Sunday, October 01, 2006

Radar Sulteng, Minggu, 1 Oktober 2006
Aparat Diminta Bertindak Tegas
Paliudju: Kemungkinan Ekses Eksekusi Tibo cs

PALU- Aksi pembakaran yang dilakukan sekelompok warga di Desa Taripa Kabupaten Poso, kemungkinan besar adalah ekses dari eksekusi yang dilakukan terhadap Tibo cs. Sinyalemen itu dikemukakan Gubernur HB Paliudju seusai melakukan rapat dengan jajaran Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Sulteng di ruang kerja Gubernur Paliudju kemarin (30/9).
Dalam pertemuan tersebut jajaran Muspida tidak membahas secara spesifik kemungkinan itu. ''Tapi aksi-aksi kekerasan di Taripa sepertinya memang ada hubungan dengan eksekusi Tibo,'' ujar Paliudju mensinyalir.
Dalam rapat Muspida plus yang dipimpin langsung Gubernur Paliudju mengeluarkan empat sikap sebagai bentuk respons terhadap aksi kekerasan terhadap aparat keamanan di Poso. Pertama, menyesalkan kejadian tersebut dan meminta aparat keamanan mengungkap otak pelaku sekaligus menindak secara tegas. Kedua penegakan supremasi hukum terhadap mereka yang diduga berada di belakang aksi ini. Ketiga meminta masyarakat tidak terprovokasi oleh kejadian yang dinilainya mulai mengarah ke aksi yang melibatkan massa secara masal. Terakhir peristiwa Taripa jangan dianggap sebagai aksi unjuk kekuatan oleh kelompok tertentu, sehingga memancing kelompok lain untuk menggelar kekuatan serupa.
Lebih jauh Paliudju menjelaskan beredernya SMS (short massage service) yang bernada provokatif diimbau agar masyarakat bisa menahan diri tidak merespon pesan-pesan di SMS. Dalam rapat Muspida plus yang berlangsung dua jam lebih itu, terungkap sejumlah isi SMS bernada provokatif. Misalnya, disebutkan ada orang kepalanya sudah terpenggal sehingga diminta waspada. ''Saya harapkan masyarakat tidak terpengaruh oleh SMS-SMS itu dan tetap tenang,'' ujarnya menyarankan.
Jajaran Pemda kata Paliudju langsung pro aktif merespon peristiwa Taripa, dengan membentuk tim yang kelak akan diturunkan ke masyarakat paling bawah. Kelak, tim ini akan turun ke setiap komunitas di wilayah Poso untuk melakukan pendekatan ke berbagai komponen masyarakat di sana.
Lebih jauh Paliudju menjelaskan kejadian ini tidak akan mengganggu jadwal kunjungan Presiden SBY ke Sulawesi Tengah seusai Idul Fitri nanti. ''Saya kira tidak sampai sejauh ini. Apalagi beliau yang berencana ke Sulteng dan sudah dijadwalkan jauh-jauh hari,'' tekan Paliudju yakin.
Dalam rapat Muspida plus Danrem 132 Tadulako diwakili Kasrem Alfred BR, sedangkan Kapolda diwakili Wakapolda Kombes I Nyoman Sindra serta Kajati Sulteng Hamzah Tadja SH.
Dari kalangan GKST mengutus dua wakilnya, Yuliana Taroh dan Arnold Nyaka. Hadir pula Kakanwil Depag Abdul Aziz Godal dan Ketua DPRD Sulteng Murad U Nasir dan sejumlah pejabat lainnya. (yar)

No comments: