RS, Selasa, 3 Oktober 2006
Polisi Bidik Aktor Kasus Taripa
PALU- Penyidik Polda Sulteng hingga kini terus mendalami kasus penyerangan di Mapolsek Taripa dan pembakaran mobil milik aparat kepolisian beberapa waktu lalu. Dari saksi-saksi yang diperiksa polisi sudah mengidentifikasi sejumlah orang yang diduga sebagai pelaku penyerangan dan pembakaran.
Hal itu dikatakan Kabid Humas Polda Sulteng AKBP M Kilat kepada Radar Sulteng, kemarin (2/10). Siapa saja yang sudah teridentifikasi, M Kilat masih merahasiakan identitasnya dengan alasan untuk kepentingan penyelidikan. Kata dia, penyidik gabungan Polda Sulteng kini fokus pada aktor di balik penyerangan Mapolsek dan pembakaran mobil.
Diperkirakan jumlah tersangka mencapai puluhan. Ini bisa dilihat dari jumlah fasilitas yang dirusak dan diperkirakan pelakunya lebih dari jumlah barang bukti yang dirusak.
Mantan Kapolres Touna juga menjelaskan, sesuai perbuatannya para tersangka akan dijerat pasal berlapis seperti, pembakaran, pengrusakan dan lainnya. Ancaman hukuman diatas lima tahun penjara. Yang jelas, para pelaku akan diproses sesuai hukum yang berlaku. Berat ringannya ancaman tergantung dari peran masing-masing pelaku.
TRANS SULAWSI
DIBUKA LAGI
Sementara itu, jalur Trans Sulawesi yang melintasi di Kabupaten Poso saat ini sudah dibuka kembali. Sebelumnya, jalur tersebut sempat ditutup pasca amuk massa di wilayah Poso, tepatnya di desa Taripa, Kecamatan Pamona Timur. Setelah bala bantuan pasukan tiba di Poso, jalur Trans Sulawesi yang menghubungkan Poso dengan daerah-daerah lain kembali dibuka dan dijaga aparat sesuai sebaran Polsek masing-masing wilayah. Hampir semua titik rawan disiagakan aparat gabungan.
Kabid Humas Polda Sulteng AKBP M Kilat kepada Radar Sulteng, kemarin (2/10) mengatakan, untuk memperlancar arus transportasi di jalan Trans Sulawesi sejumlah titik rawan sudah dijaga aparat. Penempatan aparat dilakukan sesuai sebaran Polsek di wilayah Poso setelah pasukan BKO dari Mabes dan Polda lain tiba di Poso. ''Saat ini sudah normal meski harus dijaga aparat. Disarankan bagi pengguna jalan untuk menghindari perjalanan malam hari,'' terang M Kilat.
Meski ada jaminan keamanan tapi sebagian pengguna jalan masih merasa waswas. Sebagian memilih jalur alternatif dan menghindari wilayah Poso. Kalaupun ada, dilakukan secara bersama-sama setelah mendapat pengawalan aparat. Kondisi ini sering dilakukan angkutan umum seperti bus-bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang hendak melintas di Poso.
Berbagai isu saat ini mendera masyarakat Poso. Sebagian isu intinya bernada provokatif yang ingin mengadu domba dua komunitas di Kabupaten Poso. Olehnya juru bicara Polda Sulteng mengimbau kepada masyarakat Sulteng khususnya masyarakat Poso untuk tidak mudah terprovokasi. Sebaiknya informasi yang belum jelas kebenarannya dilaporkan ke aparat terdekat. ''Isu yang mengatakan ada serangan di pesantren tidak benar,'' tegas M Kilat saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin.
Jumlah aparat Polri yang di BKO di Poso, katanya, mencapai 8 Satuan Setingkat Kompi (SSK). Penambahan pasukan di Poso terkait operasi Kontijensi yang digelar Polda Sulteng sebelum pelaksanaan eksekusi Tibo Cs. Selain itu juga berkaitan memanasnya situasi Kamtibmas di Poso pasca amuk massa di desa Taripa yang mengakibatkan rusaknya Mapolsek dan pembakaran mobil aparat.
Terkait operasi Kontijensi di Sulteng, lanjut Kilat, poin yang mendapat prioritas yakni, pelaksanaan tegaknya hukum sebelum dan pasca pelaksanaan eksekusi Tibo Cs. Semua pelanggaran yang diakibatkan dari pelaksanaan eksekusi Tibo Cs akan ditindak sesuai hukum yang berlaku. Tidak pandang bulu dan melihat dari kelompoknya. ''Melakukan pelanggaran hukum akan ditindak tegas,'' jelasnya.
(lib)
Wednesday, October 04, 2006
Posted @ 4:02 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment