Monday, January 29, 2007

Tempo, Edisi. 49/XXXV/29 Januari - 04 Februari 2007
Perang dari Pintu ke Pintu

Poso Kota sudah terang tanah ketika tujuh ratusan polisi bersenjata lengkap berkumpul di markas Polres Poso. Senin pagi pekan lalu, mereka akan menggelar operasi bersandi “Operasi Raid” ke Tanah Runtuh. Laporan intelijen menyebutkan, mereka bakal dihadang warga bersenjata.
Benar saja. Operasi untuk memburu 16 dari 26 tersangka (sebelumnya 29 buron, tapi tiga di antaranya belakangan dinyatakan tak terlibat) kasus kekerasan di Poso itu berlangsung di bawah siraman peluru dan letupan bom yang dilepaskan warga. Perang berlangsung dari pintu ke pintu.
Budi Setyarso
Pukul 07.00 waktu setempat (06.00 Waktu Indonesia Barat). Sekitar tujuh ratus polisi dari Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Polri, Brimob, dan Polda Sulawesi Tengah sudah bersiaga di Markas Polres Poso untuk menggelar “Operasi Raid”.
Pukul 08.00, helikopter polisi berputar-putar di atas Tanah Runtuh. Melalui pengeras suara, polisi meminta penduduk tak keluar rumah.
Pada saat yang bersamaan, polisi mulai menyerbu Tanah Runtuh. Sasaran pertama rumah di Jalan Pulau Irian yang diduga sebagai tempat persembunyian tersangka paling dicari, Basri. Tapi buron tak ditemukan.
Warga melawan dengan senjata serbu M-16 dan AK-47, bom molotov, dan memasang barikade. Polisi mengklaim dihadang 100 warga bersenjata, tapi warga menyebut jumlahnya tak lebih dari 30 orang.
Pukul 08.30 WITA, polisi melakukan pemeriksaan dari rumah ke rumah di tengah hujan peluru dan bom.
Pukul 12.00 WITA, baku tembak menghebat. Polisi mulai menyerang dari helikopter.
Warga bersenjata terdesak dan lari ke bukit.
Baku tembak berakhir ketika azan magrib berkumandang. Polisi menyatakan satu polisi dan 13 warga tewas. Mereka dinyatakan sebagai anggota jaringan Mujahidin Kayamanya, Tanah Runtuh, namun kemudian diketahui dua di antaranya tukang bakso dan pengojek. 13 warga ditangkap.
Perbandingan KekuatanPOLISI
Lebih dari 3.000 personel, terdiri dari:
Polda Sulawesi Tengah: 2.000 personel
Brigade Mobil: 1.100 personel (12 satuan setingkat kompi)
Detasemen Khusus 88 Antiteror: 36 personel (3 regu)
TNI ANGKATAN DARAT1.362 personel, termasuk 12 personel Sandi Yudha Kopassus
INTELIJEN Jumlah tidak diketahui
WARGA BERSENJATA300 orang (versi polisi), 130 versi sumber Tempo.

No comments: