Friday, November 03, 2006

Polri Ultimatum Adnan Serahkan Perusuh Poso
Komentar, 03 November 2006

Ketua Forum Silaturahmi dan Perjuangan Umat Islam Poso, Adnan Arsal dinilai tahu banyak dengan sepak terjang para tersangka perusuh Poso. Apalagi menantu Adnan Arsal adalah Hasanuddin, salah satu tersangka dan otak pelaku kerusuhan yang sudah tertangkap. Kini, Mabes Polri serta Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Polda Sulteng) memberikan batas waktu satu minggu bagi Adnan Arsal, untuk menyerahkan 26 tersangka yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Nama para tersangka sudah diserahkan beberapa hari lalu. Penegasan itu disampaikan Kapolda Sulteng Brigjen Badrodin Haiti, belum lama ini. Dia mengatakan, jika dalam waktu satu minggu pihak Ad-nan Arsal tidak dapat menye-rahkan atau menangkap para tersangka kasus kekerasan di Poso dan sekitarnya maka apa-rat kepolisian akan segera me-lakukan penangkapan terha-dap mereka. “Kami memberi waktu satu minggu bagi Adnan Arsal terhitung Senin (30/10),” kata kapolda seperti dilansir sinarharapan online.Dalam pertemuan dengan Wapres Jusuf Kalla, Minggu (29/10) lalu, Adnan Arsal menyatakan siap membantu Polri untuk menangkap para tersangka kasus kekerasan di Poso dan sekitarnya. Pemimpin Pondok Pesantren Al Almanah di Tanah Runtuh itu malah meminta Kapolri Jenderal Sutanto yang hadir dalam pertemuan dengan wapres itu untuk menyerahkan DPO tersangka tindak kekerasan di Poso. Adnan Arsal adalah mertua Hasanuddin, pelaku mutilasi tiga siswi SMU di Poso yang kini mendekam di Ruang Tahanan Mabes Polri. Wakil Kepala Divisi Hubu-ngan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Anton Bachrul Alam dalam kesempatan terpisah meminta ke-26 tersangka itu menyerahkan diri. Mereka adalah Basri, Nganto Bogel, Yudi Parsan, Edi Parsan, Amne Neode, Iwan Asapa, Iin Bone-sompo, Kolek, Sanusi, Emal, Handara Paul, Ardin Lawa-ngah, Anang, Nasir, Ateng Mar-jo, Yasni Lakita, Tugiran, Sar-jono, Ayi Lalita, Opik Bone-sompe, Andi Bocor alias Udin, Wahono, Rizal, Wurni Kalaki dan Agus Jenggot, Taufik Bu-luga alias Upik, dan Alex. Sementara itu, langkah Polda Sulawesi Tengah menyebarkan foto tersangka pelaku kerusu-han di berbagai tempat di Poso dan Palu dinilai tepat. Langkah ini efektif untuk membantu penyelidikan kasus-kasus kekerasan tersebut.“Tentu efektif,” kata Kapolri Jenderal Sutanto di sela-sela acara Indonesian Regional Investment Forum 2006 di Hotel Shangri-La, Kamis (02/11). Sutanto menilai, dengan penyebaran foto ini masyarakat bisa mengenali wajah para tersangka pelaku kerusuhan. Diharapkan mereka bisa mem-berikan informasi keberadaan para pelaku yang kini masuk daftar pencarian orang (DPO).“Paling tidak memberitahu-kan kepada polisi,” ungkap Sutanto.Menurut Sutanto, langkah penyebaran foto ini tidak hanya ditujukan kepada kelompok muslim yang berjanji mem-bantu kepolisian. Sutanto per-caya semua pihak akan urun rembug (ikut memberikan pemikiran) membantu polisi menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di Poso dan Palu. “Kita yakin semua anggota masyarakat ingin Poso dan Palu tenang,” tutur Sutanto.(shc/dtc)

No comments: