RS, Senin, 9 Oktober 2006
Pemuda Poso Tidak Terlibat Aksi Kekerasan
POSO- Ketua DPD KNPI Poso Drs Erawanto Timumun meyakini, bahwa pemuda Poso tidak mau lagi terjebak dan ikut andil dalam aksi-aksi kekerasan dan anarkisme yang masih saja terjadi di daerah pasca konflik itu. "Saya yakin, peristiwa kekekerasan yang terjadi akhir-akhir ini bukan karena pemuda Kab. Poso", terangnya kepada Radar Sulteng, saat berlangsungnya seminar sehari integritas pemuda dalam kebinekaan membangun Sintuwu Maroso, yang dilaksanakan Sabtu (7/10).
Erawanto mengatakan, saat ini pemuda Poso sudah sangat memahami lima butir poin deklarasi pemuda, yang di poklamirkan saat berlangsungnya apel akbar pemuda Poso bulan mei lalu. "Saya percaya, pemuda Poso sangat paham makna lima butir deklarasi pemuda yang telah mereka deklarasikan bersama. Dan saya juga tahu, pemuda Poso tidak mau terjebak pada fanatisme sempit yang berlebihan", papar putra Buol ini.
Dia juga menyebutkan, dari jumlah keseluruhan penduduk Kab. Poso saat ini, jumlah pemuda adalah yang terbesar, dengan prosentase 40 persen. Dari jumlah itu sebut Ketua KNPI ini, memang masih ada yang belum paham betul soal isi dan makna dari butir-butir deklarasi pemuda. Ini karena masih terbatasnya proses sosialisasi. Namun demikian, ia percaya lambat-laun semua elemen pemuda akan memahaminya.
Besarnya jumlah pemuda diakuinya sangat potensial untuk dijadikan aset pembangunan daerah. Karenanya kata Erawanto, dirinya sangat berharap kepada pemerintah daerah untuk memahami apa yang menjadi kehendak pemuda, dalam arah pembangunan daerah. Ia juga meminta, Pemda Poso untuk tidak melihat pemuda dari latar belakangnya. "Pemda jangan melihat dan menilai hitam putihnya pemuda", sarannya.
Dalam kesempatan itu, Ketua DPD KNPI Poso ini juga menerangkan soal seminar yang digelarnya tersebut. Katanya, seminar tersebut dilaksanakan atas kerja sama DPD KNPI Poso dengan Dirjen Kesbangpol Dep Dagri RI. Dari seminar tersebut, diharapkan pemuda Poso dapat meningkatkan pemahaman wawasan kebangsaan, dan menghilangkan fanatisme agama, golongan, suku, dan budaya yang berlebihan. Seminar tersebut dihadiri langsung oleh Direktur Penanganan Konflik Kesbangpol Depdagri RI, Letkol. Inf. Hadi Susanto. Dalam seminar tersebut, Hadi Susanto juga bertindak sebagai pemateri. (Cr5)
Tuesday, October 10, 2006
Posted
@
9:38 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment