Thursday, October 19, 2006

Komentar, 19 Oct 2006
Pdt Irianto Dimakamkan, Kapolda Diultimatum

Jenazah Sekretaris Umum Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), Pdt Irianto Kongkoli yang tewas di-tembak orang tak dikenal, di-makamkan di Palu Timur, Palu, Sulteng, Rabu (18/10) kemarin petang. Ribuan pelayat dari berbagai wilayah di Sulteng mengantarkan jenazah Irianto di Pekuburan Kristiani di Ke-lurahan Kalise, Palu Timur.Suasana haru mewarnai upa-cara pemakaman. Anak sulung pendeta Kongkoli, Gemala Gita Evaria tampak sangat terpukul atas meninggalnya ayahnya. Dia tidak menyangka ayah-nya begitu cepat meninggal-kan mereka. Kesedihan juga terlihat di wajah istri Irianto, Ajun Inspektur Satu Rita Aryanti.Upacara pemakaman ber-langsung selama sekitar satu setengah jam. Ikut hadir da-lam pemakaman, Gubernur Sulawesi Tengah, Bandjela Paliuju beserta anggota mu-syawarah pimpinan daerah dan DPRD Sulteng. Hadir juga Ketua GKST, Pendeta Rai-naldy Damanik.Pendeta Irianto meninggal-kan seorang istri dan tiga orang anak. Selama ini, ia di-kenal sebagai tokoh moderat yang peduli dengan penyele-saian damai konflik Poso. Tak heran sejumlah kalangan ter-masuk tokoh Muslim kaget dengan kematiannya yang mengenaskan. Sementara itu, di tempat ter-pisah, sekitar 100 orang pe-muda dan mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Antikekerasan berunjuk rasa di Kantor Kepo-lisian Daerah Sulawesi Te-ngah di Jalan Sam Ratulangi, Palu, Sulteng, Rabu (18/10). Mereka mendesak polisi sege-ra mengungkap pelaku pe-nembakan pendeta Irianto Kongkoli.Sebelum menuju Polda Sul-teng, pengunjuk rasa long march melintasi jalan-jalan utama Kota Palu. Mereka juga membagi-bagikan selebaran berisi kampanye antikekera-san. Dalam orasi di pintu Polda Sulteng, pengunjuk ra-sa menuding pihak kepolisian sengaja membiarkan tindak kekerasan terus berlangsung di wilayah Sulteng.Pengunjuk rasa pun kemu-dian memberi ultimatum Ke-pala Polda Sulteng Brigjen Polisi Badrodin Haiti. Jika tidak mampu mengungkap pelaku kekerasan di Sulteng, Badrodin Haiti diminta mundur dari jabatan Kapolda. Menanggapi tuntutan itu, Badrodin berjanji akan serius mengungkap kasus kekerasan di wilayah Sulteng tersebut.(mtr/*)

No comments: