Komentar, 11 Jan 2007
Terdakwa Mutilasi Poso Akui Tulis Surat Teror
Masih ingat kasus mutilasi dan pemenggalan kepala atas tiga siswi di Poso? Ini perkem-bangan tebaru soal kasusnya. Disebutkan, terdakwa kasus mutilasi yang terjadi Oktober 2005 lalu, mengaku pernah menulis surat teror. Surat itu ia masukan dalam kantong plastik hitam yang berisi kepala korban.“Ya, (itu tulisan saya),” ja-wab Hasanuddin, salah satu terdakwa menjawab perta-nyaan hakim Lilik Muryadi di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Jalan Gadjah Mada, Rabu, (10/01). Salah satu kalimat yang ia tulis adalah “masih dicari seratus atau diperlukan lagi 100 kepala kangkoli anak remaja laki-laki atau perempuan, darah harus dibalas darah, nyawa dengan nyawa, kepala dengan kepala”.Pengakuan terdakwa dikuat-kan oleh terdakwa lain dalam berkas terpisah yang dihadirkan jaksa pada kesempatan serupa. Mereka adalah Lilik Purnomo dan Irwanto Irano. Keterangan itu diperoleh setelah jaksa me-ngajukan saksi memberatkan yakni ahli forensik dari Mabes Polri, Gigih Prabowo. Dalam analisis, Prabowo yakin surat teror tersebut asli dan bukan di tulis oleh orang lain.“Tulisan tangan itu memang identik dengan terdakwa. Sulit bagi seseorang untuk meniru asli tulisan tangan sepanjang itu. Itu memang asli (ia yang tulis),” papar saksi ahli itu seperti dilansir detik.com. Namun, salah satu pengacara terdakwa, Novan-da, merasa keberatan. Menu-rutnya, tulisan itu belum tentu menentukan teror atau tidak. Selain itu, surat tangan di atas kertas HVS tersebut ti-dak diketahui ditulis setelah kejadian atau sebelum ke-jadian. Sidang akan dilanjut-kan 17 Januari 2007 pukul 11.00 WIB dengan agenda mendengarkan keterangan saksi.(dtc)
Thursday, January 11, 2007
Posted @ 10:43 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment