RS, Minggu, 8 Oktober 2006
Dua Warga Hilang Ditemukan, Disiksa Dulu Sebelum Dibunuh
POSO- Teka-teki hilangnya dua warga asal Masamba Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan Arham Badaruddin (40) dan Rendi Rahman alias Wandi (30) akhirnya terjawab. Kemarin pagi (7/10), keduanya ditemukan polisi dalam keadaan tak bernyawa di pegunungan Poleganyara (bukan di Desa Pongge'e), atau 5 Km dari lokasi ditemukannya mobil korban di hutan Masewwe) beberapa hari sebelumnya.
Setelah ditemukan pagi hari, sore harinya pukul 15.00 Wita, tim Labfor Mabes Polri dibantu tim Labfor Polda Sulteng dan tim Identifikasi Polres Poso, melakukan penggalian kuburan korban. Penggalian dilakukan dalam pengawalan yang sangat ketat. Sedikitnya dua ratus aparat TNI dan Brimob bersenjata lengkap menjaga lokasi penggalian.
Tak ketinggalan belasan anggota Densus 88 ikut mengamati lokasi. Penggalian kedua jenazah pedagang ikan segar tersebut, disaksikan langsung oleh Komandan Densus 88 Anti Teror Irjen Pol Goris Mere, Kapolda Sulteng Kombes Pol Badrodin Haiti, dan kedua keluarga korban.
Arham dan Wandi ditemukan dalam satu lubang yang kedalamannya mencapai 80 cm. Lokasi lubang itu di tengah padang ilalang di pegunungan Poleganyara. Kondisi kedua mayat dalam kondisi sangat mengenaskan. Nampak di sekujur tubuhnya dipenuhi dengan luka tusuk dan bacok. Kepala kedua korban juga penuh luka bacok dan hantaman benda tumpul. Dan kedua tangan masing-masing korban diikat dengan kawat. Keduanya di timbun dalam kondisi masih memakai pakaiannya.
Kuat dugaan, sebelum dibunuh, keduanya disiksa dengan sangat sadis. Setelah diangkat dari lubang tim gabungan Labfor langsung mengotopsi korban. Proses penggalian berjalan lancar. Tak ada aksi protes dari masyarakat. Bahkan suasana di Desa Poleganyara sendiri tampak lengang. Untuk sampai di Tempat Kejadian Perkara (TKP), rombongan Kapolda harus melewati persawahan warga, hutan, dan sungai, dengan kondisi jalan menanjk dan terjal.
Kapolda Sulteng Kombes Pol Badrodin Haiti kepada wartawan mengatakan kedua korban asal Masamba itu ditemukan berkat pengembangan penyidikan yang dilakukan polisi setelah memeriksa 11 orang yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka. "Ini hasil penyidikan terhadap para pelaku. Dan mereka juga yang menunjukan kuburannya", terang Badrodin.
Namun saat penggalian itu, polisi hanya membawa lima dari 11 orang tersangka untuk menunjukan lokasi di kuburnya Arham dan Wandi. Kelima tersangka yang digiring polisi untuk menunjukan lokasi kubur tersebut masing-masing, Romy Parosu, Darma, Jonathan Tamsil, Walsus Alpine, dan Arnofal.
Ditanya soal motif pembunuhan apakah ada kaitannya dengan eksekusi Tibo Cs , Kapolda sulteng ini menyebut tidak ada. Katanya, pembunuhan terhadap Arham dan Wandi bermotif kriminal murni. Karena cerita Badrodin, kejadian di picu oleh lajunya kendaraan korban saat melintas di kerumunan massa. "Mungkin massa marah, melihat kendaraan mereka melaju di tengah kerumunan massa,’’ paparnya.(Cr5)
Monday, October 09, 2006
Posted
@
10:08 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment