Wednesday, November 01, 2006

SUARA PEMBARUAN DAILY
TAJUK RENCANA II
Ciptakan Perdamaian di Poso

ksi kekerasan di Poso, Sulawesi Tengah, dalam dua bulan terakhir sungguh mencemaskan. Telah terjadi dua kali pembunuhan. Satu pembunuhan yang mengejutkan kita adalah penembakan terhadap Pendeta Irianto Kongkoli di depan istri, anak, dan sopirnya. Lalu, lima kali ditemukan bom, terjadi sebelas bom meledak, 16 pembakaran, dan 19 perusakan. Data statistik kekerasan yang membuat kita khawatir tentang masa depan Poso.
Kita pantas memberi apresiasi kepada masyarakat Poso bahwa mereka tidak mau terpancing atau terjebak dalam konflik horisontal akibat begitu banyaknya kejadian yang jelas-jelas memancing emosi mereka untuk berkonfrontasi satu sama lain. Kita berharap masyarakat terus belajar dari pengalaman pahit masa lalu. Konflik tidak pernah membawa kebahagiaan, kecuali kemalangan.
Pemerintah cukup cepat bertindak untuk menanggapi kemelut di Poso. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengirim Wapres Jusuf Kalla ke Poso untuk menangani masalah di sana. Maka, pulang kampung Wapres kali ini tidak hanya bersilaturahmi dengan keluarga besarnya di Makassar, tetapi juga untuk menangani Poso. Ketika masih menjadi Menko Kesra pada zaman Presiden Megawati, Kalla aktif mendamaikan pihak yang bertikai dan lahirlah kesepakatan Malino.
Upaya keras telah dilakukan untuk mencegah kerusuhan Poso meletus kembali. Pihak keamanan-Polri dan TNI-menambah personelnya. Menko Polhukam Widodo AS dan Kepala Banda Intelijen Negara Syamsir Siregar langsung turun ke lapangan. Wapres melakukan pertemuan dengan para tokoh masyarakat dan agama setempat untuk sama-sama mencari jalan keluar yang baik agar perdamaian benar-benar bisa terwujud di Poso. Kelompok Kerja (Pokja) Perjanjian Malino dihidupkan kembali supaya perdamaian di Poso dan Sulteng bisa segera tercipta.
Wapres kemudian mengeluarkan pernyataan bahwa kemelut yang terjadi Poso saat ini bukan gesekan antara masyarakat, akan tetapi karena ulah para teroris. Jika itu masalah teroris, dari pengalaman banyak negara di dunia dalam menghadapi aksi teror, dapat diatasi dengan operasi intelijen. Paling tidak, intelijen akan memegang peranan utama. Memang, kita mempunyai pengalaman kurang menyenangkan di masa lalu berkaitan dengan operasi intelijen. Belum lagi soal hak asasi manusia. Hak asasi manusia memang penting, namun rakyat tak berdosa harus dilindungi.
Wapres meminta aparat Kepolisian terus mengejar dan menangkap pelaku teror yang sudah dinyatakan sebagai musuh bersama kelompok masyarakat Poso dan yang masih berkeliaran di wilayah tersebut. Bila perlu nama-nama pelaku teror diumumkan supaya kedua komunitas masyarakat bisa membantu aparat keamanan menangkapnya.
Langkah yang tidak kalah pentingnya adalah memutar roda perekonomian di Poso. Wapres berpendapat, untuk mencegah terjadi konflik berkepanjangan di sana, roda perekonomian harus digerakkan lebih cepat. Akibat konflik beberapa tahun sebelumnya, perekonomian di Poso belum bisa pulih. Tidak ada lapangan pekerjaan yang tersedia untuk menampung pengangguran. Dalam konteks ini juga Pokja Perjanjian Malino dihidupkan untuk mempercepat pertumbuhan perekonomian di wilayah itu. Pokja itu nantinya akan memberi pendampingan ke masyarakat sehingga pada saat bersamaan, perekonomian masyarakat berkembang dan rekonsiliasi juga terjadi. Pembangunan sektor ekonomi memiliki nilai strategis untuk menciptakan perdamaian.
Kita percaya tidak ada satu orang pun yang ingin konflik, termasuk masyarakat Poso. Konflik tidak pernah bisa menyelesaikan masalah, kecuali menambah masalah. Berbagai kasus teror yang terjadi selama ini, termasuk dalam dua bulan terakhir, sudah memberi pelajaran yang berharga bagi masyarakat Poso bahwa tak ada manfaatnya bila terjadi konflik. Mereka menyadari apa yang terjadi tidak lain adalah tindakan teroris yang ingin memancing masyarakat agar berbenturan satu sama lain.
Kesadaran masyarakat itu adalah peluang berharga bagi terciptanya perdamaian di sana. Dalam konteks ini, pihak keamanan dapat memainkan peran aktifnya bersama masyarakat untuk menciptakan perdamaian. Kita rindu damai karena damai itu indah!
Last modified: 1/11/06

No comments: