Komentar, 17 October 2006
PGI: Pembunuh Pdt Irianto keji dan tak beradab
Pimpinan Gereja Sulteng Ditembak di Depan Istri-Anaknya
* Polisi identifikasi pelaku penembakan
Aksi teror tak berperikemanusiaan kembali terjadi di Sulawesi Tengah (Sulteng), kemarin (16/10). Sasaran kali ini adalah Sekum Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), Pdt Irianto Kongkoli. Korban yang juga pejabat Ketua GKST pasca- pengunduran diri Pdt Rainaldy Damanik, tewas ditembak tepat di kepalanya di Palu. Informasi yang diperoleh Ko-mentar, Pdt Kongkoli didor oleh pelaku yang mengendarai sepeda motor dan memakai cadar sekitar pukul 08.00 Wita pagi kemarin (16/10). Korban dieksekusi secara keji ketika sedang belanja keramik di toko bangunan, Jalan Mo-ngisidi, Palu.Saat insiden terjadi, sebe-narnya Pdt Kongkoli ditemani istrinya, Ny Rita Kupa (45), dan anak angkatnya, Gea (4). Namun, Rita dan Gea lolos da-ri maut karena ke luar dari toko, langsung menuju mobil pribadi mereka yang diparkir di pinggir jalan depan toko.Sementara langkah Kongkoli terhenti karena tertarik meli-hat pajangan keramik di de-pan pintu masuk toko ‘’Sinar Sakti’’. Tujuan Kongkoli dan istrinya ke toko bangunan memang untuk mencari kera-mik guna dipasang di rumah mereka yang sedang direha-bilitasi.“Saat menatap pajangan ke-ramik itulah Kongkoli ditem-bak di bagian kepala dari ja-rak dekat,” kata Anton, saha-bat Kongkoli, mengutip per-nyataan Ny Rita. Kongkoli ja-tuh tersungkur bersimbah da-rah. Sementara istri korban, Ny Rita, yang juga berprofesi sebagai polisi dengan pangkat Iptu dan dibantu beberapa warga setempat segera meng-evakuasi korban ke RSU Woodward, berjarak sekitar 500 meter dari lokasi keja-dian.Jiwa Kongkoli tidak terto-long akibat pendarahan. Ia menghembuskan napas ter-akhir di ruang unit gawat da-rurat RSU Woodward milik Yayasan Bala Keselamatan Palu, dalam pangkuan Rita istri yang setia mendampingi sekitar 20 tahun perjalanan hidupnya.Kongkoli yang separuh hi-dupnya diabadikan melayani Jemaat Kristiani ini mening-galkan seorang istri, dua anak kandung, Gita (18) dan Ade (14), dan seorang anak angkat Gea (4).Hasil pemeriksaan di rumah sakit, korban tertembak di ba-gian kiri belakang dekat te-linga. Diduga peluru bersa-rang di otaknya, hingga nya-wanya tak tertolong lagi. Beri-ta penembakan pimpinan ge-reja Sulteng ini langsung menggemparkan Palu sampai Poso, daerah asal korban. Aparat Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah langsung bergerak cepat. Jalan utama antarpropinsi yang menghubungkan Palu-Makassar pun segera diblokir untuk mengejar kaburnya pelaku penembakan misterius (petrus) ini. Pemblokiran juga dilakukan di sejumlah ruas jalan lain untuk menghindari datangnya massa dari berba-gai daerah ke Kota Palu.Polri sendiri mengaku sudah mengantongi ciri-ciri pelaku penembakan. Namun polisi belum dapat menangkap pelaku yang diduga lebih dari 1 orang itu. “Kalau anatomi para pelaku kita sudah me-ngetahui siapa, tinggal kita mencari mereka,” kata Kapolri Jenderal Pol Sutanto ketika dikonfirmasi di Jakarta.Motivasi penembakan itu sendiri, belum diketahui Kapolri.“Setelah tertangkap baru tahu persis. Kalau sekarang kita menduga-duga tidak be-nar,” imbuhnya. Sutanto juga enggan mengungkapkan apa-kah penembakan dilatarbela-kangi eksekusi mati terpidana kasus Poso Tibo cs. “Bagaima-na mau tahu isi otak orang kalau tidak ketangkap,” kilahnya.Sementara itu, Gubernur Sulawesi Tengah HB Paliudju yakin ada benang merah ka-sus penembakan ini dengan eksekusi mati Tibo cs bebe-rapa waktu lalu. Apalagi dike-tahuinya, korban semasa hidup merupakan orang yang pro terhadap Tibo cs. Pada bagin lain, Perseku-tuan Gereja-gereja di Indone-sia (PGI) menyesalkan atas terjadinya pembunuhan seca-ra sadis terhadap Pendeta Irianto. Wakil Sekretaris Umum PGI Weinata Sairin mengatakan, pihaknya sa-ngat prihatin terhadap situasi yang tidak kondusif di Palu saat ini. Yang dikhawatirkan, kasus tewasnya Pdt Kongkoli bisa memicu konflik yang le-bih luas. Karena itu, atas na-ma PGI, Sairin meminta kepa-da aparat penegak keamanan dan hukum untuk tegas me-ngusut dan menuntaskan kasus tersebut. “Kami minta kasus ini ditun-taskan. Ini demi keadilan dan menjaga agar tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak ber-tanggung jawab,” paparnya. Disinggung soal pelaku pem-bunuhan terhadap Pdt Kong-koli, Sairin mengatakan bah-wa yang melakukan aksi ter-sebut adalah orang yang dan tidak beradab yang sengaja untuk memperkeruh situasi keamanan di Palu dan seki-tarnya, sehingga bisa terjadi amuk massa. “Kami sangat berharap pe-merintah dan penegak hukum mengusut tuntas pelakunya dan mengungkap kasus konflik di Poso yang sudah bertahun-tahun hingga akar-nya. Pelaku harus segera di-tangkap dan diadili. Gereja dan seluruh Umat Kristiani di Indonesia menyatakan duka cita mendalam atas mening-galnya Sekum GKST itu,” bebernya. Di Jakarta, Menkopolhukam Widodo AS seusai melakukan rapat tertutup dengan Tim Poso DPR RI, memerintahkan aparat penegak hukum dan aparat keamanan untuk mengambil langkah-langkah mengungkap kasus ini. “Khususnya kepada aparat intelijen, kepolisian dan TNI kami minta untuk segera mengungkap pelaku teror di Poso,” serunya. Respons prihatin juga da-tang dari Ketua DPW Par-kindo Sulut, Richard Reng-kung. “Peristiwa ini sangat menyakiti banyak orang dan bisa makin membuat berba-haya situasi di Sulteng dan sekitarnya. Karena itu kami meminta Kapolri dan Kapolda Sulteng menuntaskan kasus ini secara jelas, tegas dan transparan,” kata Rengkung. Ditambahkannya, selama ini Kongkoli juga adalah pim-pinan DPC Parkindo Poso.(zal/dtc/sum)
Tuesday, October 17, 2006
Posted
@
8:23 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment