Monday, October 02, 2006

Komentar, 02 October 2006
Poso kembali diteror bom beruntun
Bom Meledak Dekat Gereja Eklesia dan Pasar

Pasca eksekusi terhadap Tibo cs, Poso kembali bergejolak. Teror bom beruntun menghan-tam daerah tersebut. Malam hingga dini hari (30/09), tiga bom meledak. Namun pela-kunya belum diketahui. Ledakan pertama terjadi di Jalan Pulau Aru Kelurahan Gebangrejo pada pukul 01.15 Wita. Bom meledak persis di samping bangunan Gereja Eklesia Poso yang terletak di pertigaan Jalan Pulau Aru dan Pulau Seram. Selang beberapa jam kemudian, bom kedua dan ketiga meledak di Jalan Tabatoki Kelurahan Sayo, tepatnya di kompleks Pasar Ikan Sayo, atau 200 meter dari Terminal Kasintuwu Poso. Kedua Bom Pasar Ikan Sayo ini meledak hampir bersamaan, yakni hanya berselang sekitar dua menit dari ledakan se-belumnya di tempat yang sa-ma. Tiga ledakan bom secara beruntun itu tidak sempat menimbulkan korban luka-luka maupun korban jiwa. Dan hanya bom Sayo yang meng-akibatkan rusaknya beberapa bagian bangunan pasar. Walaupun tidak berakibat ja-tuhnya korban jiwa, me-ledaknya tiga bom tersebut membuat masyarakat Poso te-gang. Mereka khawatir, bom-bom tersebut akan berimbas mun-culnya konflik baru, menyusul lahirnya peristiwa Taripa. Meledaknya bom juga sempat mengundang perhatian masya-rakat. Tampak puluhan orang yang berada tidak jauh dari tempat kejadian berkumpul memadati lokasi hanya untuk sekadar menontonnya. Sesaat ledakan terjadi, Tim Gegana Polres Poso langsung terjun ke TKP untuk mengamankan lokasi ledakan dengan mema-sang garis polisi. Sesaat setelah menyisir lokasi dan melakukan olah TKP, garis polisi di lokasi ledakan kembali dibuka. Hanya di TKP bom di samping Gereja Eklesia saja yang hingga siang kemarin garis polisinya masih terpasang. Akibatnya, Jalan Pulau Aru masih tertutup un-tuk umum. Di situ tampak be-lasan anggota perintis Polres Poso dibantu enam personel Brimob berjaga-jaga meng-amankan lokasi kejadian. Menyusul memburuknya situasi keamanan di Poso, Polri terus menambah kekuatannya. “Jumlahnya delapan kompi Brimob. Kita kerahkan dari Pol-da sekitar dan Mabes,” kata Kapolri Jenderal Pol Sutanto, Minggu (01/10).Kapolri berharap masyarakat turut aktif membantu pemuli-han keamanan Poso. Peranan media massa, para tokoh aga-ma dan masyarakat amat di-perlukan untuk menetralisasi beredarnya isu-isu yang ber-sifat provokatif. Pelaksanaan hukuman mati terhadap Tibo cs beberapa waktu lalu, sepe-nuhnya masalah penegakan hukum atas tindak pidana yang mereka lakukan. Sama sekali tidak terkait soal agama atau suku. “Kalau mau negara ini tertib, ya hukum harus di-tegakkan. Masak orang ber-buat rusuh tidak dihukum?” ujar Kapolri. Sementara Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah (Sul-teng) AKBP M Kilat seperti dilansir detik.com, menyatakan, polisi belum mengetahui persis siapa pelaku bom Poso yang menebar teror dua hari ber-turut-turut ini. “Polri telah membentuk tim khusus untuk mengejar dan mengidentifikasi mereka,” ujarnya. “Hari ini, Poso sudah normal, aktivitas masyarakat sudah biasa, namun masyarakat te-tap was-was,” ujar dia kemarin. Pengamanan di Poso juga ma-sih ketat. Aparat polisi Poso te-rus bersiaga untuk menganti-sipasi bila ada ledakan bom su-sulan. “Kami juga dibantu aparat Brimob dari Jakarta dan Jawa Tengah,” kata Kilat.(dtc/rmc)

No comments: