Monday, October 30, 2006

RS, Senin, 30 Oktober 2006
Islam-Kristen Sepakat Rekonsiliasi
Hari Ini, Dua Komunitas Dipertemukan

PALU – Pertemuan dua komunitas Islam-Kristen membahas soal keamanan di Poso, tadi malam berlangsung di Palu. Pertemuan itu tidak hanya dilakukan tertutup, tetapi juga dilakukan terpisah. Kedua pertemuan dipimpin langsung Wapres HM Jusuf Kalla. Pada intinya, pertemuan tertutup di dua tempat berbeda itu menyepakati rekonsiliasi penyelesaian kasus Poso.
Hanya saja, hasil kesepakatan masing-masing dua komunitas berbeda itu belum sempat dipertemukan mengingat kondisinya sudah larut malam. Rencananya, pagi ini hasil pertemuan terpisah itu akan dipertemukan kembali di gedung Siranindi II, Sulteng.
Pertemuan untuk kelompok Islam tadi malam, dilakukan di aula Kantor Bappeda Sulteng, sedangkan untuk kelompok Kristen dilakukan di Gubernuran Siranindi II. Kedua tempat itu berada di Jl Prof M Yamin Palu.
Sebelum menggelar pertemuan tertutup di dua tempat yang berbeda, kedua komunitas yang mendiami Poso dan Palu dipertemukan bersama dalam acara halalbihalal mengingat masih dalam suasana Idul Fitri 1427 hijrah. Dalam pertemuan terbuka tersebut, Wapres Yusuf Kalla mengajak semua masyarakat yang hadir untuk saling memberi maaf dan saling mendoakan karena tidak ada satu pun agama di dunia ini yang tidak memberikan doa keselamatan.
Wapres Kalla pada pertemuan silahturahmi itu juga mengajak semua masyarakat untuk bersama-sama menyelesaikan masalah Poso. Dengan kebersamaan katanya, penyelesaian Poso dapat terlaksana dan tercipta suasana yang aman dan damai sebagaimana yang diharapkan masyarakat Poso. Hal tersebut juga diungkapkan Gubernur Paliudju bahwa, warga Poso sebenarnya sangat mendambakan kedamaian seperti sebelum terjadi kerusuhan.
Usai halalbihalal, Wapres Yusuf Kalla didampingi Menpolhukam Widodo AS, Kapolri Jenderal Soetanto dan Kepala BIN Syamsir Siregar kemudian menggelar pertemuan tertutup bersama tokoh masyarakat Islam.
Tokoh masyarakat Islam yang tadinya ikut berhalalbilahal di Gubernuran Siranindi II pindah ke aula kantor Bappeda Sulteng yang hanya bersebelahan pagar dengan Gubernuran Siranindi.
Diperoleh keterangan pertemuan tertutup dengan tokoh masyarakat Islam di gedung Bappeda Sulteng itu berlangsung alot. Pasalnya, di antara permintaan umat Islam untuk menarik pasukan Brimob BKO dari Poso belum direstui dengan pertimbangan kondisi Poso belum aman. Namun demikian Wapres Jusuf Kalla berjanji bila kondisi kamtibmas di Poso sudah aman semua pasukan BKO akan ditarik.
Ada tiga butir kesepakatan yang dihasilkan dari pertemuan dengan tokoh Islam di Poso dan Palu itu. Dua di antaranya, membentuk tim independen pencari fakta kasus kekerasan yang terjadi di Kelurahan Gebangrejo; dan memulihkan kondisi perekonomian di Poso pascaterjadi kerusuhan dan kekerasan.
Tim independen ini beranggotakan pemerintah, alim ulama, dan tokoh masyarakat Poso itu. Tim ini diharapkan, dalam jangka pendek bisa mencari fakta dan data terkait sejumlah kasus Poso, termasuk penembakan pada malam Idulfitri. Sementara jangka panjangnya, tim independen ini diharapkan mampu menjaga stabilitas keamanan di Poso, Sulteng.
Selain itu, tim yang dibentuk juga nantinya diharapkan membangun kondisi yang kondusif serta pemulihan ekonomi di daerah penghasilm kayu hitam itu.
Salah satu deklator Malino, H Achrul Udaya yang ditemui usai mengikuti pertemuan tertutup itu, membenarkan bahwa pertemuan itu telah menghasilkan tiga kesepakatan tersebut.
Di tempat terpisah Ketua Forum Silaturahmi Persaudaraan Umat Islam (FSPUI) Poso, Ustad H Adnan Arsal yang dikonfirmasi wartawan usai pertemuan dengan pemerintah mengaku menerima tawaran pemerintah itu. Pasalnya, kata dia berargumen, tawaran yang disampaikan pemerintah itu setidaknya menguntungkan pihaknya.
Di bagian lain dia mengatakan, kasus penyerangan yang terjadi pada malam hari raya harus diusut tuntas. Dia membantah terjadi penyerangan yang dilakukan oleh masyarakat termasuk terjadi kontak senjata. ''Aparat yang mengepung pemukiman dan warga langsung membunyikan tiang listrik,'' terangnya ditemui usai mengikuti pertemuan tertutup dengan Wapres tadi malam.
Dia juga menerima usulan pemerintah untuk mengungkap kasus kekerasan di Poso. Dengan membentuk rekonstruksi tim pencari fakta yang melibatkan semua komponen masyarakat dan diharapkan kasus di Poso dapat diungkap. ''Kuncinya, pemerintah terbuka dan tidak ada yang ditutup-tutupi.'' tegas Adnan yang didampingi Burhanuddin.
Menyinggung aksi damai di Poso katanya, akan dilakukan melibatkan beberapa ormas Islam. Aksi damai ini merupakan sikap umat Islam Poso terkait kasus kekerasan yang dilakukan oknum aparat yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa maupun luka-luka. ''Kita tetap melakukan aksi damai di Poso,'' tegasnya.
Usai mengikuti pertemuan tertutup Ustad Adnan bersama rombongan langsung bertolak ke Poso, tadi malam. Rencananya, usai digelar pertemuan tertutup masing-masing komunitas, hari ini (Senin,30/10) akan dipertemukan kembali di tempat yang sama.
Hingga pukul, 01.00 wita, Wapres Kalla bersama Menteri dan Kapolri masih melakukan pertemuan tertutup dengan umat Nasrani di Gedung Siranindi II, Sulteng. Pertemuan tertutup dengan kelompok Nasrani ini baru berakhir pukul 01.17 Wita. Tokoh-tokoh Kristen yang hadir dalam pertemuan ini, antara lain: AR Tubondo, Rita Pohe, Melky Tore, Frits Sampurnama dan lain-lain. Kelompok Kristen ini dipimpin Pdt Roeno Logonda.
Pertemuan dengan kelompok Kristen ini juga berakhir dengan sejumlah kesepakatan yang hampir sama dengan kelompok Islam. Kelompok Kristen juga sepakat untuk membentuk tim rekonsiliasi. Hal lain yang disepakati adalah penuntasan sejumlah kasus kekerasan yang terjadi di Poso dan Palu.
Selain sejumlah menteri, Wapres Jusuf Kalla dalam kunjungannya ke Palu juga didampingi sejumlah tokoh, antara lain; Menkopolhukam Widodo AS, Mendiknas Bambang Sudibyo, Mensos Bachtiar Chamsyah, Menteri Hukum dan HAM, Hamid Awaludin, Mendagri Moh Ma'ruf,Ka BIN Syamsir Siregar, Kapolri Jenderal Sutanto dan Wakil Ketua MPR RI, Aksa Mahmud. Juga ikut hadir Staf Khusus Wapres, HM Alwi Hamu, sejumlah deklator Malino I dan II, antara lain; dr Farid Husain dan Jafar Umar Talib, serta sejumlah tokoh agama, seperti Irwan Lubis dan kader PKS, Irwan Prayitno. (lib/ban/nit)

No comments: