Monday, January 29, 2007

Komentar, 29 Jan 2007
JK Minta Bantuan Parpol Islam

Dalam pertemuannya dengan puluhan tokoh dari berbagai ormas Islam, akhir pekan lalu, Wapres Jusuf Kalla (JK) me-minta pemuka agama, aka-demisi Islam, ormas Islam, dan pemimpin partai berasas Islam,membantu pemerintah me-luruskan pemahaman agama yang melenceng akibat penga-ruh kelompok teroris. “Ini penting karena paham yang salah harus diatasi dengan paham yang baik,” ujarnya, Sabtu (27/01).Bila ada ormas maupun partai yang bersedia, peme-rintah bakal menanggung seluruh biaya pendidik agama yang bersedia dikirim ke Poso untuk meluruskan pemaha-man tentang Islam dan me-ngajak masyarakat untuk me-lupakan konflik masa lalu. “Ini saya sampaikan agar sua-tu saat nanti jangan ada yang bilang kita tidak dilibatkan pemerintah. IAIN, misalnya, kalau ada yang mau mengirim-kan mahasiswa KKN ke sana, kita biayai sepenuhnya. Ja-ngan nanti bilang IAIN tidak dilibatkan. Begitu pula kader partai mana pun,” katanya.Sementara itu, ditengarai banyak senjata api masih beredar di Poso. Dikhawatir-kan senjata itu digunakan kembali untuk melakukan aksi kekerasan. Karena itu Komisi III DPR mendesak agar Polri segera mengusut asal senjata di Poso. “Kami me-minta Polri segera melucuti dan menindaklanjuti senjata api di Poso yang ada di masyarakat tanpa pandang bulu, baik itu di kelompok putih maupun merah,” kata anggota Komisi III DPR, Azis Syamsuddin, seperti dilansir detik.com di Jakarta, Minggu (28/01).Azis yang juga Ketua Tim Komisi III saat meninjau Poso, pascabentrok senjata Pada 22 Januari lalu, menilai hal tersebut sangat penting dilakukan agar tidak kembali muncul praktek kekerasan di Poso. “Ini untuk menjaga ketertiban, konflik ini sudah berlangsung lama. Selain itu para pendatang asing yang datang dan mengganggu keamanan harus dicegah,” imbuhnya.Mengenai tindakan Polri pada saat penyerangan, Azis menilai hal tersebut sudah sesuai prosedur, karena sebelumnya upaya persuasif telah dilaku-kan. “Tindakan yang dilakukan harus tegas tapi terukur, agar tidak menimbulkan trauma,” imbuhnya.(dtc/*)

No comments: