Saturday, October 28, 2006

SUARA PEMBARUAN DAILY
Anggota Brimob Terlibat Bentrok di Poso Diperiksa

[PALU] Mabes Polri menerjunkan tim Propam untuk memeriksa anggota Brimob yang terlibat bentrok dengan warga Kota Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), pada 22 Oktober 2006 yang mengakibatkan seorang warga tewas terkena tembakan. Demikian dikatakan Wakapolda Sulteng, Kombes Pol I Nyoman Sindra, di Palu, Jumat (27/10).
Dikatakan, tim Propam Mabes Polri dan Polda Sulteng sudah memeriksa sejumlah anggota Brimob yang terlibat bentrok dengan warga di Keluruhan Gebang Rejo, Kota Poso. Penyelidikan internal yang dikoordinir Irwasum Polri, Komjen Pol Yusuf Manggabarani itu bertujuan mengungkap tindakan anggota Brimob sesuai atau melanggar prosedur yang berlaku.
Sindra menolak menyebutkan jumlah dan inisial anggota Brimob BKO (bawa kendali operasi) Polres Poso yang terlibat dalam bentrok tersebut. Alasannya pemeriksaan beberapa anggota pasukan elite Polri itu masih berlangsung dan akan dilakukan pengujian balistik terhadap proyektil yang bersarang di tubuh Syaifuddin alias Udin (22), korban tewas dalam insiden itu.
Sindra menyatakan 6 orang yang tengah diperiksa di Mapolres Poso bukan terkait bentrokan aparat dan warga di Tanah Runtuh, tapi kasus pembakaran dua rumah polisi di Poso pada Selasa malam (24/10). Saat itu warga yang dipicu emosi menyusul tragedi Tanah Runtuh, membakar rumah anggota Polsek Kota Poso, Bripka Sudaryanto dan rumah kontrakan para anggota intel Polda Sulteng hingga ludes.
Dua Versi
Terdapat dua versi kronologis bentrokan antara anggota Brimob dan warga Gebang Rejo. Versi polisi menyebutkan, pada Minggu malam (22/10) berlangsung patroli dan razia di Jalan Pulau Irian Kelurahan Gebang Rejo. Razia ini bagian dari Operasi Ketupat Maleo 2006 untuk mengamankan pelaksanaan ibadah puasa dan Idul Fitri 1427 H.
Saat razia berlangsung terjadi pengumpulan massa yang tidak jauh dari tempat razia dan menunjukkan gelagat antipati kepada anggota Polri yang bertugas. Kapolres Poso, AKBP Rudi Suphariady, kemudian memerintahkan satu regu (11 orang) anggota Brimob untuk melaksanakan "back up" di sekitar lokasi tanah runtuh. Kapolres juga menugaskan anggota Brimob berpatroli di Jalan Pulau Irian dengan menggunakan kendaraan barakuda dan truk sampai ke wilayah PDAM.
Wilayah yang dikenal dengan sebutan Tanah Runtuh ini terdapat pondok pesantren Amanah yang diasuh oleh KH Adnan Arzal yang juga Ketua Forum Solidaritas Perjuangan Ummat Islam (FSPUI) Poso. Berselang beberapa saat kedatangan patroli Brimob, terdengar bunyi tiang listrik (bertanda bahaya bagi warga Poso) sehingga massa berkumpul dan terjadi penyerangan Pos Polmas (Polisi Masyarakat) Tanah Runtuh yang dijaga 16 anggota.
Rudi mengirim satu kompi Brimob ke Tanah Runtuh untuk menyelamatkan dan mengevakuasi anggota Polmas yang terkepung massa. Seluruh anggota Polmas berhasil dievakuasi ke Mapolres Poso, namun massa Tanah Runtuh semakin brutal dengan membakar sebuah truk Brimob dan tiga unit sepeda motor, serta merusak Pos Polmas.
"Polisi terpaksa mengambil tindakan, setelah sebelumnya membuang tembakan peringatan ke udara, guna mengendalikan massa yang anarkis," demikian Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Moh Kilat.
Sementara versi warga seperti yang diungkapkan Adnan Arzal. Disebutkan, anggota Brimob sejak Minggu sore sudah mengendap mengitari kawasan Tanah Runtuh. Pada malam hari terdengar letusan tembakan yang disusul penyerangan anggota Brimob ke arah Ponpes Amanah di Tanah Runtuh sehingga warga melakukan perlawanan dengan melempar menggunakan batu. "Warga melawan menggunakan batu," katanya.
Penyerangan anggota Brimob tersebut menewaskan Syaifuddin alias udin (22), serta melukai Muhammad Rizki alias Kiki (29) dan Jumaris (39) akibat terjangan timah panas aparat. [Ant/128]
Last modified: 27/10/06

No comments: