Polisi dan Warga Poso Kembali Bentrok Sebelum Pemakaman Syaifuddin
Senin, 23 Oktober 2006 14:21 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Warga Poso yang menghantar jenazah Syaifuddin, korban penembakan polisi pada Senin dini hari tadi, kembali terlibat bentrok dengan polisi. Galih Pamungkas, tiga tahun dan Mislan (23) terkena peluru tajam.Bentrok itu terjadi Senin pagi sebelum pemakaman korban Syaifuddin di Jalan Tarakan, Kelurahan Gebang Rejo, Kecamatan Poso Kota. Menurut orang tua Galih, Maksum, warga Poso yang mengantar jenasah Syaifiddin dikagetkan rentetan bunyi senjata di jalan Pulau Seram. Warga lalu yang mengusung jenazah berusaha mencari perlindungan agar terhindar dari peluru tajam. “Saya kaget istri saya memeluk Galih sudah berdarah, saya tidak tahu apa penyebabnya” kata Maksum, ayah Galih ketika dihubungi Tempo, Senin (23/10).Tak dinyana dua warga jalan Pulau Seram bernama Mislan (23) terkena peluru nyasar. Ia tertembak dibagian lengan kanan hingga tembus. Ia kini sedang dirawat intensif di RSU Poso. Anak Maksum pun tak luput dari terjangan peluru tajam di pelipis. Saat kejadian, kata Maksum, ia berdiam di dalam rumahnya di jalan Pulau Seram. Ia kaget setelah mendegar istrinya menangis memeluk anaknya yang sudah berlumuran darah. Ia mengakui saat itu rumahnya terkena puluru tajam. Ia juga menemukan sejumlah selongsong di depan rumahnya. “Rumah saya memang masih berdinding papan jadi bisa tembus peluru” Ujarnya. Sekretaris Front Pembela Islam, Poso, Sugianto Kaimuddin tak menerima perlakukan polisi. Ia mengancam akan melakukan mogok sosial bila polisi yang di BKO itu tidak ditarik dari Poso, "Dalam satu kali dua puluh empat jam."Mogok sosial yang dimaksud adalah menyerukan kepada warga Warga tidak melakukan aktifitas, seperti menutup toko, tak ada beraktifitas di pasar dan melarang pegawai masuk kantor. “Sudah dikonsolidasikan,” ujarnya.darlis
Monday, October 23, 2006
Posted @ 5:30 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment