Monday, November 13, 2006

Sejumlah Tokoh Lindungi Adnan Arsal dari Incaran Polisi
Senin, 13 November 2006 01:28 WIB

TEMPO Interaktif, Palu:Rencana Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia menangkap Ustad Adnan Abdul Rahman Saleh (Arsal) ditentang sejumlah tokoh di Poso. Penangkapan Pemimpin Pesantren Al-Amanah, Tanah Runtuh, itu berpotensi memperburuk situasi Poso.Menurut Harun Nyak Item Abu, tokoh pemuda Kayamanya, polisi hanya mencari kesalahan Adnan Arsal yang oleh warga Poso diyakini tidak bersalah dalam berbagai kasus teror. "Ucapan Ustad Adnan yang menyudutkan polisi melalui media massa, karena melihat aparat keamanan tidak jujur dalam mengungkap fakta kekerasan di lapangan," ujarnya kemarin.Polisi, menurutnya, tidak zamannya lagi mengekang warga dalam menyampaikan pendapat. "Pendapat ustad tidak identik dengan provokator sebagaimana yang dituduhkan polisi," katanya.Sedangkan Ustad Ahmad dari Gebang Rejo, mengatakan warga Poso akan memberikan reaksi keras jika Adnan Arsal benar-benar ditangkap. Di mata Ahmad, Adnan Arsal merupakan pejuang warga muslim di Poso. "Dia tak pernah lari dari Poso," ujarnya.Bahkan, menurut Tajwin Ibrahim dari anggota Tim Pembela Muslim Poso, massa bakal menghalang-halangi polisi saat meringkus Adnan. "Ustad Adnan sebagai juru bicara warga muslim tugasnya memang harus bersuara. Apa yang diucapkan itu hanya sebagai pembelaan atas ketidakjujuran polisi di Poso," serunya.Rencana penangkapan terhadap Adnan Arsal disampaikan juru bicara Markas Besar Kepoisian RI, Brigadir Jenderal Sisno Adiwinoto, Jumat lalu. Adnan disinyalir melindungi 29 buron polisi dalam kasus teror di Poso. Yang bersangkutan akan dijerat pelanggaran penghasutan (Koran Tempo edisi Sabtu, 11 November.Kasus teror Poso yang terakhir adalah bentrokan warga Tanah Runtuh dengan polisi pada 22 Oktober malam. Seroang tewas tertembak bernama Syaifuddin dan tiga orang lainnya luka-luka. Sebelumnya, Pendeta Irianto Kongkoli tewas ditempak oleh dua orang tak dikenal. Pelakunya diduga berlindung di Tanah Runtuh.Pengejaran terhadap 29 tersangka yang dinyatakan buron, hingga kemarin belum satu pun diringkus. Mereka diduga bersembunyi di permukiman penduduk Tanah Runtuh. Sejumlah orang tua buron menyatakan akan melindungi anaknya dari penangkapan polisi,Juru bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Ajun Komisaris Besar M. Kilas, mengatakan pencarian 29 tersangka memang belum ada ada yang ditangkap. "Kami memperkirakan merekamasih berkeliaran di wilayah Poso," ujarnya kemarin.Semenara itu, penjagaan polisi pada jalur keluar masuk Kabupaten Poso dipeketat. Setiap pos digaja oleh satu regu polisi dan dibantu sejumlah anggota TNI. Jumlah penjagaan itu lebih dari 100 pos.
Muhammad Darlis

No comments: