dan Hasa-nuddin. “Bapak-bapak dari Jawa tersebut yang selama ini mendoktrin saya sehingga ber-buat kekerasan di Poso dan Palu,” ungkapnya.Basri juga menambahkan, dia sebenarnya ingin menyerahkan diri ke polisi setelah adanya pertemuan dengan sejumlah tokoh Islam dan tokoh Islam di Poso beberapa waktu lalu. Namun, niat itu dilarang oleh Mahmud dan Rifki yang me-nyatakan menyerahkan diri itu merupakan tindakan haram dalam Islam. BOM SEMARANGPenangkapan sejumlah DPO Poso, termasuk Basri, membu-ka seluruh tabir teror di Poso, termasuk aksi peledakan bom. Polda Sulteng dan Mabes Polri serta Polda Jawa Tengah (Jateng) memastikan bom yang diledakkan di Poso beberapa waktu lalu dikirim dari Sema-rang. Jasa pengiriman barang pun diawasi ketat.Jasa pengiriman atau eks-pedisi diminta ekstra hati-hati. Apalagi jika diketahui ada barang mencurigakan yang hendak dikirim ke luar daerah. Kapolda Jateng Irjen Pol Dody Sumantyawan HS menje-laskan, pihaknya telah menyi-sir sejumlah jasa pengiriman di Semarang, namun hasilnya ni-hil. Alamat yang diidentifikasi kepolisian ternyata palsu.“Pengirim rupanya sudah mengantisipasi. Alamat yang dia pakai di Semarang palsu. Tapi sampai kini kami masih terus menyelidiki kemungkinan lain,” katanya di Mapolda, Jl Pahlawan Semarang, Jumat (02/02) seperti dilansir detik.Dody menambahkan, pihak-nya siap bekerjasama dengan jasa pengiriman barang untuk mengidentifikasi benda-benda yang mencurigakan. “Kalau pe-tugas jasa pengiriman ragu-ra-gu terhadap barang yang hen-dak dikirim, silakan dilapor-kan ke polisi saja,” tandasnya.Mengenai orang-orang yang terlibat dalam pengiriman ba-han peledak ke Poso, Dody me-nyatakan kepolisian masih te-rus mengusutnya. Menurut dia, pihaknya belum akan menang-kap sejumlah orang terkait hal itu. “Kita masih perlu cocokkan lagi antara identitas orang-orang yang dicurigai dengan ciri-ciri yang diberikan Polda Sulteng dan Mabes Polri,” ungkap Dody.Berdasarkan informasi yang berkembang, bom yang diledak-kan di Poso dikirim melalui jasa pengiriman tertentu. Dari Sema-rang, barang tersebut dibawa melalui udara. Tak diketahui secara pasti, bagaimana barang berbahaya itu bisa lolos dari pengawasan petugas Bandara Ahmad Yani Semarang.(dtc/ahc)
Saturday, February 03, 2007
Posted @ 10:07 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment