Thursday, August 10, 2006

Komentar, 10 Aug 2006
Tokoh Agama Minta Tinjau Kembali Putusan Final Tibo Cs

Menanggapi eksekusi Tibo Cs yang akan dilaksanakan Minggu ini, sejumlah tokoh agama Sulut meminta putusan final untuk tiga terdakwa mati ditinjau kembali, bukan hanya pertimbangan aspek agama semata, tapi juga kemanusiaan. Dalam konteks iman kehidupan itu hanya milik Tuhan, untuk itu penerapan kehidupan mati di era kemerdekaan harus mendapat perhatian penuh.Dalam kehidupan, umat manusia tidak pernah luput dari suatu kesalahan. Tetapi ada juga peluang dan kesempatan untuk melakukan pertobatan. Disamping aspek aga-ma, aspek kemanusiaan sangat perlu diperhatikan, bagaimana de-ngan keluarga, isteri dan anak-anaknya nanti.”Terlebih diera ke-merdekaan, hukuman mati harus mendapat perhatian penuh. Kare-na, kehidupan itu hanya milih Tu-han. Selayaknya putusan final Tibo Cs ditinjau kembali,”tegas Pucuk Pimpinan KGPM Gbl Teddy Bata-sina, Rabu (09/08). Hukuman mati,menurutnya seharusnya dijadikan koreksi diri untuk lebih menghargai dan meng-hormati hak hidup setiap orang. Maka dari itu, eksekusi Tibo Cs pe-merintah harus memberikan pen-jelasan secara obyektif, dan men-dengar berbagai aspirasi yang ber-kembang di masyarakat. Hal ini penting dilakukan, mengingat sampai saat ini masih terjadi pole-mik di tengah-tengah kehidupan ma syarakat. “gerakan-gerakan moral yang disponsori, masya-rakat, gereja dan tokoh agama harus menjadi catatan penting da-lam pengambilan keputusan ak-hir, agar tidak terjadi intepretasi yang subyektif,”jelasnya.Disisi lain Ketua Yayasan Pendi-dikan Katolik Pastor Fred Tawalu-yan Pr mengucapkan terima ka-sih, karena ada sejumlah orang-orang pejuang antara lain seperti Uskup Suwatan, Amin Lasena dan Pdt Nico Gara yang memberi perhatian pe-nuh pada Ti-bo Cs. Hen-daknya mere-ka tetap ber-juang juga untuk banyak kasus lain di Manado. Kita perlu belajar lebih kritis terhadap kondisi hukum dan pengadilan di negara kita. Kita masih dituntut untuk menuntut keadilan disegala segi kehidupan.Karena, Tibo Cs adalah tumbal permainan politik, kuhum kekua-saan dan hukum politik kekua-saan di negeri ini. Masyarakat harus berani belajar hukum se-cara baru dan benar. Hukum dan keadilan harus direvisi sehingga menjadi kebenaram yang perlu-ditegakkan . semua disiplin ilmu dan kaum beragama harus . “Untuk itu, kita bersama-sama berdoa, agar Tibo Cs dan keluar-ganya diberikan kekuatan iman. Namun bagaimana dengan pembunuh-pembunuh lainnya. Kapan mereka diekse-kusi?,”jelasnya seraya berta-nya-tanya.Senada dika-takan Kalo Ta-hirun, secara pribadi ia men-jelaskan tidak setuju dengan adanya hukuman mati, karena ini menyangkut soal unsur kema-nusiaan. Dan selayaknya huku-man mati itu diganti dengan hu-kuman seumur hidup saja. Dan se-layaknya Indonesia, menerapkan hukum sendiri, jangan mengambil dari hukum belanda.”Sebab masa-lah mati, hidup itu sepenuhnya ada ditangan sang pencipta, yaitu Tu-han. Tuhan saja mau mengampuni seberapa besar kesalahan umat-nya, apalagi sesama manusia, jika saling membunuh itu kan hukum-nya dosa besar, dan mendahului kehendak dari Allah,” beber-nya.(aan)

No comments: