Wednesday, October 18, 2006

SUARA PEMBARUAN DAILY
Penembak Pdt Kongkoli Masih Dikejar

[PALU] Situasi di Poso dan Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, Selasa (17/10) relatif aman. Penduduk beberapa kawasan di Poso, antara lain Kecamatan Lage, Pamona Utara, Pamona Selatan, Lore Utara, dan Lore Selatan, memasang bendera setengah tiang sebagai bentuk bela sungkawa atas meninggalnya Pendeta Irianto Kongkoli MTh, yang ditembak orang tak dikenal di Palu, Senin (16/10) pagi. Pelaku penembakan masih dilacak.
Pada Senin malam sempat terdengar bunyi ledakan yang diduga bersumber dari bom rakitan berdaya ledak rendah di sebuah rumah kosong di Jalan Pulau Nias, Kelurahan Kayamanya, Poso Kota.
Beberapa saat setelah ledakan itu terdengar bunyi tembakan secara beruntun di tempat yang sama.
Kapolres Poso AKBP Rudy Sufahriadi yang dikonfirmasi wartawan di Poso mengatakan, ledakan tersebut hanya bom hampa yang tidak menimbulkan kerusakan dan korban.
Sementara itu, jenasah Pdt Kongkoli sampai Selasa pagi masih disemayamkan di rumah duka Jalan Tanjung Manimbaya, Lorong Gereja, Palu. Direncanakan jenazah Kongkoli dimakamkan Kamis (19/10) siang di Taman Pekuburan Kristen Palu.
Masih Dilacak
Kendati upaya pengejaran sudah dilakukan polisi secara berlapis dengan dibantu oleh TNI, namun sampai Selasa pagi pelaku penembakan Kongkoli belum berhasil ditangkap. Kapolda Sulteng Brigjen Pol Badrodin Haiti yang dihubungi terpisah mengatakan, belum seorang pun yang bisa diidentifikasi sebagai tersangka pelaku penembakan Kongkoli.
Ketua Umum Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Pdt Rinaldy Damanik MSi mendesak Kapolda Sulteng untuk dapat menangkap secepatnya pelaku.
Dikemukakan, sampai saat ini sudah tiga tokoh GKST yang tewas ditembak dan pelakunya tidak diketahui sampai sekarang. Mereka adalah, Bendahara Umum GKST R Tadjoja yang diculik kemudian dibunuh dalam perjalanan pulang dari pelayanan di Poso Pesisir (2003), Pdt Susianti Tinulele STh yang tewas ditembak pada saat berkhotbah di atas mimbar GKST Jemaat Effata Palu (2003) dan Sekretaris Umum Majelis Sinode GKST Pusat Tentena, Pdt Irianto Kongkoli MSi, yang ditembak di toko bahan bangunan di Palu Senin pagi dan tewas di lokasi kejadian.
Dalam pengusutan penembakan Kongkoli, polisi sudah memeriksa enam saksi, seorang di antaranya Edje, sopir Kongkoli yang melihat langsung kejadian tersebut.
Hasil penyelidikan sementara menyebutkan, pelaku penembakan dua orang yang mengendarai sepeda motor dan menggunakan topeng. Saat itu, Edje hendak mengejar pelaku, namun karena melihat kondisi Kongkoli ia memilih menolong korban untuk dilarikan ke rumah sakit.
Prihatin
Pimpinan HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) menyatakan keprihatinan yang mendalam atas pembunuhan Pdt Irianto Kongkoli. Pimpinan HKBP meminta pemerintah mengusut tuntas peristiwa itu dan menghukum pelaku.
"Kami mendesak aparat keamanan untuk menangkap pelaku dan otak pembunuhan ini," kata Pimpinan HKBP melalui siaran persnya yang ditandatangani Ephorus HKBP Pdt Dr Bonar Napitupulu.
Para pimpinan agama tingkat nasional juga menyesalkan penembakan yang menewaskan Pdt Irianto Kongkoli. Peristiwa ini mengindikasikan bahwa pemerintah belum mampu melindungi warga negaranya.
Hal itu mengemuka pada buka puasa bersama pimpinan agama yang dilaksanakan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Multi Culture Society di Jakarta, Senin sore. Hadir dalam acara itu Ketua Umum PGI Pdt Dr Andreas Yewangoe, Sekum PGI Pdt Dr Richard Daulay, Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia Ichwan Sam, Rm Benny Susetyo Pr dari Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Departemen Agama Zainuddin Daulay, dan Ketua Multi Culture Society Lieus Sungkharisma. [128/151/144]
Last modified: 17/10/06

No comments: