Thursday, November 23, 2006

RS, Kamis, 23 November 2006
RSUD Poso Butuh Dokter Spesialis Anak, Pemda Siapkan Insentif 7,5 juta Perbulan

POSO - Hingga saat ini, Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Daerah (BPK-RSUD) Poso belum memiliki dokter spesialis anak. Padahal, keberadaannya sangat dibutuhkan di daerah pasca konflik tersebut. Belum adanya dokter spesialis anak, juga mengindikasikan belum terpenuhinya target dokter spesialis yang harus dipenuhi jenis rumah sakit tipe C seperti RSUD Poso ini. Diketahui, untuk rumah sakit tipe C idealnya harus memiliki 4 (empat) dokter spesialis. " Rumah sakit ini baru memiliki tiga dokter spesialis," kata Direktur BPK-RSUD Poso dr. Asnah awad yang ditemui Radar Sulteng Rabu (22/11).
"Yang ada baru dokter spesialis bedah, spesialis objin/kebidanan, dan spesialis internis/penyakit dalam," rincinya menambahkan. Menurut Asnah, sebagai rumah sakit rujukan dari dua kabupaten tetangganya (Morowali dan Touna, red), dokter spesialis anak menjadi kebutuhan RSUD Poso yang tidak bisa ditawar lagi. Ini mengingat banyaknya kasus penyakit anak yang ada dalam setiap bulannya. " Tiap bulan setidaknya ada 6 sampai 10 kasus penyakit anak," sebutnya. "Karena tidak ada dokter spesialis, semua pasien akhirnya kami rujuk ke Palu (Undata)," tambah Asnah.
Direktur RSUD Poso ini selanjutnya menyebutkan jenis-jenis penyakit anak yang tidak mampu ditangani dokter umum, dan harus dirijuk ke Palu, seperti ispa dan tipes. "Kebanyakan yang kami rujuk, adalah anak yang menderita penyakit jenis ispa, tipes, dan diare akut," beber Asnah Awad.
Apa upaya yang telah dan akan dilakukan..?. Asnah Awad mengatakan, pihaknya telah berupaya mendatangkan dokter spesialis anak sejak tahun 2001. Namun usaha yang telah ditempuhnya baik di tingkat provinsi maupun dipusat (Jakarta) sampai saat ini belum membuahkan hasil. "Saya pernah ke Dinkes provinsi, pernah melobi langsung ke Fak. Kedokteran Unhas, bahkan saya pernah juga meminta langsung kepada Menteri Kesehatan RI di Jakarta. Tapi hasilnya nihil," Akunya. Apa kendalanya..?. "Mereka beralasan Poso belum aman," lanjut Asnah.
Namun demikian, Asnah mengaku, RSUD Poso tidak pernah putus asa untuk tetap mendatangkan dokter langka itu. Bahkan, ada trik baru yang ditempuh Pemkab Poso untuk menarik perhatian dokter spesialis anak agar mau masuk di Poso. "Pemda akan memberi insentif Rp. 7,5 juta perbulan bagi dokter spesialis anak yang mau bertugas di Poso," kata direktur RSUD Poso. Lanjut Asnah, gaji besar itu belum termasuk fasilitas lain yang disediakan Pemkab. " Selain gaji 7,5 juta/bulan, pemda juga menyiapkan rumah dinas serta kendaraan dinas roda empat (mobil, red),"pungkasnya. (Cr5)

No comments: