Wednesday, October 25, 2006

Pemerintah Kirim Tim Evaluasi Kerusuhan ke Poso
Selasa, 24 Oktober 2006 21:50 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah mengirimkan tim untuk menyelidiki bentrokan dan kerusuhan yang melanda Poso, Sulawesi Tengah, dalam tiga hari terakhir. Tim tersebut beranggotakan Kepala Badan Intelijen Negara Syamsir Siregar, Asisten Teritorial Markas Besar TNI, dan Inspektur Jenderal Jusuf Manggabarani yang mewakili pihak kepolisian. "Hari ini mereka berangkat ke sana untuk evaluasi bagaimana kejadian yang kemarin dan tindak lanjutnya kita tunggu laporan mereka," kata Panglima TNI, Marsekal Djoko Suyanto, kepada wartawan seusai silaturahmi Lebaran dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Selasa (24/10). Tim tersebut, kata Djoko, bertolak ke Poso sekitar pukul 10.00 WIB Selasa pagi dan hasil evaluasi mereka kemungkinan akan diperoleh setelah Lebaran.Dalam dua pekan terakhir, terjadi beberapa insiden di Poso dan Palu. Pada Senin (16/10), pendeta Irianto Kongkoli ditembak oleh orang tidak dikenal di depan toko bangunan di Palu. Sepekan kemudian, bentrokan terjadi antarwarga dengan beberapa personel Brimob di pos polisi Poso Kota. Kejadian terakhir, pada Selasa (24/10), gereja Eklesia dibakar oleh sekelompok massa. Meski beberapa hari terakhir terjadi peningkatan kasus kekerasan, Djoko mengatakan pemerintah belum akan menghidupkan kembali operasi pemulihan keamanan di Poso. TNI sendiri, kata dia, telah menempatkan 200 personel di Palu dan 200 lagi di Poso untuk membantu pemerintah daerah dan polisi mencegah terjadinya bentrokan antar-masyarakat.Djoko mengakui, penambahan pasukan tidak akan menyelesaikan masalah. Sebab, menurut dia, kunci perdamaian di Poso adalah keinginan masyarakatnya untuk berdamai. Sementara itu, Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutanto menilai masalah di Poso bukanlah konflik antarkelompok masyarakat. "Ini sudah bukan konflik horizontal lagi. Yang ada adalah pelaku teror," ujarnya.Sutanto mengatakan, ada sekelompok orang yang melakukanh teror di Poso dengan mengangkat isu agama untuk mengadu domba masyarakat. Karena itu Sutanto meminta masyarakat Poso tidak terprovokasi oleh kelompok-kelompok tersebut.Sutanto mengatakan, sebagian pelaku teror di Poso sudah tertangkap, namun sebagian lagi masih dikejar. Polisi, kata dia, menargetkan untuk secepatnya mengungkap para pelaku teror tersebut dan akan menjelaskan selengkapnya masalah teror di Poso setelah penyelidikan selesai.Meski begitu, Sutanto menyatakan pihaknya tidak akan menambah jumlah aparat keamanan di Poso. Menurutnya, jumlah polisi di Poso untuk penegakan hukum maupun penjagaan keamanan sudah cukup.Sutanto membantah jika anggota Brimob Polri ikut berkontribusi dalam masalah yang terjadi di Poso dalam beberapa hari terakhir. "Tidak seperti itu. Yang benar itu pos polisi dengan 15 anggota Polmas diserang," ujarnya. Pelaku penyerangan, kata dia, akan ditindak tegas karena tindakan mereka dinilai melanggar hukum apalagi mereka melakukan perlawanan terhadap petugas kepolisian.Oktamandjaya Wiguna

No comments: