Friday, August 11, 2006

SUARA PEMBARUAN DAILY
Tibo Cs Tolak Tandatangani Berita Acara Pemberitahuan Eksekusi

[PALU] Walaupun ditentang banyak kalangan namun eksekusi mati terhadap ketiga terpidana kasus kerusuhan Poso, Fabianus Tibo, Dominggus Da Silva dan Marinus Riwu kelihatannya tetap akan dilaksanakan Sabtu (12/8) pukul 00.15 Wita.

Pihak eksekutor, dalam hal ini Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah (Sulteng), Kamis (10/8), kembali mengutus stafnya Agus Setiawan menemui ketiga terpidana di Lembaga Pemasyarakatan Palu.

Agus menyodorkan berita acara pemberitahuan eksekusi untuk ditandatangani ketiga terpidana. Namun Tibo dan kedua rekannya menolak untuk menandatanganinya.

"Kami tak akan pernah mau menandatangani surat itu karena kami tidak ber-salah sama sekali. Kami tidak pernah membunuh. Kami telah dijadikan korban, jadi kami menolak dihukum mati," ujar Tibo kepada Pembaruan melalui saluran telepon seluler dari bilik selnya, Kamis.

Akan tetapi aparat kejaksaan tampaknya tidak menggubris penolakan ketiga terpidana. Terbukti setelah pemberitahuan eksekusi itu disampaikan Selasa (8/8), ketiga terpidana sudah langsung diisolasi.

Menurut Tibo, sejak Rabu (9/8), mereka yang tadinya membaur sekamar dengan para tahanan lain- nya, dipindahkan ke kamar sel yang khusus hanya menampung satu orang satu kamar.

"Saya ditaruh di kamar sel nomor 1, Dominggus di sel nomor 2 dan Marinus sel nomor 3. Di tempat ini, kami hanya sendiri-sendiri, dan hanya bisa ditemui lewat satu pintu," tuturnya.

Kapolda Sulteng Brigjen Polisi Oegroseno mengatakan, pihaknya jauh-jauh hari sudah mempersiapkan regu tembak.

Penetapan Presiden No 2 Tahun 1964 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pidana Mati yang Dijatuhkan oleh Pengadilan di Lingkungan Peradilan Umum dan Militer dalam Pasal 10 menentukan, untuk melaksanakan pidana mati, dibentuk sebuah regu penembak yang terdiri dari seorang bintara, 12 tamtama, di bawah pimpinan seorang perwira, semuanya dari Brigade Mobile (Brimob).

Dalam melaksanakan tugas ini, regu penembak tidak akan menggunakan senjata organiknya dan regu tembak akan menembak terpidana dalam jarak tidak boleh melebihi 10 meter, dan tidak boleh kurang dari lima meter.

Terpidana dibawa ke tempat pelaksanaan eksekusi dengan pengawalan polisi. Kemudian komandan regu tembak melalui isyarat gerakan pedangnya akan memberikan perintah untuk menembak tepat pada jantung terpidana hingga mati.

Menurut Oegroseno, jika pada tembakan pertama, terpidana belum mati, maka dilepaskan tembakan terakhir dengan menekankan ujung laras senjata pada kepala terpidana tepat di atas telinganya.

Regu Tembak

Sumber Pembaruan di Kejaksaan Tinggi Sulteng menyebutkan, untuk melaksanakan hukuman mati Tibo Cs, dibentuk tiga regu tembak yang berjumlah 42 orang. "Ketiga terpidana mati akan dieksekusi secara bersamaan oleh ketiga regu tembak tersebut di satu lokasi yang sudah ditentukan," katanya.

Tibo Cs dijatuhi hukuman mati oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Palu pada 5 April 2001. Ketiganya dinyatakan terbukti bersalah terlibat kasus kerusuhan Poso jilid III, April-Mei 2000.

Walaupun ketiga terpidana melalui kuasanya hukumnya berupaya keras mencari keringanan hukum namun semuanya sia-sia. Upaya banding, kasasi, peninjauan kembali hingga pengajuan grasi ditolak Presiden Yudhoyono.

Sampai saat ini belum diketahui lokasi eksekusi. Pihak eksekutor maupun kepolisian setempat sangat merahasiakannya. [128]

--------------------------------------------------------------------------------
Last modified: 11/8/06

No comments: