SUARA PEMBARUAN DAILY
Poso Masih Mencekam, Korban Tewas 14 Orang
Dua polisi bersiap menurunkan jenazah rekan mereka Briptu Rony Iskandar dari mobil jenazah di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (22/1). Rony tertembak dalam penggerebekan tersangka perusuh di Poso, Sulawesi Tengah, Senin. [Foto: Fahry Fauzy]
[PALU] Situasi Kota Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (23/1) pagi, masih mencekam. Sebagian besar toko masih tutup, begitu juga Pasar Sentral Poso yang menjadi pusat kegiatan ekonomi dan bisnis tampak sepi. Akibat baku tembak antara polisi dengan sekelompok masyarakat, Senin (22/1), 14 orang tewas, termasuk satu anggota Brimob.
Menurut informasi yang dihimpun, korban tewas terakhir adalah Duan, salah satu dari 25 tersangka kerusuhan yang ditahan menyusul bentrokan antara aparat Polri dan massa pengikut para tersangka kerusuhan Poso. Duan tewas di RS Bhayangkara, Palu.
Sementara itu, menyusul bentrokan berdarah pada Senin, lalu lintas dari dan menuju Poso juga masih lengang. Pengguna kendaraan pribadi serta angkutan umum enggan melewati Poso, khawatir menjadi sasaran penembakan dan peledakan bom.
Serangkaian ledakan bom dan tembakan terjadi pada Senin di Kelurahan Gebang Rejo, Kecamatan Poso Kota menyusul penggerebekan aparat keamanan untuk menemukan bahan-bahan peledak dan mencari buronan yang diduga bersembunyi di rumah-rumah penduduk.
Selain 14 orang tewas, tercatat 31 orang luka berat dan ringan akibat tertembak dan terkena ledakan bom. Menurut saksi mata, selama penyergapan terdengar sekitar 100 kali ledakan bom dan tidak terhitung rentetan tembakan.
Selain Duan, korban tewas terdiri dari seorang polisi Briptu Rony Iskandar serta 12 warga sipil, yakni Mahmud, Om Gam alias Opa Jenggot, Firman, Huma, Idrus Asapa, Andreas, Apriyanto alias Munif, Yusuf, Toto, Icang, Darsono, dan Rahman Abdul Wahab.
Sedangkan korban luka-luka terdiri dari enam polisi dan 25 warga sipil. Dari 25 warga sipil itu, tiga di antaranya adalah buronan yang dicari-cari polisi, yakni Tugiran, Wiwin Kalahe dan Ical.
Kepala Bidang Humas Polda Sulteng Ajun Komisaris Besar Polisi Moh Kilat, membenarkan tentang jumlah korban tewas dan cedera, baik di pihak polisi maupun warga sipil. Namun, tuturnya, kondisi 25 korban sipil yang terluka sebagian besar sudah membaik.
Setelah itu, mereka langsung ditangkap dan langsung digelandang ke Polda Sulteng untuk pemeriksaan intensif.
Sementara itu, jenazah Briptu Rony, yang tertembak di bagian kepala dan tewas di lokasi, Selasa pagi diterbangkan ke Jakarta untuk diserahkan ke keluarganya. Korban adalah anggota Satuan Pelopor III Brimob Kelapa Dua yang di-BKO (bawah kendali operasi) di Poso.
Sedangkan 10 korban warga sipil sudah diserahkan kepada keluarganya untuk dikebumikan.
Ransel Bom
Saksi mata menyebutkan, sebagian dari para korban tewas ditemukan masih membawa ransel berisi bom yang siap diledakkan dan di kantong-kantong baju berisi amunisi.
Enam polisi yang terluka saat ini masih dirawat di RS Bhayangkara Polda Sulteng dan RSU Poso. Mereka, di antaranya Ipda Muslikan (Komandan Peleton Brimob Kelapa Dua), Bripda Wayan Pande (Satpor III Brimob Kelapa Dua), Bripda Dudung Andi dan Bripda Abd Wahid (Komandan Regu Brimob Polda Sulteng).
Dalam penggerebekan tersebut, polisi juga menyita sejumlah besar bahan peledak dan senjata, seperti senapan laras panjang M-16, senjata MK3, satu pucuk pistol jenis revolver dan mozer.
Disita pula 12 bom rakitan, 1.350 butir amunisi berbagai kaliber, 92 gotri (bola besi untuk bahan merakit bom), 185 detonator, delapan bom molotov serta magasin, pistol rakitan jenis FN dan satu senjata laras panjang.
Menurut Kilat, upaya penegakan hukum tetap terus akan dilanjutkan sampai semua tersangka tertangkap. Kini masih 15 tersangka lagi yang diburu polisi dan diduga mereka masih bersembunyi di Poso karena banyak pendukungnya di daerah itu.
Sementara itu, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Sisno Adiwinoto kepada Pembaruan, Selasa pagi, mengatakan, Polri akan terus melakukan tindakan tegas terhadap kelompok masyarakat sipil yang memegang senjata api dan melakukan kejahatan di Poso selama ini.
Menurut dia, tidak ada warga sipil yang tidak bersalah ikut menjadi korban dalam upaya represif polisi itu. "Mereka inilah yang melakukan penembakan dan pembunuhan di Poso. Di tubuh mereka juga ditemukan senjata api dan amunisi. Jadi buktinya mereka sebagai penjahat, jelas," tegasnya.
Selasa pagi, ditemukan lagi dua mayat warga sipil. Kedua mayat ditemukan aparat keamanan sewaktu menyisir kawasan Gebang Rejo Poso Kota.
Kapolda Sulteng Brigjen Polisi Badrodin Haiti ketika dihubungi membenarkan perihal penemuan mayat tersebut.
Dalam kejadian itu, tutur Kapolda, polisi berhadapan dengan kelompok bersenjata di Poso yang diidentifikasi sebagai kelompok tersangka dan para pendukungnya. "Kami akan tangkap mereka sampai mereka menyerah," tegasnya. [128/E-8]
Last modified: 23/1/07
Tuesday, January 23, 2007
Posted @ 7:17 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment