Tuesday, October 17, 2006

Komentar, 17 October 2006
Kapolri duga orang luar Poso terlibat
Paliudju: Ada Benang Merah dengan Kasus Tibo

Eksekusi mati Tibo cs diya-kini ada di balik penembakan Pendeta Irianto Kongkoli. Gubernur Sulawesi Tengah HB Paliudju melihat kasus ini ada benang merahnya dengan Tibo. “Ini ada hubungannya dengan kejadian sebelumnya. Ada benang merahnya dengan kasus Tibo,” tegas Paliudju se-belum rapat dengan Tim Pe-mantau Poso DPR di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Senin (16/10).Pendeta Irianto adalah orang yang kerap muncul memim-pin masyarakat untuk meno-lak eksekusi Tibo cs. “Dia se-ring muncul bersama Pendeta Damanik,” ungkapnya seperti dilansir detik.Paliudju sangat yakin per-soalan di Sulteng saling ber-talian satu sama lain, sehing-ga sangat dimungkinkan den-dam melatarbelakangi setiap peristiwa yang terjadi. “Mo-tifnya selalu dendam, tapi ini bukan masalah agama. Per-soalan agama dan rebutan antarpejabat sudah beres se-telah bupatinya dipegang Kristen. Ini ada keinginan Sul-teng tidak aman,” tuturnya.Dia lalu menceritakan, Irianto tewas ditembak pukul 08.40 Wita sesaat setelah dia keluar dari sebuah toko kera-mik di Palu. Pelaku penem-bakan adalah dua orang de-ngan pengendara sepeda mo-tor yang mukanya ditutup ca-dar. Irianto adalah Sekretaris Umum Sinode Gereja Kristen Sulteng.“Ini sama dengan PKI, tidak beragama. Harus dikutuk. Pe-merintah pusat harus turun tangan usut tuntas kasus ini,” tandasnya. Rapat tertutup soal Poso di Gedung DPR di-mulai pukul 11.00 WIB kema-rin dengan dipimpin ketua tim yang juga Wakil Ketua DPR Soetardjo Soerjogoeritno. Ra-pat dihadiri Mendagri M Ma’ruf, Gubernur Sulteng, Kepala BIN Syamsir Siregar, Panglima TNI, Menko Polhu-kam dan Sekjen Depag.Sementara H Saerang dari Poso Network Watch dalam pernyataannya mengatakan, pembunuhan Pdt Irianto me-rupakan sebuah refleksi konkret kegagalan pemerin-tah, Polri untuk menciptakan rasa aman bagi warganya di Sulteng dan Poso. ‘’Alokasi da-na ratusan miliar dan pe-nempatan ribuan personel aparat sia-sia dan mubazir.’’Kapolda dan jajaran kepoli-sian Sulteng diminta mampu mengungkapkan kasus ini. ‘’Kalau tidak, dalam waktu singkat Kapolda harus segera diganti saja,’’ ungkap Sa-erang.Sementara Kapolri Jenderal Pol Sutanto menduga pihak di luar Poso terlibat dalam pe-nembakan terhadap Pendeta Irianto Kongkoli di Palu, Sulawesi Tengah.“Tadi ada penjelasan dari Kapolri, besar kemungkinan itu melibatkan orang-orang di luar Poso,” tutur Wakil Ketua Tim Pemantau Poso DPR, Azalaini Agus.Hal ini disampaikan dia keti-ka mengutip pernyataan Ka-polri Jenderal Sutanto di da-lam rapat yang digelar di Ge-dung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (16/10).Azlaini menambahkan, kelompok ini ingin membuat kota Poso kembali dilanda konflik dan kerusuhan. Me-reka melakukan penyerangan terhadap atribut-atribut aga-ma dengan harapan sentimen agama akan bangkit.“Seperti yang terjadi pagi ini (kemarin, red), mereka me-nyerang pendeta yang meru-pakan simbol agama,” jelas Azlaini. Namun Azlaini yakin upaya itu akan gagal. Karena masyarakat Poso saat ini telah memiliki kesadaran kuat untuk hidup damai. “Misal-nya saat bom meledak di Ten-tena itu tidak berpengaruh,” paparnya.Azlaini berpendapat perlu dilakukan penguatan terha-dap aparat keamanan yang berada di bawah koordinasi Pemprop Sulawesi Tengah untuk menjaga keamanan.Dia menilai aparat pemda tidak akan mampu mengatasi persoalan di Poso sendirian. “Langkah komprehensif se-perti diamanatkan Inpres 14/2005 setelah penarikan Koopskam ditangani oleh pemda di bawah gubernur. Saya tidak yakin pemda bisa menangani itu, pengutaan terhadap pemda harus dilakukan,” papar politisi PAN ini.(dtc/rik)

No comments: