Wednesday, January 17, 2007

SUARA PEMBARUAN DAILY
TAJUK RENCANA II
Perlu Tindakan Tegas

Peristiwa pengeroyokan yang dilakukan tiga oknum anggota TNI dari kesatuan Batalyon Zipur 8 Kodam VII Wirabuana terhadap dua anggota polisi masyarakat (polmas), kembali menorehkan citra buruk bagi aparat keamanan di Indonesia. Peristiwa itu terjadi di Desa Silanca, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso. Peristiwa yang dipicu kejadian sebelumnya, yaitu penyerangan oleh sekitar 10 oknum polisi terhadap dua anggota TNI yang menyebabkan rumah warga Tangkura mengalami kerusakan.
Aksi balas dendam tersebut berbuntut penahanan terhadap tiga anggota Batalyon Zipur 8 yang melakukan pengeroyokan. Mereka ditahan di Makorem 132/Tadulako, Sulawesi Tengah, untuk diperiksa intensif. Peristiwa memalukan itu menambah panjang daftar adu fisik antara anggota TNI dan Polisi. Sebelumnya, pada tanggal 9 Desember 2006, juga terjadi bentrok antara oknum anggota TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) 744/Satria Yudha Bakti dan oknum anggota Kepolisian Resor (Polres) Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pemicunya juga persoalan sederhana karena salah paham.
Memang, kejadian di atas tidak separah yang terjadi di Binjai, Sumatera Utara. Pada akhir September 2002, terjadi penyerbuan dan perusakan Markas Brimob Kompi A Binjai dan Mapolres Langkat di Kota Binjai. Penyerbuan oleh pasukan TNI AD dari Batalyon Lintas Udara 100 saat itu mengakibatkan sejumlah polisi tewas dan terluka. Itulah kejadian yang mengerikan dan menjadikan keprihatinan banyak pihak. Masyarakat berharap bahwa kejadian seperti itu tidak akan terulang, dan biarlah itu menjadi pengalaman kelam yang tidak perlu terulang.
Namun, setelah itu ternyata masih saja muncul bentrokan antara dua kekuatan bersenjata yang seharusnya melindungi rakyat. Terlebih, peristiwa terakhir terjadi di Poso yang saat ini menjadi daerah prioritas untuk keamanan, justru aparat sendiri yang tidak memberikan contoh terhadap masyarakat sekitarnya. Konflik Poso yang belum juga terselesaikan sampai saat ini, masih menjadi beban yang sangat berat bagi masyarakat di sana, juga bagi bangsa ini. Semua orang berharap kerusuhan di Poso dapat segera diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu diperlukan kehati-hatian semua pihak, terutama aparat keamanan. Namun, ternyata dengan alasan yang sederhana bisa memicu bentrok atau pengeroyokan, menunjukkan bahwa para prajurit tersebut masih perlu dibekali.
Sebenarnya, berbagai kejadian itu bisa menjadi pelajaran yang berarti bagi anggota TNI maupun Polri agar tidak mudah terpancing oleh persoalan-persoalan kecil, yang sebenarnya masalah itu bisa diselesaikan dengan bijak dan cepat. Persoalan tidak akan berlarut hingga adu fisik, bahkan pada kejadian sebelumnya sampai melepaskan tembakan, apabila anggota TNI maupun Polri lebih sabar, mampu mengendalikan diri, dan tidak mudah terbawa emosi. Jika tidak demikian, persoalan kecil yang diakibatkan kesalahpahaman bisa berubah menjadi persoalan besar yang melibatkan banyak orang dan merugikan masyarakat.
Kita berharap dalam suasana sekarang ini, suasana keprihatinan karena terjadinya bencana di mana-mana, juga terjadinya kecelakaan moda transportasi di udara, laut, sungai, jalan raya, dan kereta api, seharusnya menjadikan kita mawas diri. Kita harus lebih peka untuk melihat persoalan dengan hati yang bersih, di mana pun posisi kita berada. Kita harus bergandeng tangan satu dengan yang lain untuk menghadapi persoalan bangsa ini. Tanpa kesatuan dan kerukunan, kita akan semakin tenggelam dalam persoalan yang tak ada penyelesaiannya.
Oleh karena itu, kita sependapat agar kejadian-kejadian seperti yang ada di Poso, perkelahian antara oknum anggota TNI dan Polisi, diusut tuntas dan kasus seperti itu harus menjadi pelajaran yang berarti bagi yang lain agar kejadian serupa tidak terulang. Apabila kejadian seperti itu ditolerir, hal itu akan menjadi preseden buruk bagi TNI maupun Polisi. Bagaimana mereka bisa mengamankan atau menjaga ketertiban masyarakat apabila mereka selalu unjuk kekuatan fisik? Tunjukkan kekuatan itu untuk melindungi masyarakat, bukan justru pamer kekuatan. Petinggi TNI dan Polri yang harus menyikapi hal ini dengan benar.
Last modified: 15/1/07

No comments: