RS, Senin, 9 Oktober 2006
Iin : Hukum Mati PelakuKapolda Melayat, Ribuan Warga Antar Jenazah
MASAMBA- Jenazah Arham Badaruddin (32) dan Wandi Usman (17), dua warga Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulsel yang tewas setelah menjadi korban penculikan dan penganiayaan di Poso, Sulawesi Tengah pascaeksekusi Tibo cs, dikuburkan pukul 10.00 Wita, kemarin (8/10). Ribuan pelayat ikut mengantar dua jenazah ke pemakaman.
Kapolda Sulsel Irjen Aryanto Boedihardjo, Kapolres Lutra Kapolwil Parepare, Kapolresta Palopo AKBP Arwin SE, Dandim 1403 Sawerigading Letkol Inf Hariyanta serta Bupati Lutra HM Luthfi A Mutty, ikut melayat ke rumah duka. Di hadapan para pejabat ini, istri korban, Iin Suyastri minta agar pelaku dihukum mati.
Jenazah Arham dikuburkan di pekuburan umum Kappuna. Sementara jenazah Wandi dikuburkan di pemakaman Palandan, Desa Palandan, Masamba.
Sejak pagi, rumah Arham dan Wandi disesaki pelayat. Aparat kepolisian dan Brimob terlihat berjaga-jaga di dua rumah duka itu. Malahan, sejak Minggu malam, aparat telah bersiaga di rumah duka.
Iin Suyatri, istri Arham, sangat terpukul atas kematian tragis suaminya. Ia sempat pingsan beberapa kali, setelah jenazah suaminya tiba di rumah duka, pukul 22.30 Wita, Sabtu malam lalu.
"Suamiku tidak bersalah dan punya musuh, tetapi mengapa dia menjadi korban? Saya kehilangan suami dan kepala rumah tangga untuk menghidupi dua anakku yang masih kecil-kecil," kata Iin, terisak.
Ia mengharapkan agar pelaku yang terlibat dalam penculikan dan pembantaian suaminya, diproses dan diganjar hukuman yang setimpal. Bahkan, katanya, para pelaku dihukum mati, seperti Tibo dkk, yang katanya eksekusinya telah menjadikan suaminya sebagai korban.
Sebelum dibawa ke rumah duka, jenazah dua korban yang dievakuasi tim gabungan TNI/Polri dari Poso, dibawa ke kamar mayat RSUD Andi Djemma, Masamba. Satu jam berselang, jenazah dua korban dibawa ke rumah duka dengan pengawalan ketat aparat kepolisian dan personel Brimob dari Kompi C Baebunta.
Jenazah dua korban saat dibawa ke rumah duka, sudah rusak berat dan sudah sulit dikenali karena telah membusuk. Jenazah Arham misalnya, ditemukan sejumlah luka-luka, seperti luka terbuka di leher, gigi atas dua buah tanggal, dan terdapat dua luka menganga di dada sebelah kiri.
Kondisi yang sama terhadap jenazah Wandi. Terdapat satu luka terbuka di kepala bagian belakang dan luka robek di perut kiri. Leher korban juga luka terbuka seperti bekas gorokan.
Kapolda Sulsel menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada sanak keluarga korban. Ketika melayat, Kapolda didampingi Kapolres Lutra, Kapolwil Parepare, dan Kapolresta Palopo di rumah korban, Minggu kemarin.
"Kami ikut berduka atas kejadian ini. Anggap musibah ini sebagai takdir Allah SWT yang harus diterima dengan lapang dada, sabar, dan ikhlas," kata Kapolda ketika melayat di rumah Arham.
Kepada keluarga korban, kerabat, dan teman-teman korban, Kapolda mengimbau agar menahan diri, tidak terprovokasi, dan menyerahkan penanganan kasus ini kepada aparat kepolisian. Karena katanya, sampai Minggu siang kemarin, 14 tersangka telah diamankan di Polda Sulteng.
"Sebanyak 14 tersangka telah diamankan. Sisanya masih dalam pengejaran dan pengembangan," katanya.
Bupati Lutra, HM Luthfi A Mutty juga meminta warga Masamba dan sekitarnya, tetap tenang dan menjaga keamanan daerah itu tetap kondusif.
Menurutnya, pemerintah daerah dan masyarakat Lutra secara luas, mengutuk pelaku pembunuhan sadis dua warga Masamba itu.
"Kita juga minta pelakunya ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku," kata Luthfi, saat melayat ke rumah Arham dan Wandi secara bergantian, Minggu pagi, kemarin. (cbd)
Tuesday, October 10, 2006
Posted
@
9:35 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment