Tuesday, January 23, 2007

Polisi dan Warga Tembak-Menembak, 10 Tewas
Laporan Wartawan Kompas Reinhard Marulitua N
Senin, 22 Januari 2007 - 19:56 wib

PALU, KOMPAS - Puluhan polisi dari Kesatuan Brigadir Mobil Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah dan Detasemen Khusus 88 Anti Teror Markas Besar Polri tembak-menembak dengan sekelompok warga sipil bersenjata di Kelurahan Gebang Rejo, Kecamatan Poso Kota, Poso, Sulawesi Tengah, Senin (22/1). Kontak senjata yang terjadi antara Pukul 08.00-14.00 Wita ini mengakibatkan satu orang polisi dan sembilan warga sipil bersenjata tewas serta sejumlah korban luka-luka dari kedua pihak.
Insiden tembak-menembak ini terjadi setelah Senin pagi, sekitar pukul 07.30 Wita, polisi melakukan upaya penangkapan 19 dari 29 orang warga Poso yang masuk dalam daftar pencarian orang di sekitar Kelurahan Gebang Rejo. Upaya penangkapan itu mendapat perlawanan dari sekelompok warga sipil bersenjata, yang terdiri dari beberapa orang DPO dan simpatisan para DPO.
Anggota polisi yang tewas yaitu Brigadir Dua Ronny Iskandar, tertembak pada bagian pipi kiri dan peluru tembus sampai kepala sebelah kanan bagian belakang. Sedangkan anggota polisi yang luka-luka yaitu Inspektur Dua Mastikan, Brigadir Dua I Wayan Pande, dan Brigadir Cosmas.
Adapun sembilan warga sipil yang tewas dan beberapa yang luka-luka masih diidentifikasi. Selain itu, polisi juga menangkap 18 warga yang melakukan perlawanan dengan melepas tembakan.
Kepala Polda Sulteng Brigadir Jenderal (Pol) Badrodin Haiti mengatakan, upaya penangkapan paksa terhadap DPO ini dilakukan karena sejak November 2006 lalu polisi telah berkali-kali memberikan kesempatan kepada DPO untuk menyerahkan diri. Namun, kesempatan itu hanya dimanfaatkan lima dari 29 DPO.
Selain itu, kata Badrodin, DPO yang belum menyerahkan diri dan merupakan bagian dari kelompok bersenjata di Poso telah menguasasi sebagian wlayah Kelurahan Gebang Rejo. “Selain kerap memblokade jalan, kelompok ini juga melarang warga keluar rumah dan meminta warga untuk mematikan lampu pada malam hari. Tekanan itu membuat warga menjadi resah,” kata Badrodin.

No comments: