RS, Rabu, 11 Oktober 2006
Tersangka Penculikan Bakal Bertambah
PALU- Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Syamsir Siregar membantah adanya tuduhan bahwa oknum TNI terlibat dalam beberapa letupan yang terjadi di Poso sejak dua pekan terakhir.
"Tidak benar itu, tidak benar," tegasnya usai pertemuan tertutup dengan Gubernur Sulteng HB Paliudju, kemarin sore (10/10).
Syamsir Siregar juga menegaskan tidak ada pengalihan konflik dari konflik horizontal (antara masyarakat) ke konflik vertikal (masyarakat dan aparat keamanan) di Poso.
"Itu juga tidak benar, tidak ada pengalihan konflik seperti itu di Poso," tandasnya.
Syamsir menilai semua tuduhan terkait kasus Poso terlalu dibesar-besarkan. "Banyak sekali berita yang sampai ke tingkat pusat (Jakarta) yang tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi di Poso. Pers terlalu membesar-besarkan keadaan yang sebenarnya tidaklah demikian terjadi," katanya.
Ditanya seperti apa tindakan pers yang terlalu membesar-besarkan pemberitaan tentang Poso, Syamsir menyebutkan salah satu contoh yakni terjadi ledakan granat di Poso. Dikatakannya, tanpa menyelidiki secara seksama pers langsung membesar-besarkan beritanya di media sehingga menimbulkan kesan membahayakan.
"Padahal yang meledak itu adalah granat tua yang sudah karatan, yang usianya sudah bertahun-tahun tapi pers membesar-besarkannya," tekannya berulang-ulang.
Syamsir mengatakan, usai bertemu dengan Gubernur akan turun langsung ke Poso untuk melihat langsung situasi terakhir yang terjadi di sana. "Saya ingin mengecek sampai di mana aparat keamanan menangani masalah maupun situasi di Poso, baik oleh aparat TNI, Polri, aparat pemda maupun masyarakat," katanya.
Beberapa hal yang juga akan ditindaklanjuti segera, yakni bagaimana membangun hubungan komunikasi yang harmonis antara aparat keamanan dan masyarakat khususnya di Poso.
"Saya sudah berikan petunjuk pada aparat keamanan di sini agar dalam melaksanakan tugas jangan sampai bersitegang dengan masyarakat. Tapi aparat keamanan harus dapat membina hubungan yang baik dengan masyarakat, sehingga jika terjadi masalah-masalah yang hendak mengganggu situasi kamtibmas di Poso, masyarakat juga dengan mudah dan cepat melaporkannya pada aparat keamanan," tandasnya.
Sementara itu, Kapolda Sulteng Badrodin Haiti mengatakan, pihaknya masih terus mengusut keterlibatan 14 tersangka pelaku pembunuhan dua warga Masamba, Sulsel Arham Badaruddin dan Rendy Rahman aliasn Wandi di Desa Pongge, Taripa, Kecamatan Pamona Timur Poso pada 26 September lalu.
"Masih terus kita kembangkan kasusnya, dan masih ada beberapa tersangka pelaku yang kita cari," katanya. Ini berarti tersangka kasus penculikan dan pembunuhan akan bertambah lagi.
Ditegaskan pula bahwa dari 14 tersangka pelaku itu ada diantaranya yang terlibat dalam aksi pembakaran kantor Polsek Pamona Timur pada 29 September di Taripa. (yar)
Thursday, October 12, 2006
Posted
@
5:28 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment