Friday, January 12, 2007

SUARA PEMBARUAN DAILY
Poso Tenang, Jenazah Bripda Dedi Irawan Dibawa ke Garut

[PALU] Situasi keamanan Poso pascapenangkapan sejumlah tersangka yang masuk daftar pencarian orang (DPO) Polri, masih relatif aman. Warga melakukan aktivitasnya seperti biasa. Warga berusaha tidak terpengaruh pada aksi-aksi yang hendak mengganggu situasi keamanan yang mulai stabil di Poso.
Sementara itu, jenazah Bripda Dedi Irawan, anggota polisi asal Polda Jawa Barat (Jabar) Jumat (12/1) pagi diterbangkan dengan pesawat Lion Air ke tanah kelahirannya di Garut Jabar. Korban yang bertugas sebagai anggota polisi masyarakat (Polmas) di Poso itu, tewas dianiaya massa yang dipicu emosi akibat kematian Rian yang ikut ditembak aparat dalam penggerebekan para DPO di Poso Kamis (11/1).
Dalam penggerebekan itu satu DPO tewas terkena peluru petugas yakni Dedi Parsan alias Dedi (28) dan Rian (tidak termasuk DPO) yang juga tewas ditembak saat penggerebekan, keduanya sudah dikuburkan Kamis siang di Poso.
Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Moh Kilat menegaskan, Dedi maupun Rian ditembak karena berusaha melawan petugas saat penggerebekan DPO berlangsung. "Saat penggerebekan keduanya menembak dan melempari petugas dengan bom karena itu petugas terpaksa menembak keduanya," kata Kilat.
Kematian Rian memicu emosi massa. Sekembali dari pemakaman, massa menganiaya Bripda Dedi Irawan yang kebetulan melintas hingga tewas. Pembunuhan anggota polisi tersebut kata Kilat masih diusut dan sampai saat ini belum ada yang ditangkap terkait pembunuhan itu.
Sampai Jumat pagi polisi masih memeriksa 4 DPO yang berhasil ditangkap di tempat persembunyiannya di kawasan Jl. Pulau Jawa II Kelurahan Gebang Rejo, Poso Kota, Kamis. Keempatnya Anang Muftadin alias Papa Enal (40), Paiman alias Sarjono (33), Upik alias Pagar (22) dan Abd Muis alias Muis (25).
Selain itu ditangkap/diperiksa dua orang lainnya Imran (20) dan Makruf Zainuri (30). Begitu ditangkap mereka langsung dibawa ke markas Polda Sulteng di Palu, dan sementara diperiksa secara intensif oleh aparat penyidik.
Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Sulteng, Dedy Askari menyayangkan peristiwa penangkapan DPO Poso harus menimbulkan korban jiwa.
"Kita menghormati tugas polisi melakukan penegakan hukum tapi kita sudah buat komitmen dengan aparat agar dalam penangkapan para DPO senantiasa kembangkan langkah persuasif dan hindari korban jiwa," katanya.
Untuk itu pihak Komnas HAM dari Jakarta dalam waktu dekat akan turun langsung ke Poso untuk menyelidiki sejauhmana mekanisme penangkapan para DPO sudah dilakukan sesuai hukum yang berlaku.
Dengan ditangkapnya 5 DPO Polri di Poso (termasuk satu DPO yang tewas) maka masih 19 DPO lagi yang masih dicari polisi yang diduga mereka semua masih bersembunyi di Poso. Salah satu dari DPO yang sangat dicari polisi adalah Basri, ia diduga sebagai otak utama dibalik aksi-aksi kekerasan yang telah banyak menimbulkan korban di Poso maupun Palu
Hasil Selundupan
Enam senjata api organik yang ditemukan polisi saat menangkap lima buronan kerusuhan Poso, pada Kamis (11/1) pagi, merupakan hasil selundupan dari negara lain.
"Senpi organik itu bisa saja diselundupkan dari Filipina, sebab jarak Filipina dengan Sulawesi cukup dekat," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Sisno Adiwinoto kepada wartawan di Jakarta, Kamis (11/1).
Menurut Sisno, senjata organik itu kecil kemungkinan senjata resmi organik yang terdaftar di Indonesia atau dimiliki oleh militer. "Setiap senjata ada registernya. Sementara senjata-senjata itu tidak ada registernya," kata dia.
Sisno mengatakan, penemuan senpi organik itu membuktikan, di Indonesia ini terdapat banyak senjata selundupan dari luar negeri. Polri, kata dia, akan terus memberantas perdagangan gelap senjata organik.
Menurut Sisno, Polri terpaksa menangkap paksa lima DPO itu karena selain mereka terlibat kasus kerusuhan di Poso, juga terlibat penyelundupan senjata api.
Dalam penyergapan itu, Polri berhasil mengamankan belasan senjata api dan ratusan butir peluru di lokasi penangkapan lima DPO. Polisi menemukan enam senjata organik terdiri dari M16 satu pucuk, SKS dua pucuk, SS satu pucuk, revolver SNW satu pucuk, dan GLM satu pucuk.
Dari lokasi itu, polisi juga mengamankan satu magazine M16 isi 29 peluru, satu magazine besar tiga buah, dan magazine kecil dua buah. Sedangkan, amunisi yang ditemukan, adalah kaliber 5,56 mm sebanyak 178 butir, kaliber 38 sebanyak 119 butir, amunisi SKS 57 butir, V1 sebanyak 30 butir, SG satu butir, US Careben 31 butir.
Selain itu, ditemukan pula Senjata api rakitan laras pendek sebanyak 12 pucuk, senjata api rakitan laras panjang satu pucuk. [128/E-8]
Last modified: 12/1/07

No comments: