Komentar, 15 January 2007
Tersangka Poso yang Tewas Didor, Jebolan Afganistan
Rian, tersangka perusuh Poso yang tewas ditembak anggota Densus 88 karena melakukan perlawanan, ternyata jebolan Akademi Militer (Akmil) Darul Islam/ NII angkatan II dan per-nah latihan di Afganistan.“Dia angkatan II bersama Mu-khlas (tersangka teroris), Abu Tholud, Ikhsan, Syahroni, Abu Faruk, Ziad, Thoriquddin, Fahim,” ujar Wakadiv Humas Mabes Polri Anton Bachrul Alam, Minggu (14/01) seperti dilansir detik.Nama asli Rian, lanjut Anton, adalah Santoso. Di Afganistan dia menggunakan nama Abdul Hakim. Pria yang pernah masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) beberapa waktu lalu ini dikenal pula sebagai anggota senior Jamaah Islamiyah (JI).Saat di JI, dia pernah menjadi panitia penyelenggara rapat Markaziah JI di Tawangma-ngu, Jawa Tengah, pada 18 Oktober 2002 setelah Bom Bali I. Dia juga pernah mengikuti rapat JI Markaziah di Cisarua, Bogor, pada 7 April 2003. Disebut-sebut pertemuan ini untuk merencanakan penge-boman di JW Marriott pada 5 Agustus 2003.Rian juga pernah menjemput tersangka Bom Bali I yang ma-sih buron, Usman alias Sap-turani. Usman adalah warga negara Malaysia. Oleh Rian, Usman diantarkan kepada Ketua JI Abu Dujana dan Adung, yang juga bertindak se-bagai pelatih kemiliteran dan penentu target teroris Poso.“Dari keterangan tersangka yang tertangkap, Rian menyu-ruh membuat bom-bom yang ada di Poso. Bahan bom dida-tangkan dari Semarang. Se-lama di Poso dia selalu berhu-bungan dengan dengan Abu Dujana yang mengendalikan JI,” imbuh Anton. Anton juga menyebutkan, situasi di Poso hingga petang kemarin, masih cukup kon-dusif. Sempat terjadi pelem-paran pipa paralon di rumah dua orang anggota polisi. Polisi masih terus melancarkan operasi perburuan terhadap tersangka. Ditanya bagaimana peran Adnan Arsal yang sem-pat berkomitmen untuk mem-bantu Polri, Anton menjawab, “Kelihatannya tidak lagi. Kami tetap berupaya sendiri,” ujar Anton.(dtc/kcm)
Monday, January 15, 2007
Posted @ 5:03 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment