Friday, October 06, 2006

SUARA PEMBARUAN DAILY
Umat Jangan Terprovokasi Sentimen Keagamaan

[JAKARTA] Seluruh komponen masyarakat dan umat beragama di Poso maupun di luar Poso diminta tidak terprovokasi dan terpancing isu menghasut, fitnah yang menyesatkan dengan tujuan mengganggu kerukunan umat beragama. Demikian dikatakan Wakil Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Weinata Sai- rin kepada Pembaruan di Jakarta, Kamis (5/10).
"Dengan iman yang teguh dan kecerdasan spiritual yang kuat di tengah bulan suci Ramadan, umat beragama akan mampu melawan isu dan fitnah keji yang beredar melalui pesan singkat telepon seluler. Saya percaya umat beragama di Poso dan di luar Poso mampu menampilkan kerukunan yang otentik dan solid," ujarnya.
Dikatakan, pemerintah harus lebih sungguh-sungguh mengerahkan segala kemampuan memberikan rasa aman dan jaminan keamanan bagi masyarakat Poso untuk dapat menjalankan ibadahnya secara baik. Seluruh otoritas penegak keamanan harus bekerja maksimal dalam rangka membuat rasa aman. "Jika masyarakat terlalu lama cemas dan terus merasa tidak aman akan membuat masyarakat kehilangan kepercayaannya ke aparat penegak hukum," ujarnya.
Secara terpisah Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Depag, KH Nazarudin Umar mengatakan, kemunculan gerakan dan kelompok Islam radikal dewasa ini sebagai akibat dari metode dakwah yang sporadis dan tidak komprehensif. Para juru dakwah atau dai diimbau senantiasa memberikan warna kesejukan dan mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa.
"Islam dipahami sangat kaku, sehingga seseorang atau kelompok yang dinilai tidak sejalan, adalah tidak Islam," katanya.
Repotnya, tambahnya, saat ini bermunculan sejumlah juru dakwah yang dalam mempelajari Islam menggunakan jalan pintas yakni sangat tekstual tanpa membekali diri dengan ilmu keislaman lain sehingga pemahaman yang dimiliki tidak menyelu-ruh. Dengan modal seperti itu, para dai tersebut ber- dakwah di tengah-tengah masyarakat.
Akibatnya, pesan yang disampaikan dalam dakwahnya terkesan tidak menyeluruh mewakili Islam yang sangat kompleks. "Dakwah seperti ini akan melahirkan umat hitam putih, yang hanya memahami Islam dalam dua sisi saja, yakni salah-benar, halal-haram dan surga-neraka. Padahal, Islam tidaklah sesempit itu. Islam bukan cuma halal dan haram saja, ada mubah, makruh, dan lain-lain," katanya.
Sementara itu, Rais Syuriah PBNU, KH Ma'ruf Amin mengatakan, gerakan pemikiran yang dikembangkan NU merupakan gerakan pemikiran yang dinamis dalam arti mengikuti perkembangan yang ada. "Kendati demikian, pemikiran yang dikembangkan tersebut tetap mengacu pada manhaj atau metode berfikir yang dikembangkan oleh empat mazhab yang diakui oleh NU," katanya.
Pada era 1990-an NU pernah mengalami konservatisme. Kalangan ulama NU hanya menerima manhaj secara "kouli" atau secara tekstual sehingga banyak persoalan keagamaan yang tak terjawab karena memang persoalan tersebut belum ada saat ulama pendiri mazhab hidup. "Persoalan-persoalan baru akhirnya bisa terjawab dengan menggunakan metode yang digunakan para ulama," katanya. [E-5]
Last modified: 6/10/06

No comments: