Wednesday, November 01, 2006

15 Teroris Poso Dibekuk, Inkiriwang Jadi Negosiator
Komentar, 01 November 2006

Sedikitnya 15 pelaku teror Poso dan Palu yang selalu meresahkan masyarakat di wilayah tersebut, sudah ditangkap polisi. Hal ini diakui Kapolri Jenderal Sutanto. Meski begitu, masih ada beberapa pelaku teror yang berkeliaran segera menyusul ditangkap. Cuma saja polisi masih meng-gunakan cara diplomasi karena para pelaku kerap menggunakan massa sebagai tameng untuk menghindari penangkapan. Oleh sebab itu, Bupati Poso Piet Inkiri-wang telah ditugaskan khusus untuk menjadi negosiator, agar para ‘’teroris Poso-Palu’’ itu bisa menyerahkan diri atau diserah-kan oleh kelompok masyarakat yang melindungi mereka. ‘’Rencananya esok (hari ini, red) saya akan menggelar per-temuan dengan tokoh masyarakat dan membicara-kan soal ini,’’ kata Inkiriwang ketika diwawancarai Komen-tar via telepon, tadi (31/10) malam. Menurut bupati, para peru-suh Poso yang masih berke-liaran itu sudah dikunci dan dikurung oleh pihak polisi, dan tidak bisa lari ke mana-mana. ‘’Mereka sudah di-lock dan tidak bisa ke mana-ma-na, dan diharapkan mereka ini bisa menyerahkan diri secara baik-baik,’’ ungkap mantan Kapolresta Bitung ini. Kalau sampai tidak menye-rahkan diri? ‘’Ini langkah per-suasif pihak keamanan terha-dap mereka, jika mereka tidak mau, maka akan diambil tin-dakan tegas,’’ tukas Inkiri-wang. Selain Inkiriwang, polisi juga tampaknya meminta bantuan Ustad Adnan Arsal (Tokoh Muslim di Sulteng) un-tuk mencari buronan kerusu-han Poso tersebut. Adnan sendiri adalah mertua ter-sangka penembak Pendeta Susiati, Hasanuddin yang kini sudah ditangkap.“Kita sudah minta bantuan kepada Adnan Arsal dan su-dah memberikan nama-nama DPO kepada dia untuk bisa membantu kita,” kata Kapolri Jenderal Pol Sutanto di Mabes Polri, Selasa (31/10). Semen-tara Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Paulus Purwoko me-ngatakan, permintaan ban-tuan kepada Adnan Arsal merupakan semi investigasi.“That is the art of investiga-tion on law enforcement, yaitu bisa menggunakan cara pak-sa untuk menangkap seseo-rang. Kalau ada risikonya, ya menggunakan mediator,” kata dia. Ketika ditanyai siapa-si-apa saja “teroris Poso’’ ini, Ka-polri tampaknya masih me-nyimpannya. Yang pasti kata dia, sudah berada di gengga-man Polri, dan tinggal di-tangkap. Kapolri juga menegaskan, para tersangka teroris Poso tersebut diketahui sebagai pelaku aksi yang selama ini menggegerkan masyarakat. Yaitu, terlibat dalam kasus multilasi terhadap tiga orang siswi sekolah Kristen di Poso, kemudian pelaku penembak-an Pendeta Irianto Kongkoli baru-baru ini serta pelaku pembantai kepala desa di Poso. Termasuk pembunuhan I wayan Sumaryasa, warga Hindu pada tahun 2001 hing-ga aksi perampokan uang ha-sil penjualan cokelat di Desa Tomini pada 2006. Aksi lain-nya adalah kasus pembunuh-an Bendahara GKSP Oreng Tajoya dan Johanes Tajoya, peledakan pasar Poso (2004), dan ledakan bom di Tentena pada 2004. Selain itu, peram-pokan uang milik Pemda Poso Rp 453 juta dan penembakan jaksa Feri di Palu (2004), pe-nembakan Pendeta Susianti di Palu (2004), penembakan di Gereja Anugerah Palu (2004), dan pemboman Gereja Ema-nuel di Palu tahun 2004 serta perampokan toko emas di Pasar Tua (2004).Para pelaku teror Poso ini selalu menciptakan teror ketika hendak ditangkap, dan memprovokasi masyarakat agar mereka bisa dilindungi massa yang tidak mengerti. Lalu siapa-siapa saja mereka? Sebuah sumber terpercaya kepada koran ini mengata-kan, seorang tangan kanan Hasanuddin (pemimpin mere-ka yang sudah ditangkap) adalah pria berinisial B. “Dia itu terlibat dalam se-mua aksi teror, dan dipasti-kan nanti akan menerima hukuman mati. Oleh sebab itu, dia selalu menciptakan te-ror demi teror ketika hendak ditangkap dan selalu berlin-dung di tengah masyarakat. Tapi identitasnya sudah dike-tahui, tinggal ditangkap saja. Dia juga tidak bisa ke mana-mana,’’ kata sumber. Namun begitu, dikhawatirkan karena takut ditangkap, B bersama teman-temannya akan me-lakukan perlawanan. Menurut sumber, kelompok kecil ini memiliki persenja-taan. ‘’Tapi polisi sudah siap. Jika memang mereka tidak mau menyerahkan diri dan melawan, polisi dengan baju anti peluru akan dengan tegas menindak mereka. Tapi untuk saat ini masih diupayakan cara persuasif,’’ ungkap sumber terpercaya ini.(rik)

No comments: