Thursday, October 19, 2006

RS, Kamis, 19 Oktober 2006
Paliudju: Saya akan Penuhi Permintaan Almarhum

PALU - Gubernur HB Paliudju mengaku dirinya mempunyai hubungan emosional yang sangat dekat almarhum Pendeta Irianto Kongkoli. Baik melalui tatap muka langsung, hand phone atau yang paling sering lewat pesan pendek SMS (short massage service). Terakhir kata Paliudju, almarhum mengirimkan SMS berisi permintaan sesuatu yang harus dipenuhinya. SMS itu dikrim pada 15 Oktober 2006 sehari sebelum ia tewas ditembak di Jalan Monginsidi. Permintaan tersebut menurut Paliudju harus dipenuhinya sekalipun yang bersangkutan telah meninggal dunia. Apa itu? Isi SMS tersebut dibacakan Paliudju ketika melepas jenazah almarhum Pendeta Irianto Kongkoli di rumah duka Jalan Tanjung Manimbaya kemarin (18/10). Paliudju yang saat itu didampingi para Muspida terlihat sangat emosional mengenang masa-masa hidup almarhum yang dinilainya mempunyai kontribusi besar dalam upaya pemulihan perdamaian di Kabupaten Poso.
''Saya akan bacakan isi SMS almarhum,'' kata Paliudju sambil terisak. SMS yang dikirim pada 15 Oktober 2006 jam 18.16 bunyi aslinya sebagai berikut: Pak gub yang baik, selamat malam apakah saya dapat dibantu pak soalnya laptop yang saya pakai selama ini mengalami kerusakan parah dgn demikian sy menjadi sangat terganggu terutama dalam tugas2 pelayanan sy jika bpk tidak berkeberatan kiranya dapat membantu sy pak sy sekarang bermaksud membeli sebuah laptop yang baru untuk menggantinya atas kasihnya sy ucapkan terima kasih Tuhan memberkati (pdt Kongkoli Palu).
Ditemui terpisah, Paliudju mengemukakan permintaan Pendeta Kongkoli tersebut belum sempat dipenuhinya. Ketika SMS tersebut masuk ia baru tiba di Jakarta setelah perjalanan dari Palu dan tiba malam hari. Keesokan ia malah mendengar Pendeta Kongkoli telah tewas ditembak oleh orang tak dikenal. ''Saya langsung terbang kembali ke Palu sehingga belum sempat mencari laptop pesanannya,'' ujar Paliudju.
Paliudju mengaku, SMS tersebut sebenarnya bukan semata-mata karena posisinya sebagai gubernur, tetapi karena hubungan pertemanan. Sejak awal hubungan keduanya sudah terjalin baik ketika ia belum terpilih menjadi gubernur pada 2006 ini. ''Biasanya kami sering ber SMS menanyakan keadaan masing-masing. Tapi yang paling sering dibahas adalah soal Poso. Mungkin karena saya pernah menjadi gubernur sehingga kami menjadi akrab,'' kata Paliudju.
Terlebih ketika dirinya terpilih pada 2006 interaksi keduanya semakin intens. Pada pidato pelepasan, Gubernur Paliudju mengatakan Sulawesi Tengah telah kehilangan tokoh penganjur perdamaian. Pemerintah berharap kepergian almarhum tidak menyurutkan semangat untuk mewujudkan perdamaian di Kabupaten Poso. (yar)

No comments: