Thursday, October 26, 2006

RS, Kamis, 26 Oktober 2006
Petinggi TNI dan Tokoh Agama Gelar Rapat Tertutup

POSO- Sesaat setelah tiba di Poso, empat petinggi TNI dan Kepala BIN Syamsir Siregar, kemarin, langsung menggelar rapat tertutup dengan beberapa komponen. Mereka membahas bentrokan anggota Brimob dan warga.
Kempat petinggi TNI itu masing-masing Aster Mabes TNI Mayjend Suprapto, Pangdam VII Wirabuana Mayjend A. Budi Sampurno, dan Danrem 132 Tadulako Letkol Husain Malik, serta Kepala BIN Syamsir Siregar.
Langkah inisiatif TNI tersebut diambil setelah tokoh-tokoh masyarakat Poso menolak berdialog dengan Polri.
Oleh TNI rapat dan dialog dilaksanakan secara terpisah. Untuk pertemuan dengan tokoh Islam Poso, dilaksanakan di Mess Kodam Wirabuana yang terletak di jl. Trans Sulawesi Kelurahan Moengko Lama Kecamatan Poso Kota. Sementara rapat dengan tokoh Kristen diselenggarakan di Markas Batalyon 714 Sintuwu Maroso Poso.
Rapat TNI dan tokoh masyarakat, tokoh agama serta tokoh pemuda dilaksanakan secara maraton. Bersama tokoh muslim, rapat dimulakan pukul 08. 30-12.00 Wita. Kemudian dilanjutkan dengan tokoh Kristen mulai pukul 12.20-14.00 Witeng.
Rapat di Mess Kodam dihadiri 29 tokoh sentral muslim Poso, di antaranya, H. Yahya Mangun (MUI), H. Adnan Arsal (Ketua FSPUI), Syaifullah Jafar (FSPUI), Adnan Borra (PD. Muhammadiyah), Arifin Tuamaka (Alkhaerat), Burhanudin Hamzah (PBR), Ilyas Martunus (Pemuda Muhammadiyah), Ust. Muharram M (Hidayatullah), Urmin Abd. Rasyid (WIA) dan Ruwaidah Untingo (Aisyiyah). Sedangkan rapat di markas Batalyon 714 di hadiri 2 tokoh Kristen, antara lain Dra Lies Sigilipu (tokoh perempuan), Pdt. Nelly T. Alamako, Frits Sampurnama (Tokoh pemuda), Pdt. R. Mbio, S. Th, dan A. R. Tobondo (GKST).
Tidak diperoleh keterangan dari hasil pertemuan antara petinggi TNI dan ke dua tokoh agama tersebut. Di samping rapat dilaksanakan secara tertutup, pascarapat, tak satu pun tokoh agama baik dari muslim maupun Kristen yang mau memberikan keterangan. "Belum ada keterangan, sebelum ada langkah nyata aparat keamanan," kata H Adnan Arsal yang dicegat wartawan seusai pertemuan di mess Kodam. Hal serupa juga terjadi pascapertemuan dengan tokoh Kristen. Tak satu pun dari mereka yang mau memberi komentar.
Informasi yang diperoleh Radar Sulteng, di dua tempat rapat berbeda itu menyebutkan, pertemuan hanya membahas seputar kondisi keamanan Poso pascatragedi Gebangrejo berdarah yang menewaskan Udin (22) dengan empat korban luka lainnya. "Rapat hanya mengevaluasi kejadian kemarin," ujar sumber yang enggan disebutkan namanya.
Sementara itu kepada wartawan, Kepala BIN Syamsir Siregar mengatakan rapat terkosentrasi pada pembicaraan soal keamanan Poso pascainsiden penembakan terhadap warga sipil beberapa hari yamg lalu. Ia juga menyebutkan banyak masukan positif dari dua rapat yang digelar pihaknya. Disamping itu kata Syamsir, pertemuan juga berhasil menyepakati dua point penting, Yaitu, kedua komunitas bersepakat untuk saling menahan diri, dan kedua komunitas juga siap bekerja sama dengan aparat keamanan yang ada di Poso untuk mengungkap kasus di balik meledaknya peristiwa Gebangrejo dan Kayamanya menjelang lebaran. "Mereka sepakat untuk menahan diri, dan bekerjasama untuk Poso," terang Kepala BIN.
Ditanya soal rencana aksi demo umat Islam Poso, Syamsir enggan berkomentar. "Tidak dibicarakan soal itu. Tanya saja ke mereka (umat Islam,red),” papar Syamsir Siregar. (cr5)

No comments: