Komentar, 16 January 2007
Pengakuan DPO yang ditangkap Densus 88
Bom Poso Disetel dari Semarang
Penangkapan lima DPO pe-rusuh Poso, bisa memberikan sedikit titik terang seputar pengeboman yang marak di Kabupaten Poso. Pasalnya, se-bagaimana pengakuan para DPO yang ditangkap, bom di Poso disetel dari Semarang, Jawa Tengah. Hal ini disam-paikan Wakil Kepala Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Anton Bachrul Alam.Menurut Anton juga, Ryan yang tewas tertembak saat polisi me-nangkap lima Daftar Pencarian Orang (DPO) tindak kekerasan di Poso, Sulawesi Tengah, selama ini berperan sebagai orang yang memerintahkan pembuatan bom tersebut.“Berdasarkan keterangan para tersangka yang tertangkap, Ryan adalah pihak yang menyuruh membuat bom-bom yang di-ledakkan di Poso,” kata Anton di Poso, Senin (15/01). Ia me-ngatakan, bahan bom-bom yang diledakkan di Poso dida-tangkan dari Semarang lewat jalur laut.“Ryan selalu berhubungan dengan Abu Dujana di Jawa Tengah yang sekarang ini mengendalikan JI (Jamaah Islamiyah) di sana,” kata Anton seperti dilansir detik. Seperti diketahui sebelumnya, Satgas Polri menangkap lima dari 24 DPO kekerasan Poso di Jalan Pulau Jawa II Kelurahan Gebang Rejo, Kecamatan Poso Kota, Kamis (11/01) lalu, setelah ter-libat kontak tembak dan aksi pelemparan bom dari tersangka.Kelima tersangka itu adalah Dedi Parsan, Anang Muftadin, Paiman, Upik dan Abdul Muis. Dedi tewas tertembak polisi sedangkan tersangka lain menderita luka-luka. Dua orang yang berusaha menghalangi penangkapan yakni Ryan dan Ibnu juga terkena tembakan. Ryan tewas sedangkan Ibnu menderita luka tembak di perut.Ryan dan Ibnu ini adalah orang yang melempar polisi dengan empat bom, namun tidak satu pun yang mengenai sasaran. Mereka juga ikut menembaki polisi. Anton mengatakan, Ryan memiliki nama asli Santoso dan pernah ikut latihan militer angkatan kedua untuk berperang di Afganistan. Di Afganistan ia memakai nama Abdu Hakim. Ryan juga berperan sebagai panitia penyelenggara rapat Markaziah JI di Tawangmangu, Magetan, Jawa Timur, 18 Ok-tober 2002 dan di Cisarua 5 April 2003. “Ia juga menjadi pelatih kemiliteran dan menen-tukan target-target serangan di Poso,” katanya.(dtc/ihl)
Wednesday, January 17, 2007
Posted @ 12:36 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment