Sunday, October 01, 2006

SUARA PEMBARUAN DAILY
Poso Diguncang Tiga Ledakan

[PALU] Tiga ledakan mengguncang Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu (30/9) dini hari. Ledakan pertama di Kompleks Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Jemaat Ekslesia, Kota Poso, sekitar pukul 01.30 Wita. Setengah jam kemudian bom meledak hampir bersamaan di dua titik, yakni pasar tradisional dan rumah warga yang kosong, di Kelurahan Sayo, Kecamatan Poso Kota.
Sehari sebelumnya, Jumat (29/9) petang, terjadi kerusuhan di Taripa, Kecamatan Pamona Timur, Kabupaten Poso.
Kepala Bidang Humas Polda Sulteng AKBP Moh Kilat yang dihubungi Pembaruan Sabtu (30/9) pagi, mengatakan, dari ketiga kasus bom itu tidak ada korban jiwa. "Bom itu hanya bom hampa dan meledak di pinggir jalan. Serpihan-serpihannya kalaupun ada hanya merusak rerumputan di sekitarnya," katanya.
Sementara itu, Jumat (29/9) sekitar pukul 22.00 Wita, warga bernama Metro Imba Tanpasagi ditemukan tewas di Desa Tambaro, Kecamatan Lage, Kota Poso. Korban tewas dengan luka parah di dada, diduga disabet parang. Jenazah korban di RSU Poso.
Sebelumnya, dua warga asal Sulawesi Selatan, yakni Arham Badaruddin (3) dan Wandi (17), hilang. Keduanya, sopir dan kenek mobil pengangkut ikan antarpulau di wilayah Sulawesi. Pada Selasa (26/9) seperti biasanya keduanya mengangkut ikan dengan mobil Suzuki Carry DN 84 CT dari Ampana, Kabupaten Tojo Una-una menuju Sulsel. Saat melintas di Taripa mobil tersebut terjatuh ke jurang dan baru ditemukan aparat pada keesokan harinya. Namun, Arham dan Wandi tidak ditemukan di lokasi kecelakaan.
Informasi ini berkembang luas di Poso, Tentena, dan Taripa. Pada Jumat petang, Kapolda Sulteng Kombes Pol Badroddin Haiti dengan menumpang helikopter mendatangi Desa Taripa untuk mengetahui kejadian yang menimpa Arham dan Wandi.
Pada saat mendarat di lapangan sepakbola Taripa, dia disambut massa dengan teriakan-teriakan. Kebetulan di lapangan tersebut berkumpul ratusan orang yang mengikuti acara Padungku (acara adat menyambut panen petani). Massa meminta semua polisi yang baru ditempatkan di Taripa agar keluar dengan alasan tidak dipercayai lagi. [128/120]
Last modified: 30/9/06

No comments: